21. Istri Kedua?🔮

406 19 1
                                    

Sepertinya kata bodoh sangat cocok untuk Vania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya kata bodoh sangat cocok untuk Vania.

Perintah dari nyonya Naomi tidak terdengar begitu jelas di telinganya.

Gara-gara terkejut, dia jadi lupa bertanya, bertindak sok mengerti.

Dan kini dia sendiri yang kebingungan dengan perintah itu.

Seingatnya, nyonya Naomi tadi meminta Nara untuk membuatkan Edgar minuman pereda pengar.

Yang membuat Vania bingung adalah tentang fungsi minuman tersebut.

Bukankah itu dikhususkan untuk seseorang yang baru saja mabuk karena minum alkohol? Lantas apakah itu artinya tuan Edgar sedang mabuk?

Baiklah. Jika memang benar, Vania tidak mempermasalahkan tentang tindakan tuan Edgar tersebut karena dia tidak berhak ikut campur.

Yang jadi masalah adalah dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara membuat minuman itu.

Di tengah kebingungannya, bi Ita yang merupakan ketua ART di rumah itu mendatangi Vania dan menanyainya.

“Vania, lagi nyariin apa?" tanya wanita berusia hampir 50 tahun itu. Dia mendekati Vania dan bicara dengan nada yang lembut.

Vania sontak nyengir saat menatap bi Ita. Tangannya menggaruk hidung yang tiba-tiba terasa gatal.

"Itu, Bi... nyonya nyuruh aku bikinin tuan Edgar pereda pengar. Tapi aku gak tahu gimana caranya."

"Ooh, biar Bi Ita bantu ya. Kebetulan lagi luang."

Mendengar tawaran itu, senyum lebar pun seketika bertengger di bibir Vania.

"Makasih ya, Bi," ujarnya kemudian.

Bi Ita mengangguk, lalu berlalu mengambil sesuatu di lemari lemari es dekat meja pantry.

"Kita bikin sup aja, pereda pengar yang disukai tuan muda,” ucap bi Ita seraya mengulas senyum hangat.

Vania mengangguk menurut saja. Tidak mungkin ‘kan dia akan melawan bi Ita yang bisa dikatakan senior.

Namun, tiba-tiba timbul sebuah pertanyaan yang entah mengapa akan terasa mengganggu jika tidak mendapat jawabannya.

Dengan berbisik, Vania pun mengutarakan pertanyaan tersebut.

"Tuan Edgar sering mabuk ya, Bi ?" Pertanyaan yang cukup berani.

Bi Ita tampak agak kaget mendengar pertanyaan tersebut. Namun, detik berikutnya ekspresinya kembali normal, disusul dengan gelengan kepala perlahan.

"Selama Bibi kerja di sini, ini baru yang kedua kalinya tuan muda mabuk," tuturnya menimbulkan rasa tidak percaya dalam diri Vania.

Bagaimana bisa lelaki itu baru mabuk selama dua kali, sementara pergaulannya saja sudah bisa dikatakan sangat bebas mengingat seperti apa interaksinya dengan sang kekasih saat itu.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang