Kabar kehamilan Vania seketika menjadi topik utama di rumah besar nyonya Naomi.
Semenjak kepergian Vania, Edgar beserta mamanya, kondisi rumah itu menjadi sangat heboh.
Para pekerja di rumah itu mempertanyakan kebenaran perihal kabar yang mereka dengar sendiri dari perdebatan majikannya tadi.
Ada yang langsung percaya, ada juga yang masih tidak percaya karena melihat akhlak Vania yang baik selama bekerja bersama mereka.
"Masa kamu gak percaya sih. Kabar itu kan keluar dari mulut tuan Edgar sendiri. Lagian ya... udah aku bilang, jangan lihat dari penampilannya yang alim. Siapa tau cuma topeng untuk nutupin keburukannya," ucap Dini, salah satu pelayan di rumah itu.
"Ya bukan gitu, aku gak percaya aja. Masa Vania yang salihah, menjaga auratnya kemana-mana bisa sampai hamil di luar nikah?" Rina-lawan bicara Dini.
Saat ini kedua wanita yang hampir menginjak usia kepala tiga itu.
tengah bicara di halaman belakang sambil menjemur pakaian-pakaian yang baru saja dicuci.
Wanita bernama Dini itu langsung mencebik. "Ih, kamu gak tau aja ya. Di kampungku banyak yang penampilan luarnya kayak si Vania itu, tapi ya gitu hamil juga di luar nikah. Tahu-tahu perutnya udah gede aja," ujar Dini mencibir.
Melihat Ita-kepala pelayan yang berjalan ke arah mereka, Rina dan Dini langsung diam dan meneruskan kembali aktivitas yang belum rampung
Kini Ita sudah berdiri di hadapan bawahannya.
Wanita paruh baya itu memasang wajah serius ketika bertatapan dengan Rina dan Dini.
"Aku mau menghimbau sama kalian. Selama berita tentang Vania belum jelas kebenarannya, jangan sampai ada yang membicarakannya. Atau, kalian akan tanggung sendiri resikonya. Itu pesan dari nyonya Naomi," tutur Ita dengan tegas.
Baik Rina maupun Dini, keduanya sontak mengangguk patuh.
Tidak berani sama sekali menyela dan melawan titah dari kepala pelayan jika wanita itu sudah dalam mode serius dan berwajah garang.
Usai itu, Ita berlalu pergi untuk menyampaikan pesan dari nyonya Naomi pada pelayan-pelayan yang lain.
Sementara itu di tempat lain, Vania dan yang lainnya telah tiba di rumah sakit.
Vania sendiri sama sekali tidak merasa gugup atau takut, sebab dia sama sekali tidak pernah melakukan zina-apalagi dengan tuan majikannya sendiri.
Pun begitu dengan pihak Edgar. Lelaki itu tampak berjalan dengan tegap nan gagah seperti biasa.
Keyakinan pun tampak jelas di wajah dan gerak-geriknya.
Membuat mama Naomi dilanda kebingungan.
Bingung dengan siapa dia akan percaya, karena tampang Vania dan Edgar sama-sama meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...