Saat ini, Edgar dan mama Naomi sudah tiba di rumah. Mereka sedang berjalan bersama memasuki rumah itu, Edgar dengan suasana hati yang senang sedangkan mama Naomi merasakan campur aduk.
"Mama janji ya, jangan perlakukan Vania seperti sebelumnya. Kasihan dia, di sini gak punya siapa-siapa kecuali kita. Aku yang sudah menariknya jadi bagian dari keluarga ini, jadi aku mohon sama Mama buat Vania merasa nyaman dengan keluarga barunya." Edgar menatap mama yang tampak terdiam.
Wanita itu termangu, sebesar itukah perasaan cinta putranya untuk Vania?
Sejak kapan dia mencintai gadis itu, apa memang sebelumnya dia sudah mencintainya lalu sengaja menghamilinya agar bisa bersama?
Naomi menerka-nerka dalam diamnya, enggan bertanya
Detik berikutnya, seulas senyum terbit di bibirnya.
"Mama akan berusaha, Ed," cetusnya menjawab. Apapun alasannya, sekarang semuanya sudah terlanjur terjadi.
Yang harus Naomi lakukan hanyalah membuat dirinya agar bisa menerima Vania dalam keluarga mereka.
Edgar membalas senyum itu. Rasanya masih tidak menyangka jika perasaan mama telah berubah.
Entah apa yang membuatnya berubah, yang pasti itu tidak lepas dari kebesaran Allah SWT.
Mereka menginjakkan kaki di ruang tengah, ada Vania yang baru saja menuruni tangga.
Gadis itu langsung berhenti dan memasang sikap sopan, tetapi rasa penasaran terpancar di wajahnya.
Dia penasaran dengan Edgar yang tadi membuntuti mama Naomi. Kira-kira siapa ya orang yang mama Naomi temui, gumam Vania dalam hati.
"Hmmm, Vania, kemarilah." Vania terkesiap akibat sikap mama Naomi yang tiba-tiba memanggilnya dengan cara lembut, jangan lupa juga dengan tatapan teduhnya yang biasanya tak pernah Vania dapatkan.
Vania melangkahkan kakinya mendekat meskipun tanda tanya memenuhi pikiran dan hatinya
"Aku mau minta maaf soal sikapku yang kemarin," ujar wanita itu membuat Vania sontak terbelalak tak percaya.
"Aku sudah maafin Nyonya kok,” Jawaban bingung yang diberikan oleh Vania langsung disambut dengan gelengan oleh Naomi.
Wanita itu lantas meraih tangan mungil Vania, menggenggamnya dengan hangat.
"Aku sudah sadar atas kesalahan dan keegoisanku selama ini, Vania. Mulai sekarang kamu panggil aku Mama ya, sama seperti Edgar. Kamu adalah istri Edgar, aku akan berusaha menerimamu." Meski sudah dijelaskan dengan kata kata yang panjang, tetapi Vania masih saja belum percaya.
Rasanya memang mustahil bagi Naomi bisa menerimanya sebagai bagian dari keluarga ini.
Namun, rasa tak percaya itu langsung terpatahkan saat Vania menatap kedua netra Edgar yang seakan tengah meyakinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...