Ternyata dugaan Vania tentang mengapa tuan dan nyonya memanggil salah. Bukan mengusir, tetapi melakukan pernikahan!
Siapa yang tidak terkejut dengan keinginan yang merupakan sebuah perintah tersebut? Tentu saja Vania seketika merasa syok hingga saat ini-setelah beberapa saat tuan Afgan menyampaikan maksudnya.
Vania menatap Edgar dengan ekspresi yang dipenuhi tanda tanya.
Meminta penjelasan dari lelaki itu, tapi sepertinya percuma, karena Edgar pun menginginkan pernikahan konyol mereka.
"Tapi, Tuan, sebenarnya saya itu gak-"
“Vania, kamu ingat kan dengan apa yang aku katakan kemarin? Aku pasti gak akan lari dari tanggung jawab kok, dan aku pastikan pernikahan ini tidak terdengar sampai pada keluarga kamu di kampung." Edgar langsung menyela Vania ketika gadis itu hendak mengatakan kondisinya yang sesungguhnya kalau dia tidak hamil.
Edgar telah memfitnahnya dan mungkin dia sampai rela membayar seorang dokter hanya untuk mendukung kebohongannya.
Kalau tidak, kenapa juga dokter yang memeriksa perutnya mengatakan bahwa dirinya hamil sedangkan Vania masih sangat yakin kalau kesuciannya masih benar-benar utuh.
Mendengar kata kampung halaman membuat Vania seketika menjadi kicep.
Perkataan Edgar saat di mobil beberapa waktu lalu berputar-putar dengan begitu jelas.
Vania takut jika lelaki itu tidak hanya menggertak, melainkan akan sungguh mewujudkan ancamannya.
"Iya, Vania, sebagai orang tuanya aku minta maaf karena kesalahan dan sikap kurang ajar Edgar padamu. Aku bahkan tak sadar meninju putraku sendiri karena terbawa emosi. Aku sebenarnya malu dengan kelakuannya itu.” Tuan Afgan menunduk penuh sesal. Lalu menghela napas cukup berat.
"Tapi nasi sudah jadi bubur. Mau menyesal bagaimana pun akan percuma. Yang harus aku dan dia lakukan saat ini ya cuma bertanggung jawab," tambah Afgan membuat Naomi yang masih terbaring lemah di atas ranjangnya hanya mengepalkan tangannya akibat menahan gejolak amarah yang menyerang.
"Sebaiknya kita lakukan pernikahan secepatnya," ucap Afgan yang diangguki setuju oleh Edgar.
"Betul. Sebelum perutnya semakin membesar," cetus Edgar membuat Vania terbeliak dan sontak melemparkan tatapan tak habis pikir.
'Perut membesar bagaimana? Sampai kapanpun perutku tidak akan membesar!!’
Tentu saja gerutuan Vania hanya tersimpan dalam hati.
Mungkin jika tidak ada tuan dan nyonya dia akan mengatakan secara langsung.
Berhadapan dengan lelaki tak waras itu tidak akan membuatnya merasa takut.
"lya. Kamu tidak perlu cemas lagi kalau anakmu akan terlahir tanpa ayah. Karena aku tidak mungkin akan membiarkan Edgar kabur begitu saja. Dia harus tanggung jawab atas perbuatannya. Sekarang pergilah dan istirahat. Jangan terlalu stres demi bayimu.” Tuan Afgan bicara panjang sekali dengan penuh perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...