"Panggil Vania sekarang juga! Suruh dia menghadapku!" Mama Naomi berteriak pada bi Ita seraya memegangi kepalanya yang kian berdenyut.
"Baik, Nyonya." Bi Ita langsung lari terbirit ke dapur. Sedang mama Naomi masih dalam posisi yang sama. Namun helaan napas berat sering sekali lolos dari bibirnya.
Usai pengakuan Edgar, mama Naomi memanggil Vania dengan tubuh yang masih dikuasai amarah.
Sejak ucapan terakhir Edgar, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut sang mama. Sehingga Edgar hanya berdiri tak jauh dari sang mama yang duduk di sofa.
Di sisi lain, bi Ita mendekati Vania yang sedang menyetrika pakaian milik majikan mereka.
“Vania, kamu dipanggil nyonya. Beliau minta kamu datang secepatnya," kata bi Ita menyampaikan amanah.
Vania menghentikan kegiatannya, lantas menoleh pada bi Ita dengan wajah penuh tanya.
"Nyonya ada di mana sekarang, Bi?" tanyanya gugup. Melihat wajah serius bi Ita membuat perasaannya tak enak.
Mungkinkah dia melakukan kesalahan?
"Di ruang tengah," jawabnya," Ada tuan Edgar juga di sana," tambahnya kemudian.
Vania seketika menelan salivanya dengan kasar. Sepertinya memang dia baru saja melakukan kesalahan yang membuat para majikannya memanggil.
"Ya udah, aku pamit dulu ya, Bi. Nanti pekerjaannya aku lanjut lagi," kata Vania sembari melepaskan kabel setrika dari stop kontak.
Ketika Vania sudah menggerakkan kaki beberapa langkah, bi Ita tiba-tiba menyusul langkah Vania, lalu menarik tangan Vania secara perlahan namun berhasil membuat Vania menghentikan langkah.
"Nyonya kelihatan sangat marah. Mintalah maaf meskipun kau tidak salah kalau masih ingin bekerja di sini," bisik bi Ita ketika Vania menatapnya dengan alis yang saling bertautan.
Vania membeku mendengar penuturan bi Ita baru saja yang mengatakan kalau nyonya Naomi terlihat sangat marah.
Apakah dugaannya benar?
Vania mengangguk patuh menerima wejangan bi Ita. Lalu bergegas pergi menemui nyonya Naomi sambil bertanya-tanya seorang diri.
Tiba di ruang tengah, bulu kuduk Vania langsung berdiri kala merasakan hawa tak mengenakkan di ruangan tersebut. Nyonya Naomi yang sebelumnya tampak memijat pelipis sambil bersandar di kepala sofa sontak menoleh ketika mendengar suara Vania.
"Ada apa, Nyonya?"
"Ma, jangan bicara di sini ya. Kita bicarakan di tempat lain," ujar Edgar merayu, membuat Vania semakin penasaran.
Sang mama tidak menjawab, malah memberikan tatapan kebencian pada putranya, lalu dialihkan ke arah Vania.
Tentu saja hal itu membuat Vania yang tidak tahu apa-apa bertanya seorang diri dalam ketakutan. Kesalahan apakah yang telah dia perbuat hingga membuat nyonya rumah ini terlihat sangat marah terhadapnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...