Malam ini pasangan suami istri itu tidur sangat lelap. Tanpa sadar sepanjang malam mereka tidur saling berpelukan.
Edgar yang pertama kali menyadarinya, sebab dia bangun lebih dulu pada pukul 3 pagi tepat saat alarm yang dipasang Vania.
Edgar berusaha meraih ponsel yang ada di nakas sebelah Vania, lalu mematikan alarm tersebut.
Lelaki itu lantas kembali ke posisi awal karena belum puas menikmati pelukan hangat dari istrinya.
Tepat 10 menit kemudian, Vania tiba-tiba terbangun, membuat Edgar membuka mata.
Lelaki itu menatap gadis di dekatnya yang sedang menggeliatkan tubuh sambil mengucek mata, tetapi kedua tangan Edgar masih mendekap tubuh itu meski tidak dengan erat.
"Mas," cetus Vania sambil mengerjapkan matanya. Dia menatap sosok di hadapannya dengan wajah super terkejut.
Bagaimana tidak terkejut, baru saja membuka mata tiba-tiba ada sesosok wajah tampan yang tengah menatapnya lekat.
Vania hendak beringsut menjauh, tetapi Edgar dengan cepat menarik tubuh itu hingga keduanya saling berhimpitan-dekat sekali. Kegugupan seketika menyerang Vania.
"M-mas..."
"Ssssttt, mau ngapain? Emang gak mau hubungan kita berkembang?" ujar Edgar menyela.
Vania langsung diam membisu mendengar ucapan Edgar.
Gadis itu tak sanggup menjawab pertanyaan Edgar, sehingga dia hanya bisa diam dan mengerjapkan mata saja.
"Aku ingin kita melakukan pendekatan seperti saat ini. Ini awal yang bagus, Vania. Jadi jangan kamu malah menghindar. Memangnya kamu gak ingin punya putra dan putri kecil yang menggemaskan?"
Kalimat terakhir itu sontak saja membuat Vania terbelalak lebar. Sungguh dia kian tak berkutik dalam dekapan Edgar.
"Kamu gak ingin ya?" ulang Edgar ketika Vania tak kunjung menjawab.
Pertanyaan tersebut langsung membuat Vania gelagapan. Hampir saja Edgar tertawa melihatnya.
"I-ingin. Tapi...."
"Tapi kamu belum siap?" Vania langsung terdiam.
"Kalau aku ingin sekarang bagaimana?" cetus Edgar membuat Vania kalang kabut.
Butuh waktu sepersekian detik hingga gadis itu mampu menganggukkan kepala. "K-kalau Mas Edgar minta, a-aku gak akan nolak," ujar gadis itu dengan begitu gugup.
"K-karena itu... itu sudah jadi kewajibanku," tutur gadis itu lagi.
Edgar tampak terperangah mendengar jawaban pasrah Vania. Sungguh wajahnya saat mengatakan itu terlihat begitu menggemaskan.
Edgar sampai tak bisa menahan senyumnya. Dia reflek mencubit hidung gadis itu hingga membuat si empunya salah tingkah.
"Aku hanya bercanda. Lagi pula aku ingin kita pendekatan lebih dulu, setelah aku melihat kamu nyaman baru kita menyusun rencana," kata Edgar sembari menaik-turunkan alisnya. Sontak saja Vania langsung merinding di sekujur badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Novela Juvenil→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...