26. Ubah Sikapmu🔮

399 24 3
                                    

"Loh, kenapa diganti, Bi? Aku mau banget kok kalau suruh bantu persiapan pesta di rumah nyonya Luna," ucap Vania sesaat setelah kepala pelayan menginformasikan ada perubahan salah satu pelayan yang akan dikirim ke kediaman nyonya Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, kenapa diganti, Bi? Aku mau banget kok kalau suruh bantu persiapan pesta di rumah nyonya Luna," ucap Vania sesaat setelah kepala pelayan menginformasikan ada perubahan salah satu pelayan yang akan dikirim ke kediaman nyonya Luna.

Nama Vania diganti dengan pelayan lain, tanpa menyertakan alasan. Tentu saja dia harus mengetahui alasannya.

Siapa tahu kan, penggantiannya itu disebabkan karena pekerjaannya tidak cukup dipercaya oleh nyonya atau kepala pelayan.

Bi Ita-kepala pelayan menatap Vania dengan tatapan lembut. "Ini permintaan tuan Edgar, Vania. Beliau minta kamu diganti dengan yang lain," tuturnya menjelaskan.

Jelas saja Vania langsung terkejut mendengarnya.

Ada apa gerangan yang membuat tuan muda itu memberi perintah yang sangat aneh.

Bi Ita juga merasa aneh, sebab biasanya Edgar tidak pernah ikut campur dalam urusan para pelayan dan pekerjaan mereka.

Edgar selalu menyerahkan sepenuhnya pada bi Ita. Ya, bi Ita adalah orang kepercayaan di rumah besar itu.

Tapi kini, sikap Edgar terasa aneh. Bahkan saat melakukan perintah itu, Edgar enggan menyebutkan alasannya.

"Tapi kenapa, Bi? Apa mereka gak percaya sama kemampuanku?" Vania mencoba menyelidiki.

"Tuan muda gak kasih tahu kenapa, tapi aku rasa bukan itu alasannya. Kamu tenang aja ya, Vania. Mungkin tuan muda cuma mau kamu fokus sama nenek," kata bi Ita mencoba menenangkan hati Vania.

Meski itu tidak memberi efek yang terlalu besar, tapi Vania cukup tenang.

Dia harus percaya diri selama dia melakukan pekerjaan dengan maksimal.

Setelah mengatakan perubahan itu, ketua pelayan melenggang pergi untuk mengurus keberangkatan tiga bawahannya.

Rumah nyonya Luna memang tidaklah jauh, tetapi sebagai kepala pelayan, dia yang harus bertanggung jawab atas mereka, bukan.

.oOo.

Edgar melirik ke arah dapur ketika turun hendak sarapan.

Sebelum dirinya duduk, lelaki itu bergerak mengamati para pelayan yang tengah beraktivitas di dapur.

Tak sadar, tindakannya itu mengundang perhatian dari sosok yang baru datang.

Saking fokusnya, bahkan Edgar tak menyadari dengan kehadiran orang lain.

"Ed, ngapain kamu ngintip-ngintip kayak gitu. Jangan bilang kamu naksir sama salah satu di antara mereka."

Sebuah tepukan mendarat bersamaan dengan ucapan itu.

Tentu saja hal itu membuat Edgar terkejut bukan main.

Dipergoki saat sedang memperhatikan seorang pelayan, siapa yang tidak kaget.

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang