Seiring berjalannya waktu setelah pengumuman hasil pemilihan OSIS yang baru, suasana di sekolah mulai berubah. Ada semangat baru di kalangan siswa, terutama di antara para pengurus OSIS yang baru saja terpilih. Namun, perubahan posisi ketua OSIS dari Leony ke Kevin juga membawa perubahan dalam dinamika sekolah.
Pagi itu, Leony dan Erlin tiba di sekolah bersama. Mereka naik motor seperti biasa, dan Leony memarkir motornya di tempat parkir yang sedikit jauh dari gerbang sekolah. Begitu mereka turun, beberapa siswa yang lewat menyapa Leony dengan senyum dan ucapan selamat pagi. Leony, seperti biasa, membalas dengan senyuman dan anggukan ramah.
Di sisi lain, Erlin merasa sedikit canggung melihat bagaimana semua orang masih melihat Leony sebagai ketua OSIS, meskipun jabatan itu sudah diserahkan ke Kevin.
“Kayaknya mereka belum sepenuhnya move on dari kamu, Kak,” Erlin berbisik sambil tersenyum kecil.
Leony tertawa kecil. “Ya, mungkin butuh waktu. Lagipula, aku masih di sini, kan? Jadi mereka mungkin belum terlalu terbiasa sama Kevin.”
Saat mereka berjalan menuju kelas, mereka melihat Kevin di depan aula utama bersama beberapa anggota OSIS baru. Kevin tampak berbicara serius dengan anggota lain, sesekali mencatat sesuatu di buku catatannya. Dia terlihat bersemangat, namun jelas bahwa dia masih beradaptasi dengan perannya yang baru.
“Aku pikir Kevin akan baik-baik saja,” kata Leony dengan nada penuh keyakinan. “Dia punya semangat dan dia mau belajar. Itu hal yang penting.”
Erlin mengangguk. “Iya, Kak. Tapi menurutku, mungkin lebih baik kalau kamu tetap ada di sekitar mereka untuk bantu kalau-kalau mereka butuh saran.”
Leony tersenyum. “Pasti, Dek. Aku akan selalu ada buat mereka kalau mereka butuh. Tapi aku juga harus kasih mereka ruang buat belajar dan berkembang sendiri.”
Di dalam kelas, suasana terasa sedikit berbeda. Beberapa teman sekelas mereka mulai berdiskusi tentang rencana-rencana baru OSIS di bawah kepemimpinan Kevin. Beberapa siswa tampak antusias, sementara yang lain masih ragu-ragu dengan perubahan ini.
“Gue denger mereka mau adain acara musik bulan depan,” kata Dito kepada Maya saat mereka duduk di belakang Leony dan Erlin.
“Iya, sih. Tapi entah kenapa gue masih lebih percaya sama Leony. Gue khawatir Kevin belum cukup pengalaman buat ngatur acara sebesar itu,” jawab Maya dengan nada skeptis.
Leony mendengar percakapan itu dan memutar tubuhnya sedikit ke belakang. “Jangan khawatir, guys. Kevin bakal ngelakuin yang terbaik. Kita semua kan dulu juga nggak berpengalaman sebelum mulai. Yang penting, kita support mereka.”
Maya dan Dito mengangguk, meskipun masih ada sedikit keraguan di mata mereka.
Jam istirahat, Leony dan Erlin duduk di bangku taman sekolah bersama teman-teman lainnya. Kevin dan beberapa anggota OSIS baru datang mendekat untuk meminta saran dari Leony tentang acara musik yang mereka rencanakan.
“Kak, kami butuh bantuan kalian nih,” kata Kevin dengan sedikit gugup. “Kami mau adain acara musik bulan depan, tapi kayaknya kami masih butuh banyak masukan soal bagaimana ngatur semuanya.”
Leony tersenyum lembut dan mengangguk. “Tentu, Kevin. Gue bakal bantu sebisa mungkin. Pertama, kalian harus mulai dengan nentuin tema acaranya dulu. Terus, tentuin budget dan pastikan semuanya udah ada rencana cadangan kalau-kalau ada masalah.”
Kevin mengangguk sambil mencatat di buku catatannya. “Oke, terima kasih, Kak. Ini sangat membantu.”
Erlin memperhatikan bagaimana Leony dengan bijak memberi saran tanpa terlihat mendominasi. Dia merasa bangga melihat bagaimana Leony tetap mendukung meskipun dia sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua OSIS.
***
Hari-hari berikutnya, dinamika di sekolah terus berubah. Beberapa siswa masih beradaptasi dengan kepengurusan baru, tetapi perlahan mereka mulai menerima dan mendukung Kevin dan timnya. Dengan bantuan dari Leony dan para pengurus OSIS lama, Kevin semakin percaya diri dan mulai mengambil alih peran kepemimpinan dengan lebih baik.
Leony merasa lega melihat perubahan positif ini. Meskipun ada beberapa tantangan, dia yakin bahwa OSIS akan terus maju dan berkembang dengan kepemimpinan yang baru. Dan meskipun dia tidak lagi memegang jabatan resmi, dia tahu bahwa dia masih memiliki peran penting dalam mendukung dan membantu teman-temannya, serta menjaga semangat kebersamaan di sekolah.
Di sisi lain, Erlin juga merasa lebih nyaman dengan perubahan ini. Dia melihat bagaimana Leony menjadi mentor bagi Kevin dan pengurus OSIS baru lainnya, dan dia tahu bahwa meskipun Leony tidak lagi menjadi ketua, pengaruhnya masih sangat kuat.
Perubahan dinamika ini tidak hanya mempengaruhi OSIS, tetapi juga seluruh sekolah. Semangat baru mulai terbentuk, dengan harapan dan ekspektasi yang tinggi untuk masa depan. Dan di tengah semua perubahan ini, Leony dan Erlin tahu bahwa mereka akan terus bersama, mendukung satu sama lain, dan menghadapi apa pun yang datang dengan kepala tegak dan hati yang kuat.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...