Kembali Padamu Chap.1

2.3K 81 2
                                    

Sarada melihat kesekitarnya. Muda mudi yang bergandengan tangan, anak-anak tertawa gembira bersama orang tuanya, sekerumpulan ninja-ninja muda yang baru pulang dari misi dan bercengkrama menikmati makanan manis di festival musim panas yang di adakan Konoha saat ini.

Sarada tertunduk, tersenyum tipis. Dirinya juga baru pulang dari misi. Namun gadis itu sendiri. Teman-temannya sibuk dengan kekasihnya masing-masing, sementara suaminya sibuk dengan misinya sendiri. Orang tuanya...

Orang tua Sarada meninggal 2 tahun lalu saat melakukan serangan di dimensi Otsutsuki bersama Nanadamine dan juga suaminya, Uchiha Boruto.

Gadis itu terhenti berjalan, menatap patung hokage dengan pandangan sedih. Sarada masih berduka, selalu berduka. Menyesali ketidak ikutannya saat Mama Papanya juga Nanadaime meledak bersamaan dengan dimensi itu. Sarada menyesal, namun itu adalah resiko dari pekerjaan mereka. Seorang Shinobi harus siap mati kapan pun untuk perdamaian dunia bukan? Itu yang selalu di ajarkan Mamanya padanya sejak dia kecil.

"Sedang apa kau disitu?" Suara datar itu mengejutkan Sarada. Mata onyx nya teralihkan pada sosok yang berdiri tak jauh di depannya.

Jubah hitam yang serupa dengan milik Papanya tampak kotor penuh lumpur, begitu pula wajah rupawan dengan 2 corak kumis kucing di masing-masinh pipinya yang makin membuatnya tampan sekarang tampak kotor. Sarada tak melewatkan satu detail pun begitu pula dengan lengan kanan lelaki itu lalu kepada telapak tangan lelaki itu juga. Sarada melebarkan bola matanya.

'dia terluka.'

Mulutnya terkunci, secara naluriah tubuhnya bergerak cepat mendekat pada lelaki itu. menyentuh tangan yang terluka. Lelaki itu, Boruto walau tampak acuh namun nampaknya tak keberatan Sarada memeriksanya dengan tatapan khawatir.

"Kau tidak apa-apa?" Mata Onyx itu secemas saat mereka genin dulu, tak pernah berubah.

Sarada mendapati Boruto menggeleng. Namun darah di lengannya belum mengering. Dengan cepat Sarada memandarkan chakra biru miliknya. Walau payah, Sarada berusaha mati-matian mempelajari ninjutsu medis sederhana, setidaknya dapat dia gunakan untuk mengobati dirinya dan rekannya yang terluka saat ditengah misi.

Tangan Boruto yang tidak terluka menangkap pergelangan Sarada. Menghentikan chakra itu. Sarada menatap mata biru Boruto penuh tanya.

"Lakukan di rumah, aku ingin segera membersihkan tubuhku." Boruto berkata pelan. Lelaki itu sudah tak tahan dengan semua lumpur di tubuhnya.

Perkataan mengenai 'Rumah' sukses membuat rona merah menjalar di pipi Sarada. Kedua tangannya menangkup wajah memerah itu berusaha menyembunyikannya saat Boruto telah lebih dulu berbalik berjalan di depannya. Sarada menatap punggung yang lebih tinggi darinya itu.

Merasa bersyukur memiliki Boruto di tengah masa sulitnya. Tanpa lelaki itu, Sarada sebatang kara. Mutlak sendirian di dunia yang besar ini.

Semejak kematian orang tuanya dan Ayah lelaki itu, Boruto sungguh kehilangan senyumannya. Itu juga berlaku untuk Sarada. Gadis itu kehilangan sosok orang tua yang di sayanginya dan juga Naruto sosok yang di kaguminya. Sementara Boruto kehilangan guru dan ayahnya. Sarada menyeringai miris, mereka selalu berbagi ikatan takdir yang buruk.

Sejujurnya, gadis itu merasa lebih bersalah lagi terhadap pernikahan ini, Boruto tak seharusnya memaksakan diri pada pernikahan yang di luar keinginannya.

1 tahun lalu Shikamaru selaku Lord-8 meminta Sarada menikahi lelaki yang di pilihkan tetua desa. Lelaki biasa dari marga biasa yang akan mewarisi nama Uchiha. Seperti Sai, ayah inojin yang menggunakan marga klan Yamanaka.

Ya.. Sarada berkewajiban menjaga keberlangsungan Klan Uchiha agar tidak punah. Dan di usianya yang ke 20 ini, sudah seharusnya dia siap untuk sebuah pernikahan.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang