40. Salah Tingkah

1.2K 47 4
                                    

Seorang pria yang duduk di depan Edgar tampak tertawa terahak-bahak setelah membeku beberapa saat ketika dia baru saja mendengar laporan dari sekretaris Edgar yang membahas masalah ustadz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria yang duduk di depan Edgar tampak tertawa terahak-bahak setelah membeku beberapa saat ketika dia baru saja mendengar laporan dari sekretaris Edgar yang membahas masalah ustadz.

Tentu saja itu adalah hal aneh bagi seorang Edgar.

Sejak kapan lelaki itu berminat terhadap hal-hal yang berbau agama. Terlebih lagi ini ustadz.

"Baiklah, tanyakan padanya kapan dia punya waktu untuk bertemu denganku. Jangan lupa juga untuk meyakinkan dia perihal masalah imbalan," ucap Edgar merespon laporan dari sekretarisnya yang mengatakan kalau ustadz yang dia datangi telah menolak mentah-mentah untuk menjadi guru Edgar,

Lelaki itu tidak mempedulikan suara tawa dari lelaki seusianya.

fokusnya tertuju pada sang sekretaris yang tampak berwajah kusut.

"Kau dengar kan, Ciko? Aku tidak mau tau. Kalau ustadz itu tetap menolak, kau pasti tau apa yang harus kau lakukan.”

Pría bernama Ciko itu benar-benar tidak mengerti dengan ucapan ambigu dari bosnya.

Apa yang harus dia lakukan? Mengancam dan mendiskriminasi?

"T-tapi apa tidak masalah kalau kita mengancam seorang tokoh agama?" tanya Ciko takut-takut.

"Apa maksudmu?" Edgar tampak terkejut mendengarnya.

"Bagaimana bisa kau berpikir begitu buruk tentangku." Sang sekretaris langsung menunduk dan mengucapkan permintaan maaf.

"Tentu saja bukan itu maksudku." Edgar menjeda kalimatnya dengan berdecak lirih, "Kalau ustadz itu tetap menolak, cari yang lain. Seharusnya kau sudah mengerti tanpa harus ku jabarkan," cerca Edgar membuat sang sekretaris langsung mengkerut tak berani berkutik.

"Ba-baik, Pak, aku akan berusaha meyakinkan ustadz Husen." Usai mengatakan itu, Ciko pamit undur diri.

Kepergian Ciko langsung membuat sosok yang sejak tadi menertawakan Edgar menginterogasi Edgar.

"Ngapain kamu manggil ustadz segala?" tanyanya yang dihadiahi tatapan tajam oleh lawan bicara.

"Kamu gak perlu tau," tandas Edgar garang. Lelaki itu kembali terkekeh.

"Sudah tobat kamu?" seloroh lelaki itu lagi yang lagi-lagi dibalas dengan tatapan sengit oleh lawan bicara yang sejak tadi ia ejek.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Edgar sinis. Kedua lelaki itu memang memiliki hubungan kerabat yang cukup dekat, akan tetapi mereka kerap berselisih ringan.

Kali ini Edgar merasa yakin ada maksud tertentu di balik kedatangan sepupunya itu.

Pasalnya, sudah lumayan lama lelaki itu tidak menampakkan dirinya di depan Edgar.

"Gimana bisa kamu gak undang aku ke pernikahanmu!" protes lelaki itu berapi-api. "Sebagai sepupu terbaik, harusnya aku tahu tentang hal itu. Seenggaknya kenalin dia sama aku lah.”

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang