"Maaf, baru memperkenalkan pacarku pada Nenek. Selama ini dia sibuk kerja, makanya agak sulit untuk bertemu kalian," ucap Edgar.
Setelah kesalahpahaman nenek yang menganggap Vania sebagai kekasihnya, Edgar memutuskan untuk membawa Renata ke rumah sebagai bentuk klarifikasi.
Di ruang keluarga itu, Edgar dan Renata berhadapan dengan kedua orang tuanya beserta sang nenek.
Dia ingin menjelaskan siapa calon istrinya yang sebenarnya.
Namun, nenek sepertinya merasa tak suka dengan kehadiran Renata.
Manik matanya menatap Renata dengan tajam dan sinis.
"Jangan main-main, Ed. Kau sudah dewasa. Kemana calon istrimu yang kemarin?" Pandangan nenek kini telah beralih pada Edgar.
"Bukan, Nek. Orang yang bertemu nenek kemarin bukan calon istriku. Dia hanya bekerja saja di apartemenku," ucap Edgar dengan sabar
"Kekasihku yang sebenarnya itu Renata. Dia orangnya," lanjutnya sembari menunjuk wanita di sampingnya yang memasang senyum terpaksa.
"Gak. Bagaimana bisa gadis gak sopan ini jadi calon istrimu, Ed?" Nenek kembali menatap Renata. Kali ini dengan tatapan meremehkan.
"Lihatlah pakaiannya itu. Ck... ck, sangat jauh dari gadis kemarin. Selain itu juga, dia belum tentu bisa memasak dan punya sopan santun seperti gadis kemarin," cibir nenek membuat Renata sontak berwajah masam.
"Tapi, Nek, kenyataannya kekasihku itu Renata. Bukan Vania. Nenek sudah salah paham." Edgar masih aja berusaha menjelaskan.
Namun nenek, justru beranjak dari duduknya dengan susah payah.
Naomi, langsung berdiri membantu mertuanya. Memegangi lengan dan menuntun sang mertua ke kamarnya.
Sedangkan papa Edgar yang masih belum mengerti dengan situasi yang terjadi pun memandangi putranya dengan tatapan menuntut penjelasan.
"Sebenarnya ada apa ini, Ed?" tanya pria itu.
"Jadi gini, Pa...."
Edgar pun mulai menjelaskan secara detail akar permasalahan yang terjadi.
Pembicaraannya dengan sang nenek di telepon kemarin.
Papa menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal.
"Dimaklumi aja lah, Ed. Kamu tau sendiri 'kan kalau nenekmu itu sudah sering lupa?" Ucapan papa langsung disambut decakan lirih oleh Edgar.
"Tapi, Pa... yang namanya salah paham itu harus dilurusin. Bukan malah diem-diem aja, biar gak keterusan."
"Lagi pula, gimana sama Renata? Kita harus pikirin perasaan dia juga dong," lanjut lelaki itu sembari melirik pada gadis yang ada di sebelahnya.
Papa ikut mengarahkan penglihatannya pada Renata yang tampak memasang raut sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...