51. Matamu Sangat Indah

354 21 5
                                    

"Selamat malam, aku ingin memperkenalkan istriku pada kalian," ucap Edgar disertai senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat malam, aku ingin memperkenalkan istriku pada kalian," ucap Edgar disertai senyuman.

Berbanding terbalik dengan Vania dan sang mama. Vania menunggu lelaki itu menyelesaikan ucapannya dengan harap-harap cemas, sedang mama memasang wajah bersungut kesal.

"Ini, dia adalah istriku. Ivania Clarissta," lanjutnya sembari menarik Vania agar berdiri di dekatnya.

"Angkatlah wajahmu dan sapa mereka," bisik Edgar di telinga Vania.

Rasa geli yang tercipta membuat gadis itu reflek menghindar, hal yang membuat Edgar sontak tersenyum lucu.

"Ayo," ucap Edgar lagi bernada perintah.

Segera Vania melakukan apa yang diinginkan oleh lelaki itu.

Dia mengangkat wajahnya, lalu menyapa orang-orang yang memperhatikannya dengan senyuman.

"Yang benar saja dia istrimu, Ed? Lalu kenapa tadi mamamu tidak memperkenalkannya sebagai menantu? Tapi malah sebagai pembantu." Pertanyaan itu diberikan oleh salah satu di antara orang-orang itu.

Edgar yang tidak mengerti pun sontak beralih pada sang mama dan juga Vania.

Dia menatap kedua wanita berbeda usia itu penuh tanya, terutama saat menatap mama Naomi.

"Apa maksud ucapannya, Ma?" lirih Edgar bertanya.

Mama langsung terlihat cemas, dia berusaha memperlihatkan senyumannya agar Edgar tidak bertanya banyak hal di hadapan semua orang.

"Bukan apa-apa. Mama tadi salah lihat, Mama kira mereka menanyakan Rila, ternyata Vania." Mama berdalih sambil meringis kuda.

Apakah Edgar percaya? Tentu saja tidak. Lelaki itu menatap sang mama dengan tatapan curiga.

Sepertinya cukup sampai di sini dia memperkenalkan Vania pada teman-teman mamanya.

Lebih baik dia membawa Vania pergi demi kenyamanan gadis itu.

"Dia kan perempuan yang menyuguhkan minuman tadi."

"Iya, bener. Kasihan ya, sudah jadi menantu tapi malah dianggap pembantu."

Edgar baru saja hendak membawa Vania pergi, tetapi urung karena mendengar perkataan dari beberapa teman sang mama.

"Dia istriku. Aku gak ingin ada yang membicarakannya," ucap Edgar dengan suara lantangnya, membuat semua orang yang tadi bersuara kicep seketika.

Dengan gagahnya Edgar menarik tangan Vania melangkah pergi.

Tiba-tiba tangan kekar itu melingkari pinggang Vania, sehingga membuat si empunya terhenyak dan melotot lebar.

"Maaf, aku hanya ingin mereka melihat kedekatan kita," bisik Edgar. Dia mengerti kalau Vania tak nyaman berada dalam posisi seperti ini.

Vania adalah wanita baik-baik, pastilah ini menjadi pengalaman pertama baginya.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang