"Bagaimana?"
"Ini informasi lengkap tentang Mahessa, Pak." Ciko menyerahkan sebuah map cokelat pada sang bos.
Edgar mengambil benda tersebut, lalu memeriksanya.
Kedua netranya menatap kertas-kertas di dalamnya dengan serius.
"Jadi dia dan Renata sudah dekat sejak 4 bulan lalu?" lirih Edgar menggumam.
Mulai dari nama lengkap, alamat, riwayat pendidikan dan semua hal yang berkaitan dengan Mahessa ada dalam amplop itu.
Bahkan alasan Mahessa dengan Renata bisa dekat pun ada, lengkap beserta foto-foto mereka.
Dada Edgar bergemuruh. Emosi telah merambat naik ke ubun-ubun.
Dia kembali memasukkan kertas dan foto-foto ke dalam amplop.
"Kau bisa pergi, Cik."
"Baik, Pak." Ciko segera beranjak dari duduk, membungkuk hormat sebelum akhirnya melenggang pergi.
Seusai kepergian sang sekretaris, Edgar pun menghubungi Renata.
Tidak seperti sebelumnya, kini pada panggilan pertama, wanita itu langsung menjawab panggilannya.
"Ayang... kamu masih marah sama aku ya karena masalah telfon itu?" ujar Renata sesaat setelah menjawab panggilan.
"Maafin aku ya, aku janji bakal tetap jawab telfon kamu sesibuk apapun aku."
"Ayang...."
Edgar masih enggan menyahut. Dia membiarkan Renata selesai bicara sambil meremas pojok map dari Ciko tadi.
Rasa kesal bercampur amarah masih bercokol di hatinya.
Wanita yang sangat dipercaya, tanpa pernah disangka ternyata justru tega main belakang dengan pria lain.
"Aku ingin bertemu," kata Edgar setelah beberapa saat.
Tanpa khawatir, Renata menyetujui begitu saja keinginan Edgar. "Ayo bertemu. Nanti malam, jemput aku ya di agensi."
"Hmmm."
"Jangan marah lagi, oke." Suara rengekan manja yang biasanya terdengar lucu di telinga Edgar, mendadak jadi terasa memuakkan.
"Love you."
Ucapan cinta yang baru saja masuk gendang telinga Edgar membuatnya mengakhiri panggilan sepihak. Rasa bimbang menyelimuti hati Edgar.
Sementara di sisi lain, Renata mendengkus saat panggilan diakhiri.
"Kenapa lagi sih?"
Tiba-tiba Mahessa datang dan merangkul pinggang Renata.
Kedua netranya menatap Renata lembut.
"Dia masih marah sepertinya," keluh Renata terlihat lesu.
"Jangan khawatir, masih ada aku di sini, hmm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...