73. Telfon Dokter Segera

750 34 2
                                    

"Ini soal nona Renata, Pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini soal nona Renata, Pak. Kemarin siang dia datangi kantor dan ingin bertemu dengan Bapak. Katanya ada hal penting yang ingin dia sampaikan, dan sekarang dia sedang bertemu dengan nyonya Naomi di sebuah restoran.”

Edgar tampak terkejut mendengar penjelasan Ciko baru saja. Wanita itu ... kenapa selalu membuatnya sakit kepala. Edgar memijat pelipisnya, kepalanya benar-benar langsung berdenyut saat ini.

"Apa kau tahu di mana mereka bertemu?" tanya Edgar kemudian.

Ciko menggeleng perlahan. “Maaf, Pak, untuk itu saya kurang tahu.”

"Saya juga tahu karena nona Renata yang mengirim pesan lewat instagram," jelas lelaki yang mengenakan setelan jas tersebut.

"Hmmm, ya sudah. Apa ada yang lain?" tanya Edgar yang dibalas gelengan kepala oleh lawan bicara

Edgar terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia kembali bicara dengan sang sekretaris.

"Oh iya, Ko, aku ingin membenahi rumah paman Vania, tapi aku butuh kau untuk mewakiliku.”

"Saya siap kapan saja, Pak," sahut Ciko dengan sigap dan lugas.

"Kira-kira kapan ya. Minggu depan bagaimana? Apa kau sudah luang?”

"Bisa, Pak.”

"Kalau begitu nanti aku serahkan tugasmu pada Ciya saja," ujar Edgar kemudian.

"Tolong juga cari tahu apa masalah penting yang dimaksud Renata, kalau bisa secepatnya. Aku ingin tahu apa rencana liciknya," titah Edgar dengan tatapan menerawang.

"Apa kau tahu di mana mereka bertemu?" tanya Edgar kemudian.

"Baik, Pak.”

Usai Ciko pamit undur diri, Edgar masih duduk di tempatnya sambil memegangi kepalanya. Mencoba menebak apa sebenarnya rencana Renata, dan apa yang akan terjadi setelah pertemuannya dengan sang mama.

.oOo.

Sementara di tempat lain.

"Memang apa yang akan kau berikan kalau aku membantumu?”

"Aku tau kalau Tante gak suka sama menantu Tante. Makanya aku mau bantu pisahin Edgar dari istrinya itu. Kita kerja sama. Buat seolah-olah anak ini darah dagingnya Edgar. Tapi Tante harus pastiin anak ini dapat pengasuh setelah dia lahir nanti."

Naomi menatap Renata dengan tatapan menyelidik. "Tapi itu anak siapa?" tanyanya kemudian.

"Itu gak penting, Tante. Yang jelas bukan Edgar.”

Naomi menghela napas lega mendengar jawaban Renata. Setidaknya dia tidak akan mendapatkan cucu dari hasil hubungan haram.

"Akan aku pikirkan dulu," cetus Naomi membuat Renata mengerutkan dahi.

"Ini kesempatan baik loh buat Tante, karena perempuan seperti menantu Tante itu gak akan mungkin bisa sadar diri.”

Mendengar itu membuat Naomi bergemuruh. Namun, untuk menjalin kerjasama dengan Renata tentulah bukan keputusan yang mudah. Dia harus melakukan banyak pertimbangan, bukan.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang