Dua hari kemudian, Vania merasa ketar-ketir karena hari ini Edgar akan kembali.
Masalah utamanya bukan lagi karena kejadian di pasar, tetapi karena ucapan nenek di telepon dua hari lalu.
"Cepatlah pulang, Ed, segera lamar Vania. Kalian gak usah berhubungan terlalu lama, Nenek sudah setuju dengan calon istrimu itu."
Begitu nenek bicara pada Edgar, dengan nada paksaan yang membuat Vania seketika ingin menenggelamkan dirinya di dasar laut.
Edgar sendiri tentu saja merasa terkejut dengan perintah konyol dari neneknya tersebut.
Sejak perintah konyol itu, Edgar mengejar penjelasan Vania.
Namun tak ada satu pun pesan atau panggilannya yang direspon oleh gadis itu.
Lelaki itu bilang akan kembali di pagi hari, tetapi hingga sore hari belum juga muncul.
Hal itu membuat Vania berpikir bahwa Edgar merasa kesal sehingga sengaja pulang saat dia telah berada di kosan.
Bagi Vania, itu sama sekali tidak masalah. Tapi bagaimana dengan esok hari? Lelaki itu pasti akan mengerjai Vania dengan pekerjaan yang tak habis-habis.
Sambil mengerjakan pekerjaan rumah di apartemen milik lelaki itu, rasa cemas dengan disertai degupan jantung yang tak menentu membuatnya tidak bisa fokus.
"Ya Allah, selamatkan aku dari amukan tuan Edgar," doa Vania dengan serius.
Selang 15 menit, bertepatan saat Vania tengah mengepel lantai, terdengar suara pintu yang terbuka.
Vania sontak menoleh dan ternyata dugaannya benar. Edgar datang, tapi kali ini tidak sendiri.
Dia membawa seorang wanita cantik nan seksi.
Melihat dari caranya memperlakukan wanita itu, Vania dapat menyimpulkan bahwa wanita tersebut adalah kekasih Edgar.
"Ini pembantumu, Ed?" tanya sosok itu.
Vania menghentikan pekerjaannya, lalu menundukkan pandangan.
"Hmm, kau duduklah."
Setelah menjawab, Edgar lantas pergi ke kamarnya sambil mendorong koper miliknya.
"Hei perempuan ninja. Buatin aku minuman yang segar-segar dong, haus nih."
Vania tersentak mendengar panggilan dari wanita seksi itu.
Dia lantas menaruh alat pel dan menghampiri wanita seksi itu.
"Nggg, kalau boleh tahu, minuman apa yang Nona inginkan. agar saya gak salah membuat." Vania bicara dengan sangat hati-hati.
"Ya pikir aja dong, minuman yang segar itu apa. Gitu doang pake nanya," ketus wanita itu sambil mengibaskan rambut.
Vania meneguk salivanya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Teen Fiction→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...