Beberapa hari setelah perayaan anniversary mereka yang indah, Leony dan Erlin kembali menjalani rutinitas sekolah seperti biasa. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Gosip mulai beredar di kalangan siswa tentang hubungan mereka, terutama setelah beberapa orang melihat mereka di mall dan hotel pada malam perayaan anniversary mereka.
Di lorong sekolah, suara bisikan dan tatapan tajam terasa semakin sering. Leony, yang biasanya tidak peduli dengan gosip, kali ini merasa tidak nyaman. Sementara itu, Erlin juga merasakan hal yang sama, terutama ketika beberapa teman sekelasnya mulai berbisik-bisik setiap kali dia lewat.
"Kamu dengar yang mereka bicarakan?" tanya Erlin kepada Leony saat mereka berjalan ke kantin bersama. "Rasanya semua orang tahu tentang kita dan… malam itu."
Leony menghela napas dalam-dalam. "Iya, aku dengar. Tapi aku nggak peduli dengan apa yang mereka pikirkan. Yang penting kita tahu apa yang kita rasakan satu sama lain."
Namun, situasi semakin sulit ketika mereka duduk di kantin. Beberapa siswa mulai menatap mereka dengan pandangan menghakimi. Dito mendekati mereka dengan wajah serius.
"Leony, Erlin," kata Dito pelan, namun cukup tegas untuk didengar. "Kalian tahu kan kalau banyak gosip yang beredar? Ini bisa jadi masalah besar, apalagi buat kalian yang sekarang ada di tahun-tahun penting di sekolah."
Leony mencoba tetap tenang. "Iya iya, kita tahu. Tapi kita juga nggak bisa mengontrol apa yang orang lain bicarakan. Kita cuma bisa fokus pada diri kita sendiri dan hubungan kita."
Maya ikut mendekat dan mencoba memberikan dukungan. "Gue tahu ini pasti sulit, tapi kalian harus kuat. Banyak orang yang iri atau nggak paham tentang hubungan kalian, jadi mereka memilih untuk bergosip. Tapi yang penting kalian tetap satu sama lain."
Erlin mengangguk, merasa sedikit lebih tenang mendengar dukungan dari Maya. "Thanks, May, Dit. Kita akan berusaha."
Meski mendapat dukungan dari beberapa teman, gosip tentang mereka tetap saja semakin menyebar. Beberapa siswa bahkan mulai menyebarkan cerita yang berlebihan tentang malam mereka di hotel, membuat situasi semakin tidak nyaman.
***
Keesokan harinya, situasi semakin memburuk ketika seorang guru menegur mereka di depan kelas tentang "rumor yang tidak pantas" beredar di sekolah.
"Leony, Erlin," ujar guru itu dengan suara tegas. "Saya berharap kalian bisa menjaga perilaku dan nama baik sekolah. Apapun yang kalian lakukan di luar, itu urusan kalian, tapi ingat bahwa tindakan kalian bisa mempengaruhi banyak orang."
Leony dan Erlin hanya bisa diam dan menahan rasa malu yang menghampiri mereka. Setelah kelas selesai, Leony mengajak Erlin untuk berbicara di tempat yang lebih sepi.
"Ini nggak bisa terus begini," ujar Leony dengan nada serius. "Kita harus hadapi ini bersama, Dek. Aku nggak mau ini menghancurkan kita."
Erlin mengangguk, matanya masih memerah karena rasa marah dan sedih. "Iya, Kak. Aku setuju. Kita harus kuat dan tetap bersama, apapun yang terjadi."
Mereka saling menggenggam tangan, saling memberikan dukungan di tengah badai gosip yang sedang melanda. Mereka tahu, ini adalah ujian besar bagi hubungan mereka, dan hanya dengan kebersamaan mereka bisa menghadapinya.
Di tengah segala gosip dan tatapan menghakimi, Leony dan Erlin memutuskan untuk tetap teguh. Mereka tidak akan membiarkan orang lain mempengaruhi cinta mereka. Tantangan ini mungkin berat, tetapi mereka percaya bahwa mereka bisa melewatinya bersama-sama.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanficDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...