Hari itu, sepulang kuliah, Leony berjalan lambat menuju kosnya. Beberapa buku tebal terselip di tas ranselnya, terasa begitu berat. Meskipun lelah, wajahnya tetap tersenyum saat menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan dari Erlin, “Jangan lupa makan dulu sebelum belajar lagi, Kak. Aku juga baru selesai belajar tadi.”
Leony menghela napas panjang, membuka pintu kamar kosnya yang sederhana namun nyaman. Di dalam, hanya ada meja belajar yang dipenuhi buku-buku kedokteran, tempat tidur kecil, dan lemari. Tapi, itu sudah lebih dari cukup untuknya. Ia segera membalas pesan Erlin dengan lembut, “Aku mau makan dulu kok. Kamu sendiri, jangan terlalu maksain diri buat terus-terusan belajar ya. Nanti kamu malah pusing.”
Erlin yang sedang berada di kamarnya, tersenyum melihat balasan Leony. Dia duduk di meja belajarnya, deretan buku pelajaran kelas 11 tersebar di depannya. Malam itu, Erlin memang sedang berjuang mempelajari fisika yang cukup menantang baginya, tapi pesan dari Leony membuatnya lebih bersemangat. Dia mengetik cepat, “Iya, Kak. Tadi aku sempat stuck pas bagian gaya gesek, tapi akhirnya paham juga setelah baca-baca ulang.”
Leony merasa lega mendengar kabar itu. Meskipun dia tahu jarak fisik mereka kini lebih jauh, perhatian kecil seperti ini membuat mereka tetap terhubung. Setelah makan malam yang sederhana, Leony kembali ke meja belajarnya. Di kepalanya, meski dia sedang tenggelam dalam materi anatomi tubuh manusia, dia selalu mengingat Erlin yang kini juga tengah berjuang di tahun kedua SMA.
***
Keesokan harinya, setelah selesai kuliah, Leony memutuskan untuk menelepon Erlin. Mereka berbicara lama tentang kegiatan hari itu, tentang bagaimana Erlin membantu teman-temannya mengerjakan tugas kelompok, hingga soal kelas olahraga yang dijalani Erlin.
“Kak, aku tadi main basket di sekolah,” cerita Erlin antusias. "Lawan kami kuat, tapi kita menang tipis. Aku senang banget.”
Leony tertawa kecil. “Hebat, kamu. Jangan lupa latihan terus ya biar makin jago.”
“Btw, Kak,” lanjut Erlin, “Aku pengen tanya soal cara belajar efektif, dong. Rasanya, makin banyak tugas dan pelajaran yang susah dipahami.”
Leony memanfaatkan kesempatan itu untuk membantu adiknya yang ia sayangi. “Coba kamu buat jadwal belajar yang rutin. Jangan belajar semuanya dalam sehari, tapi bagi-bagi materi biar nggak terlalu berat. Misalnya, habis pulang sekolah, istirahat dulu. Baru setelah itu belajar dua jam untuk satu materi, terus selingin dengan istirahat.”
Erlin mendengarkan dengan serius. “Oh, gitu ya? Makasih, Kak! Nanti aku coba buat jadwal belajar kayak gitu.”
Mereka terus berbicara, saling mendukung. Di saat Leony merasa kelelahan dengan kuliah kedokterannya, Erlin selalu siap mendengarkan keluh kesahnya. Dan ketika Erlin merasa tertekan dengan ujian-ujian di SMA, Leony ada di sana, memberikan saran dan dorongan agar adiknya bisa menghadapi semuanya dengan lebih baik.
“Kadang aku merasa lelah, Dek,” ungkap Leony suatu malam. "Beban kuliah ini besar banget. Tapi, aku juga tahu kalau ini yang aku inginkan. Jadi aku harus tetap jalan."
Erlin memahami perasaan itu, meski dia belum sepenuhnya bisa merasakan beban kuliah seperti Leony. “Nggak apa-apa, Kak. Kamu boleh merasa lelah. Yang penting, jangan lupa istirahat. Aku yakin Kakak pasti bisa.”
Leony tersenyum. “Makasih ya, Sayang. Kadang aku cuma butuh diingatkan kalau aku nggak sendirian.”
Begitulah keseharian mereka. Meskipun tantangan terus berdatangan, Leony dan Erlin tetap saling mendukung satu sama lain, menjadi sandaran di saat-saat sulit. Leony selalu memastikan Erlin tahu bahwa dia bisa mengandalkan kakaknya, dan Erlin, dengan caranya sendiri, menjadi pelipur lara bagi Leony saat dunia perkuliahan terasa terlalu berat.
Mereka mungkin berbeda usia, tetapi kedewasaan mereka dalam mendukung satu sama lain membuat hubungan itu semakin kuat dan tak tergoyahkan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...