Edgar turun dari helikopter, memandang ke depan suasana baru dari bumi yang dia pijak.
Lelaki itu melirik arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan.
Saat ini sudah pukul sebelas. Harusnya sekarang atau beberapa menit lagi Vania telah mendarat di bandara.
Lelaki itu pun merogoh sebuah ponsel di saku jasnya.
Setelah menemukan sebuah nomor, Edgar mendekatkan benda itu ke telinga. Panggilan tersambung, tapi belum dijawab oleh sosok di ujung sana.
"Ck, apa belum landing dia?" gumamnya.
Tanpa menunggu lama, Edgar kembali menghubungi seseorang. Kali ini panggilan pertama darinya langsung dijawab.
"Hallo, Pak, ada yang bisa dibantu?"
"Hmm, apa kau sudah bertemu dengan istriku?" tanya Edgar pada sosok itu.
"Sudah, Pak, tapi sekarang kami sedang ada di rumah sakit." Informasi itu membuat kedua mata Edgar sontak terbelalak lebar. Rasa panik seketika menghampirinya.
"Apa yang terjadi pada istriku? Kau tidak sedang mengantuk saat mengemudi kan? Bagaimana keadaannya saat ini? Ada di rumah sakit mana kalian sekarang?" Edgar memberondongi sosok itu dengan banyak pertanyaan, tak memberi kesempatan bagi sosok itu untuk memberi penjelasan.
"Tenang, Pak, semuanya aman. Nona baik-baik saja."
"Lalu kenapa kalian bisa ada di rumah sakit kalau baik-baik saja?" Edgar sudah tidak sabar menunggu sosok itu merampungkan ucapannya.
"Kami di rumah sakit karena nona membantu seorang nenek-nenek yang pingsan di jalanan tadi, Pak," ungkap sosok itu membuat Edgar mengembuskan napas lega.
Bisa-bisanya gadis itu membuatnya jadi sangat khawatir begini.
"Ya sudah, nanti kalau urusan kalian selesai, jangan lupa kabari aku."
"Baik, Pak."
"Dan ingat, jangan katakan apapun tentangku pada istriku," ujar Edgar sebelum mengakhiri panggilan. "Aku percayakan keselamatannya padamu."
"Baik, Pak, aku akan jaga kepercayaan Bapak."
Edgar kembali mengantongi ponselnya usai selesai menelepon.
Sembari menunggu Vania melanjutkan perjalanannya, Edgar memutuskan untuk pergi ke mini market yang ada di seberang jalan.
akan bertemu dengan keluarga di kampung, dia harus membawakan oleh-oleh, bukan.
"Kenapa baru terpikirkan sekarang," gumamnya tersenyum tipis lalu mengayun kakinya menuju mini market di depan sana.
Edgar membeli banyak sekali snack, buah-buahan, dan beberapa makanan pokok lainnya seperti beras dengan kualitas premium, ayam, dan daging sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Fiksi Remaja→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...