18. Merekam Interaksi Renata dan Mahessa🔮

1.3K 39 2
                                    

Setelah memerintah Vania membuat bubur ayam, Edgar lantas melenggang pergi ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memerintah Vania membuat bubur ayam, Edgar lantas melenggang pergi ke kamarnya.

Ponsel yang berdering menjadi alasannya pergi. Hal itu dijadikan Vania sebagai kesempatan untuk bergegas ke dapur.

Dia harus segera membuat menu sarapan sesuai dengan keinginan sang majikan.

"Apa yang kau bicarakan dengan nenekku kemarin?"

Suara tiba-tiba itu mengagetkan Vania yang tengah asik menyiapkan bahan-bahan.

"Maksud Tuan? Saya mengunjungi nenek anda sesuai dengan perintah Tuan. Saya mencoba menjelaskan siapa saya bagi Tuan, begitu pula sebaliknya."

"Nenekku baru saja menelepon. Dia memintaku menikahimu secepatnya. Dia bilang kau yang meminta itu. Benar begitu?" Nada meremehkan terdengar mengusik pendengaran Vania.

Meski begitu, Vania berusaha menahan kekesalannya.

"Jujurlah, apa yang kau incar dariku? Hmm?"

"Saya gak mengincar apapun dari anda, Tuan. Saya udah jelasin ke nenek tentang hubungan kita yang sebenarnya, tapi nenek sepertinya masih belum paham."

"Ck, ini semua gara-gara kau. Kenapa juga waktu itu kau ikut menjemput nenek!" Tanpa peduli dengan penjelasan Vania, Edgar mengomel seenaknya.

Seolah masalah yang tengah terjadi adalah kesengajaan Vania semata.

Melihat Vania yang tengah diam membuat Edgar mendengkus, lalu memilih pergi sambil membawa segelas penuh air.

Vania menghela napas panjang." Sabar, sabar." Dia berucap lirih.

Vania pun melanjutkan aktivitas yang tertunda sebelum kembali mendapat omelan.

.oOo.

Bubur telah Vania siapkan. Karena tahu bahwa sang majikan tidak suka pedas, Vania sengaja tidak membuatkan sambal sebagai pelengkap.

Lelaki itu berjalan mendekat sebelum Vania memanggil. Lalu duduk di kursi singgasananya.

"Kau gak makan?" tanya lelaki itu mengagetkan Vania.

Tidak langsung menjawab, Vania justru menatap Edgar dengan wajah bingung. Yang langsung mendapat decihan dari sang majikan.

"Bisa gak wajahmu biasa saja?" gerutunya, lalu membuang muka.

"Maaf, Tuan." Vania segera menundukkan kepalanya.

Tanpa banyak bicara lagi, Edgar pun menyantap makanan di hadapannya dengan lahap.

Beberapa menit kemudian, makanan tersebut telah habis tak tersisa.

Edgar bersendawa pelan saat mengelap bibirnya menggunakan tisu.

Selepas itu, tanpa berkomentar apapun, Edgar beranjak pergi.

Masuk ke dalam kamar. Mungkin langsung bersiap-siap berangkat ke kantor.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang