37. Bantu Pengobatan Raka

1.2K 47 4
                                    

"Kamu jangan pikirin perkataan Naomi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu jangan pikirin perkataan Naomi ya. Dia itu cuma belum bisa terima aja karena keinginannya yang gak bisa tercapai. Seiring berjalannya waktu, Nenek yakin kok kalau sikap Naomi akan berubah. Nenek tahu bagaimana dia. Sebenarnya dia sosok yang penyayang." Nenek mengusap pipi lembut Vania berulang kali, menyuntikkan kata-kata semangat supaya gadis itu tidak terbawa stres.

Pagi ini, usai sarapan selesai, nenek menghampiri Vania yang sedang mencuci piring. Nenek menarik Vania untuk duduk dan bicara.

Wanita renta itu rupanya datang untuk menenangkan hati Vania yang kacau akibat sikap Naomi berapa saat lalu.

Ditenangkan begitu tentu saja membuat Vania terpaksa memamerkan senyuman seakan perasaannya baik-baik saja di depan nenek.

"Makasih ya, Nek," ujar Vania merasa tersentuh.

Bagaimana tidak, di rumah ini hanya nenek dan Afgan-ayah mertua-lah yang baik terhadapnya.

Hanya dua orang itu lah yang membuat pikiran Vania tenang.

"Nenek sangat bersyukur, Vania, karena kamu jadi bagian keluarga ini sesuai dengan harapan nenek. Kehadiran kamu sudah mengubah pikiran Nenek tentang makna kehidupan, Vania." Nenek kembali bicara panjang lebar dengan lembut. Tatapannya terasa menghangatkan.

Sontak saja seulas senyuman terbit di bibir Vania. “Vania gak ngelakuin apa-apa kok, Nek. Apa yang Vania lakuin gak akan bisa berefek apa-apa kecuali atas campur tangan Allah sendiri, Allah sudah memberikan rahmatnya berupa hidayah pada Nenek," tutur Vania menjawab.

"Nenek sangat bersyukur sekali, Allah masih memberi kesempatan Nenek untuk memperbaiki ibadah di sisa umur Nenek ini." Nenek tampak berkaca-kaca kala bayangan tentang masa mudanya terlintas dalam pikirannya.

Masa muda yang seharusnya ia gunakan untuk menabung pahala dan mencari keridhoan Allah SWT, justru telah ia sia-siakan.

“Vania, bolehkah Nenek minta sesuatu sama kamu?" ujar wanita renta itu lagi.

Vania pun segera mengangguk mengiyakan. "Semoga Vania bisa memenuhinya, Nek."

Mendengar jawaban Vania seketika membuat bibir nenek menyunggingkan senyuman.

"Nenek senang sekali Edgar menikah sama kamu. Nenek cuma mau minta satu hal saja, tolong tetap di sisi Edgar dan buat dia sadar bahwa hidup bukan hanya tentang mencari hal yang bersifat duniawi," pinta nenek dengan serius.

Dari kedua netranya terpancar sejuta harapan yang dia gantungkan pada Vania.

"Tolong, Vania. Tolong buat Edgar berubah," ucap nenek sekali lagi dengan memohon.

Vania merasa tersentak akibat permintaan itu. Dia tidak tahu harus memberikan jawaban bagaimana.

Dia tidak mungkin menolak permintaan mulia yang berasal dari lubuk hati nenek, tetapi dia juga tidak bisa berjanji.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang