Keesokan harinya, suasana sekolah dipenuhi dengan rasa antusias dan tegang. Semua siswa berkumpul di aula utama untuk mendengarkan pengumuman hasil pemilihan kepengurusan OSIS yang baru. Dari jauh, bisa terlihat beberapa kandidat yang tampak gelisah, sambil berbisik-bisik dengan teman-teman dekat mereka. Leony, yang masih menjabat sebagai ketua OSIS, berdiri di panggung bersama dengan Maya, Dito, dan panitia pemilihan lainnya.
Erlin berada di antara kerumunan siswa, berdiri bersama Aira dan Rina. Dia melihat ke arah panggung, mencoba menangkap sekilas wajah Leony di tengah hiruk pikuk suara siswa yang memenuhi aula.
"Gue penasaran banget siapa yang bakal jadi ketua OSIS baru," bisik Aira dengan nada bersemangat.
"Semoga saja yang terpilih nanti bisa melanjutkan program-program yang bagus dari kepengurusan sekarang," tambah Rina.
Erlin tersenyum, meski dalam hati dia juga merasa sedikit gugup. Dia tahu bahwa kepengurusan Leony telah melakukan banyak hal baik untuk sekolah, dan dia berharap pemimpin yang baru bisa melanjutkan semangat itu.
Di atas panggung, Leony mengambil mikrofon dan memulai sambutannya. "Selamat pagi semuanya! Terima kasih sudah datang di acara pengumuman hasil pemilihan kepengurusan OSIS yang baru. Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan siswa yang sudah berpartisipasi aktif dalam proses ini. Tanpa kalian, acara ini tidak akan bisa berjalan dengan lancar."
Sorak-sorai dan tepuk tangan memenuhi aula sebagai tanda apresiasi bagi panitia dan para kandidat.
“Baiklah, tanpa berlama-lama lagi, kita akan langsung masuk ke pengumuman hasil pemilihan. Saya serahkan kepada Dito untuk membacakan hasilnya,” lanjut Leony sambil menyerahkan mikrofon ke Dito.
Dito mengambil mikrofon dengan senyuman lebar. “Oke, teman-teman! Ini dia saat-saat yang kita tunggu-tunggu. Hasil pemilihan ini sudah melalui proses penghitungan yang transparan dan akurat. Dan inilah hasilnya!”
Seluruh aula menjadi sunyi. Ketegangan memenuhi udara saat semua mata tertuju pada Dito, yang membuka amplop berisi hasil pemilihan.
“Untuk posisi Ketua OSIS yang baru...,” Dito berhenti sejenak, membangun ketegangan, “adalah... Kevin dari kelas 11 IPA!”
Sorak-sorai dan tepuk tangan riuh menggema di aula. Kevin, yang berdiri di tengah kerumunan, terlihat sangat terkejut dan bahagia. Teman-temannya langsung mengerubunginya, memberi selamat dan menepuk-nepuk punggungnya.
“Selamat, Vin!” teriak seorang teman dari kejauhan.
Leony tersenyum lebar dan ikut bertepuk tangan, meskipun ada sedikit rasa haru dalam hatinya. Sebagai ketua OSIS yang lama, dia merasa bangga dengan apa yang telah dicapainya bersama timnya, namun dia juga sadar bahwa inilah saatnya bagi orang lain untuk mengambil alih dan membawa OSIS ke arah yang baru.
Dito melanjutkan dengan mengumumkan posisi-posisi lainnya. “Untuk posisi Wakil Ketua OSIS, terpilihlah... Indah dari kelas 10 IPS!”
Indah terlihat terkejut, tetapi senyuman lebar segera menghiasi wajahnya saat dia naik ke panggung untuk menerima selamat dari Leony dan panitia lainnya.
Erlin melihat Leony tersenyum kepada para kandidat baru yang terpilih. Meskipun dia tahu Leony akan merindukan peran kepemimpinannya, dia juga tahu bahwa Leony adalah orang yang kuat dan selalu mendukung siapa pun yang mengambil alih tugas berat tersebut.
Setelah semua posisi diumumkan dan sorak-sorai sedikit mereda, Leony mengambil kembali mikrofon. "Selamat kepada semua yang terpilih! Saya yakin kalian semua akan melakukan yang terbaik untuk sekolah ini. Saya sangat bangga dengan kalian, dan saya yakin seluruh siswa di sini juga merasa hal yang sama."
Dia berhenti sejenak, menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Sebagai mantan ketua OSIS, saya akan selalu mendukung kalian semua. Dan kepada para siswa, mari kita terus berpartisipasi aktif dan mendukung kepengurusan yang baru ini."
Erlin merasa tersentuh mendengar kata-kata Leony. Dia tahu betapa Leony sangat mencintai perannya sebagai ketua OSIS, dan betapa beratnya baginya untuk melepaskan jabatan itu. Tapi dia juga tahu bahwa Leony selalu ingin yang terbaik untuk sekolah dan teman-temannya.
Saat acara mendekati akhir, Leony turun dari panggung dan berjalan menuju Erlin. Wajahnya tampak lega, tetapi juga penuh emosi. "Gimana menurut kamu?" tanyanya kepada Erlin sambil tersenyum kecil.
“Banggaku sama kamu, Kak. Kamu udah melakukan banyak hal luar biasa buat sekolah ini,” jawab Erlin dengan tulus.
Leony mengangguk dan merangkul Erlin erat. “Terima kasih, Dek. Kamu selalu ada buat aku, dan itu berarti banyak.”
Mereka berdua saling bertatapan, dan meskipun suasana aula masih ramai dengan kegembiraan, di antara mereka ada momen tenang dan penuh makna. Mereka tahu bahwa ini adalah awal dari babak baru, tidak hanya bagi sekolah, tetapi juga bagi mereka berdua.
Acara ditutup dengan tepuk tangan dan semangat yang masih menggebu-gebu. Semua orang perlahan-lahan meninggalkan aula, membawa harapan dan antusiasme untuk masa depan OSIS yang baru, sementara Leony dan Erlin saling menggenggam tangan, siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang bersama-sama.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...