"Nak Fardan bersedia menunggu sampai kamu siap, Vania. Dia gak masalah dengan persyaratanmu." Vania menegang di tempatnya, apa yang dia dengar masih terasa mimpi indah saja.
Sudah Vania bilang, dilamar oleh Fardan tidak pernah berani dia bayangkan selama ini.
Fardan merupakan sosok lelaki idaman yang rasa-rasanya tidak akan mungkin bisa digapai olehnya yang hanya gadis biasa, yatim piatu yang hanya menjadi benalu pada sang paman.
Tetapi hari ini Allah SWT telah membuktikan kekuasaannya, apa yang selama ini dianggap tidak mungkin terjadi, akhirnya Allah SWT membuat kemustahilan tersebut menjadi mungkin.
Fardan melamarnya, serta bersedia menunggu sampai Vania siap menjalin mahligai rumah tangga.
"Tapi Nak Fardan minta satu hal sama Paman, terutama kamu," ujar sang paman membuat Vania terhenyak dari pikiran-pikiran seputar Fardan.
"Apa itu, Paman?" Vania jadi merasa was-was.
“Fardan minta nomor teleponmu, terus minta kalian tunangan dulu agar kalian terikat."
"T-tapi-”
"Kamu bisa minta cuti dulu ‘kan sama majikan kamu? Tolong diusahain ya, Vania, biarkan Fardan menunggu kesiapan kamu dengan pikiran tenang. Kamu tahu kan, Vania, kalau dalam agama kita bertunangan sama saja menjalin komitmen dengan Allah, selama kita menggunakan cara yang syar'i. Dengan begitu Allah pasti akan menjaga hati kalian sampai waktunya menikah nanti."
"Dengan begitu juga diantara kalian tidak ada lagi yang boleh berhubungan dengan orang lain. Fardan pasti akan merasa tenang kalau kalian sudah terikat," tutur sang paman panjang lebar, mencoba mengingatkan keponakannya mengenai pandangan dalam agama islam ketika sang keponakan merasa bimbang.
"Emang kapan Mas Fardan maunya?" cetus Vania terdengar malu-malu. Sesekali dia mengigit bibirnya akibat salah tingkah.
Entahlah, belum berhadapan langsung dengan Fardan saja sudah membuatnya seperti ini.
"Nah, itu dia masalahnya. Dia pengen tanya dulu sama kamu. Besok kalau kamu ada waktu, paman telfon lagi, sekalian disambungin juga ke nak Fardan, Gak mungkin 'kan kalian cuma ngobrolin berdua? Inget, yang ada setan yang pintar menjerumuskan manusia supaya mau bermaksiat.”
"Iya, Paman. Vania ngikut gimana baiknya kok," jawab Vania yang membuat sang paman di ujung sana mengulas senyum lega.
Besar harapan paman akan pernikahan Vania dengan Fardan.
Akhlak dan pengetahuan agama yang ada dalam diri Fardan membuat paman merasa yakin dan percaya terhadapnya.
Vania pasti akan merasa aman jika bersamanya. Aman dalam dunia, serta aman alam urusan keimanan.
Melepaskan Vania dengan lelaki seperti Fardan tidak akan membuat keimanan dalam jiwa Vania menurun, yang ada justru sebaliknya.
Di sisi lain, Vania pun merasa berbunga-bunga. Tentu saja, Makhluk mana yang tidak merasa bahagia disaat cinta dalam diamnya terbalaskan? Begitu pun dengan Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...