"Siapa namamu?" tanya nyonya Naomi pada Vania yang menundukkan wajahnya.
Saat ini vania sedang berada di rumah besar milik nyonya Naomi. Rani yang tadi mengantarnya pun sudah kembali ke rumah majikannya atas perintah nyonya Naomi. Katanya wanita itu hanya ingin bicara berdua saja dengan Vania.
"Ivania Clarrista, Nyonya," jawab Vania.
"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Sudah, di kafe."
Nyonya Naomi mengangguk paham. Lalu kembali mengajukan pertanyaan.
"Baik, Vania. Saya tidak akan bertanya banyak hal mengenai pekerjaanmu sebelumnya. Tapi saya ingin mengingatkan kalau pekerjaanmu di sini nanti mungkin akan berbeda dengan pekerjaan sebelumnya."
"Iya, Nyonya, aku akan berusaha sebaik mungkin."
"Bisa masak?" tanya nyonya Naomi lagi.
"Bisa, Nyonya."
"Baiklah, bagus kalau gitu. Aku memang cari orang yang bisa masak untuk anakku." Nyonya Naomi menyunggingkan senyum puas.
Saat melihat Vania pertama kali, nyonya Naomi memang sudah merasa cocok.
Penampilan dan sikap Vania sangat sopan.
Benar-benar sesuai dengan yang sedang dicari nyonya Naomi.
"Nanti kamu bakal kerja di apartemen anak saya. Tugasmu ya cuma bersih-bersih sama masak kalau sore. Buat makan malam anakku." Vania mendengarkan dengan saksama.
"Kamu tinggal di mana?" Tanya Naomi.
"Saya ngontrak, Nyonya. Gak jauh dari pasar swalayan."
Nyonya Naomi tampak diam, seperti tengah memikirkan sesuatu. Selang beberapa saat, nyonya Naomi kembali berbicara.
"Kalau begitu kamu harus pindah, Vania. Karena jarak antara kontrakan kamu dengan apartemen anak saya itu lumayan jauh loh, nanti biar saya yang carikan tempat tinggal. Besok jam 7 pagi yang penting kamu udah siap. Saya akan datang jemput kamu."
Vania tertegun dengan penjelasan dari nyonya Naomi baru saja. Dia pikir mereka akan meminta Vania untuk menginap, rupanya tidak.
"Kamu gak usah khawatir masalah tempat tinggal, Vania, karena saya punya kos-kosan di sekitar sana," tutur nyonya Naomi seolah mengerti jalan pikiran Vania.
Seketika Vania merasa lega. Nyonya Naomi rupanya sangat pengertian. Benar yang dikatakan Rani bahwa nyonya Naomi orang yang baik.
"Makasih, Nyonya," ucap Vania sambil membungkuk sopan.
Nyonya Naomi mengulas senyum sambil mengusap-usap punggung Vania, membuat gadis berpakaian tertutup itu tersentak.
Sentuhan itu terasa hangat dan menenangkan. Karenanya, Vania jadi kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...