𝘗𝘭𝘢𝘬.
"Dasar laki-laki mesum!"
Tamparan keras diberikan wanita berhijab merah muda kepada pria yang berdiri di belakangnya.
Pria itu tampak memegangi pipinya seraya menghunuskan tatapan elangnya pada si pelaku. Alisnya menukik sangat tajam dengan rahang yang tampak mengeras, menandakan emosi telah memuncak.
Namun, gadis berhijab yang baru saja menamparnya itu sama sekali tidak merasa takut. Dia justru berteriak, semakin menarik perhatian orang-orang di sekitar.
Mereka kini sedang berada di tengah-tengah pasar. Kondisi yang sangat ramai membuat orang-orang yang berada di tempat itu saling berdempetan.
"Laki-laki ini baru saja melakukan pelecehan!" teriak gadis bernama Ivania bak pahlawan tangan sedang menyerukan peperangan.
Sementara itu, laki-laki yang dituduh sontak membelalakkan mata. Sorot matanya kian menajam, menandakan sikap tak setuju.
"Jaga bicaramu! Siapa yang melecehkan siapa?"
"Masih mau mengelak ya?" si gadis berdecih lirih.
"Akui saja kalau anda tadi merangkul pinggangku. Apa itu bukan termasuk pelecehan?!" lanjutnya berapi-api.
Beberapa orang langsung mendekat dan hendak menginterogasi antar korban dan terduga pelaku.
"Apa benar begitu, tuan?" tanya salah satu laki-laki pada laki-laki yang masih menggeram Terima.
"Mari kita bicarakan di tempat yang lebih tenang. Kita ambil jalan terbaiknya." yang lain memberikan solusi.
"Bertanya pada pelaku itu percuma. Mana ada pelaku kejahatan yang mengakui perbuatannya!" gadis tadi menyela.
"Apa kamu punya bukti, nona?" ujar lelaki tadi dengan wajah tanpa dosa.
"Kamu bilang aku melecehkanmu? Jika aku memang mesum seperti tuduhanmu, kenapa bukan dia yang aku lecehkan? Jelas dia lebih menggoda dari pada kamu." tunjuk lelaki itu pada perempuan yang berdiri tepat di sebelah kanan gadis yang menuduhnya.
Gadis bernama Ivania itu membungkam. Netranya tertuju pada perempuan yang ditunjuk. Masuk akal sih. Perempuan itu mengenakan pakaian terbuka, sedangkan Ivania kebalikannya.
Jika dipikirkan secara akal, memang seharusnya lelaki itu melakukan pelecehan pada gadis berpakaian terbuka. Tetapi bagaimana jika nafsu sudah dikuasai setan? Pasti yang berpakaian tertutup seperti Ivania pun akan dilirik juga.
Baru saja Ivania Hendak bicara mempertahankan tuduhannya, namun suara teriakan seorang perempuan dari jarak satu meter di depan sana membuatnya urung.
Tidak hanya Ivania. Tetapi lelaki berjas hitam dan kacamata hitam yang Ivania tuduh pun mengalihkan pandangan ke arah sumber keributan.
Saat perhatian Ivania tertuju pada suara keributan tersebut, dia melihat seorang pria berperut buncit tengah dihajar oleh seorang pria. Sedangkan di sisi lain, seorang perempuan muda yang mengenakan tanktop tampak menangis tersedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Novela Juvenil→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...