62. Tolong Gantikan Perban Kakiku Ya

1K 35 2
                                    

Pagi hari, aroma dari minuman yang dia kenal mengusik Edgar yang tengah asik berada di alam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari, aroma dari minuman yang dia kenal mengusik Edgar yang tengah asik berada di alam mimpi.

Aroma itu begitu kuat hingga membuat lelaki itu rela meninggalkan alam mimpi yang sangat indah.

Edgar menggeliat, lantas membuka dua kelopak matanya.

"Maaf, Kak, masuk tanpa permisi. Ini disuruh bibi antar kopi buat Kakak."

Masih dalam kondisi setengah mengantuk, Edgar mengerjapkan matanya melihat seorang gadis cantik berambut lurus panjang berdiri dua langkah dari tempat tidur Edgar sambil membawa secangkir kopi yang tampak mengeluarkan asap.

"S-siapa kamu?" tanya Edgar mengerutkan dahinya.

"Aku Elmira, biasa dipanggil Mira," jawab gadis itu tersenyum ramah, menjulurkan tangan kanannya.

"Maksudku, kenapa kau ada di sini, di kamar yang aku tempati?" Alih-alih menjabat uluran tangan Mira, Edgar justru mengajukan pertanyaan lagi.

"Aku ponakannya pak kades," balas gadis itu kemudian.

"Hmmm, ini kopinya, Kak. Selamat menikmati ya, semoga pas di lidah Kakak." Gadis bernama Mira itu tersenyum manis, lalu meletakkan kopi tadi ke atas nakas.

Saat gadis itu hendak pergi, dia berbalik dan mengucapkan sesuatu.

"Oh iya, ngomong-ngomong itu kopi buatanku sendiri loh, Kak." Perkataan itu disertai dengan senyum manis yang menghiasi wajah ayu Mira.

Edgar sendiri hanya menaik-turunkan alisnya menanggapi gadis itu.

Setelahnya, gadis itu pun pamit undur diri.

Edgar menepuk dahinya ketika kedua matanya melirik ke arah jam yang menempel di dinding sebelah timur.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, lelaki itu memejamkan kedua matanya sambil menembuskan napas berat.

"Astaga, aku kelewatan waktu subuh," keluhnya mendesah kuat.

"Biasanya kalau lelah begini ada Vania yang selalu membangunkanku, ternyata sulit juga ya untuk konsisten melaksanakan salat subuh,” tambahnya.

Ada sesuatu yang terasa mengganjal di hati Edgar akibat tidak melaksanakan salat subuh.

Namun, apa boleh buat, Edgar tidak tahu jika dia tetap boleh melaksanakan salat saat ini, padahal Allah SWT tidak mungkin menyulitkan hambanya.

Jika salat subuh terlewat waktu akibat bangun kesiangan, agama memperbolehkan tetap melakukan salat di waktu dia terbangun.

Asalkan tidak berlangsung secara terus-terusan.

Karena ketidaktahuannya itu, Edgar pun tidak melaksanakan salat subuh dan malah menikmati kopi hangat yang dibawa oleh gadis bernama Mira usai mencuci wajahnya.

Sepertinya keluarga pak kades adalah satu-satunya orang kaya di desa ini.

Sebab, selain rumahnya besar dengan halaman yang luas, barang-barang dalam rumahnya pun merupakan barang mewah.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang