57. Menarik Sudut Bibirnya

1.2K 42 2
                                    

Vania terdiam mendengar ucapan Edgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vania terdiam mendengar ucapan Edgar. Belum sempat dia membuka suara, Edgar lebih dulu mengatakan sesuatu.

"Pamanmu sudah pulang, lalu kapan kita akan pergi ke kampung?"

Sontak saja Vania kelabakan akibat pertanyaan tersebut.

Dia akan pergi ke kampung, tetapi tidak dengan Edgar.

Dia harus pergi sendiri sekalian bicara pada Fardan nanti.

Gadis itu merasa harus menjelaskan secara langsung pada calon tunangannya bahwa hubungan mereka tidak bisa dilanjutkan.

"Aku rasa gak baik terlalu lama menyembunyikan pernikahan kita dari keluargamu. Itu bisa menimbulkan fitnah yang lebih besar, bukan." Edgar kembali bicara.

Lelaki itu menatap lekat sang istri, tak sabar menunggu jawabannya.

Sementara itu, Vania masih termangu di tempatnya.

Yang Edgar katakan memang benar, tetapi bagaimana cara memberitahukan pernikahan mereka pada paman dan bibi.

Mereka jelas syok mendengar kabar tersebut, lalu bagaimana caranya menghadapi keluarga Fardan.

Vania yakin jika pernikahannya ini membuat sang paman sangat malu.

"Aku butuh waktu, Mas, lagi pula Mas sendiri sudah janji untuk menyembunyikan pernikahan kita dari keluargaku."

"Iya, tapi terlalu lama menyimpan rahasia itu gak baik. Serapat apapun kita menjaganya, cepat atau lambat pasti akan terungkap. Lebih baik kita ungkap sebelum mereka tahu sendiri dari orang lain," balas Edgar memberi saran.

Vania terdiam menimbang saran tersebut.

"Selain itu, aku juga punya solusi untuk kehamilan kamu." Perkataan Edgar kali ini membuat Vania merasa tertarik.

Gadis itu langsung menatap Edgar dan memintanya segera menjelaskan solusi apa yang lelaki itu siapkan.

"Apa itu, Mas?"

"Kalau sudah waktunya akan aku beritahu. Yang penting untuk saat ini kamu tetap lah bersikap selayaknya wanita hamil," titah Edgar yang diangguki oleh Vania.

Vania mulai merasa mengantuk, karena Edgar terbangun dan langsung menginterogasinya layaknya seorang detektif, Vania jadi lupa dengan niatnya membalas pesan sang paman

Gadis itu pun memutuskan untuk berbaring hendak tidur.

Semua pergerakan Vania tak lepas dari perhatian Edgar.

Bahkan sampai gadis itu berbaring miring membelakanginya, Edgar tak henti memperhatikan.

Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam hatinya. Dia pun langsung menanyakannya.

"Apakah kamu gak ingin melihat kondisi Denis?" tanya Edgar membuat kedua mata Vania kembali terbuka.

"Tentu ingin, tapi kapan-kapan saja," jawab gadis itu.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang