12. Kamu Mendengarnya🔮

400 16 0
                                    

Setiba di rumah utama, Vania diminta menyiapkan air hangat untuk nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiba di rumah utama, Vania diminta menyiapkan air hangat untuk nenek.

Sedangkan wanita sepuh tersebut langsung dituntun menuju kamar oleh nyonya Naomi .

"Ini, Nek, air hangatnya," ucap Vania ketika meletakkan segelas air putih hangat ke atas nakas.

Nenek menatap Vania dengan. mata teduh yang disertai senyuman.

"Terima kasih ya," kata nenek yang dibalas dengan senyuman oleh Vania.

Vania hendak undur diri, ingin membantu ART di rumah tersebut yang saat ini sedang sibuk mempersiapkan makan siang.

Namun, nenek tidak mengizinkan Vania pergi.

"Sudah, tidak papa, Van. Kamu di sini saja temani nenek. Aku tinggal dulu sebentar," kata nyonya Naomi mendukung

Mendengar itu, Vania sontak mengangguk patuh.

Dia pun mendudukkan dirinya di samping nenek ruang kosong yang sebelumnya ditepuk-tepuk oleh nenek.

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya nenek setelah kepergian nyonya Naomi.

Vania sontak terperanjat dengan pertanyaan tersebut.

Lidahnya tiba-tiba terasa kelu, seolah lupa bagaimana caranya berbicara.

"Kalau sudah lama, lebih baik segera menikah. Dari pada nanti terjadi hal yang enggak-enggak, "kan repot." Nenek kembali berucap, membuat Vania hanya bisa tersenyum kikuk.

"Nenek gak nyangka kalau Edgar punya tipe yang sesuai dengan keinginan nenek. Pandai menjaga diri," imbuh nenek sambil mengusap-usap kepala Vania yang terlapisi hijabnya.

Usapan itu dilakukan dengan sangat lembut dan penuh kasih.

Binar di mata nenek tak bisa bohong, dia sangat menyukai Vania.

"Kamu perempuan yang baik, semoga bersamamu, Edgar juga berubah menjadi lebih baik." Kini tangan yang telah dipenuhi oleh keriputan itu berpindah menangkup pipi halus Vania.

Senyuman hangat masih terlukis di wajah wanita renta tersebut.

Vania mengangguki ucapan baik nenek. Dia pun berharap lelaki itu berubah menjadi baik, agar dia tidak menyimpan dendam atas kejadian di waktu lalu.

.oOo.

Vania pulang ke kosan setelah melakukan salat ashar. Hari ini tubuhnya tidak terlalu lelah seperti biasanya.

Sebab, di rumah utama Vania hanya diminta menemani nenek saja.

Sama sekali tidak dibiarkan melakukan pekerjaan lainnya oleh perempuan renta tersebut.

Rasa bahagianya dengan kehadiran Vania yang dianggap sebagai calon istri dari cucunya membuatnya bersikap seperti itu.

Bahkan nenek meminta Vania untuk datang lagi esok hari.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang