Jantung lo udah mau copot aja sekarang. Kaki lo juga gemetaran waktu naik tangga tadi. Dan sekarang lo udah di depan pintu kamar.
Anehnya lo gak langsung masuk. Lo malah berdiri sambil gigitin kuku lo. Sesekali lo jinjit-jinjit gak jelas.
Lo takut mau masuk kamar. Seolah-olah di kamar lo ada binatang buas. Padahal yang ada di kamar lo adalah malaikat tanpa sayap!
Eeaaaaaakkkkkkkkk.
Iya lo takut apa Chanyeol masih ada saat lo masuk nanti atau dia udah pergi menghilang tanpa jejak. Ish, tega banget kalo sempet hal itu terjadi.
Lo narik napas dalam-dalam untuk ngumpulin semua keberanian dan kekuatan lo. Udah kaya mau bertarung melawan satria baja hitam.
Dan perlahan lo membuka pintu kamar sambil tutup mata. Lo takut banget sekarang. Dan lo gak mendengar apapun saat badan lo udah seluruhnya masuk.
Hal itu menumbuhkan kecurigaan di hati lo dan membuat lo langsung membuka mata.
Jeng jeng, lo gak liat siapa pun di kamar lo. Hati lo udah hancur. Mata udah berkaca-kaca. Lo berjalan secara kasar untuk ngecek kamar mandi yang hasilnya kosong. Bahkan lo membuka semua lemari lo. Barang kali Chanyeol sembunyi di lemari. Tapi tetap tidak ada.
Dan lo pun langsung terduduk lemas di tengah-tengah kamar lo. Dengan plastik somay yang masih lo pegang. Air mata lo pun pecah. Lo nangis sejadi-jadinya.
"harusnya gue gak sekolah tadii!!" teriak lo ditengah-tengah tangisan lo.
"gue benciiii"
"Chanyeol tega anjerr"
"jijik gue"
"gue benci, gue benci, gue benciii"
"gue nyesel gue sekolah tadi"
"firasat gue bener kan"
"Canyooooooooool"
"canyol lo tega banget sih"
"padahal gue udah beliin somay buat lo"
"huaaaaaaa"
"gue naik angkot tadi"
"huaaaaa"
"gue gasuka naik angkot! Demi lo gue naik angkot."
"huaaaaaaa"
"supaya gue bisa cepat sampe rumah!"
"tapi, huaaaaaa"
"lo udah gak ada!!!"
"gue sumpahin lo jodoh sama gue!!!" teriak lo sekencang mungkin.
Membuat semua pembantu lo meringis ngeri dengar lo teriak.
Dan tiba-tiba terdengarlah suara geledek yang menggelegar. Dan lo pun langsung berenti nangis."mati gue," ucap lo tegang.
Seketika hujan turun dengan derasnya. Sedangkan lo masih diam mematung di tempat lo.
"yaak! Do bolgoshippeonnae?"
Lo langsung noleh dan melihat Chanyeol yang berdiri disamping tempat tidur lo. Lo langsung bangun dan lari terus meluk Chanyeol.
Bahagia.
Kuat banget lo meluknya. Dan hati lo seakan ingin copot saat lo merasakan tangan Chanyeol yang juga meluk lo.
"Mianhee " bisik Chanyeol sambil ngusap kepala lo yang tepat di depan dadanya.
Lo ngangguk dengan sisa-sisa isakan lo. Chanyeol terus aja ngusap kepala lo lembut. Dan membuat lo nangis terharu. Jadilah air mata lo tumpah lagi. Hingga membasahi baju Chanyeol.
Chanyeol yang panik dan merasa bersalah makin mempererat pelukkannya dengan masih mengusap-usap kepala lo. Sesekali dia ngucapin kata
"jeongmal mianhe, goaenchana, goaenchana."Dan lo semakin baper dan semakin nangis. Hingga lo sadar bahwa baju Chanyeol udah basah kena ingus sama air mata lo. Lo ngangkat wajah lo dari dada bidangnya Chanyeol. Dan jelas saja dadanya keliatan karna bajunya udah basah.
Lo mendongak untuk melihat Chanyeol. Dan Chanyeol tepat lagi nunduk ngeliat lo dengan wajah cutenya.
Jantung lo mau copot lagi sekarang. Lo langsung nunduk,
"oppa mianhe,"
"Goaenchana.." ucap Chanyeol.
"aku tidak bermaksud membuatmu menangis, maaf yaa.." sambungnya sambil menepuk-nepuk pelan kepala lo."aku takut oppa pergi. Aku.. Setidaknya oppa harus mengatakan padaku sebelum oppa pergi."
Ucap lo lirih. Lo sedih banget saat ini."oppa chakkamma,"
Lo berjalan ke lemari dan mencari baju ganti untuk Chanyeol.Chanyeol duduk di pinggir ranjang sambil ngeliat lo. Tapi ia terkecoh saat mencium bau somay yang lo letakkan di lantai. Chanyeol pun bangun dan memungut plastik berisi somay itu.
"ini apa?" tanya Chanyeol sambil membolak balik dua bungkus somay yang sudah dikeluarkannya.
"itu somay oppa!" seru lo sambil nyodorin baju kain daster dengan motif warna warni. Ya, seperti baju rege.
Chanyeol natap lo sebentar sebelum ia bangkit dan mengganti bajunya tepat didepan lo. Abs nya keliatan oleh mata lo.
Jedherrr!!!
Suara petir yang menggelegar membuat Chanyeol spontan meluk elo. Lo mematung, Chanyeol bahkan belum memakai bajunya.
Jedherr!!
Jedherr!!
Jedherr!!
Makin erat Chanyeol meluk lo. Dan lo juga semakin membatu dan sebentar lagi akan pecah jika petirnya kedengaran lagi.
"apa benar-benar sudah hilang?" tanya Chanyeol pelan sambil mengangkat wajahnya.
"nae oppa"
"aah, syukurlah. Aku hampir mati mendengarnya." kata Chanyeol melepaskan pelukannya.
Lalu ia memakai baju yang lo kasi tadi.
"otteyeo?" tanya Chanyeol sambil muter untuk memamerkan stylenya.
Lo yang kehabisan kata-kata cuma bisa ngacungin kedua jempol lo sambil senyum-senyum dan ngangguk-ngangguk girang.
Karna kata keren, tampan, imut, dan manis itu tidak cukup untuk Chanyeol."keurom.. Apa kita akan memakannya?" tanya Chanyeol malu-malu. Lo jadi gemesh dan pengen nyolok lesung pipinya yang keliatan jelas banget itu.
Lo tertawa sebentar sebelum mengangguk.
"bentar ya oppa ganteng, aku ambil piring dulu." ucap lo sambil senyum-senyum manis dan langsung meninggalkan Chanyeol kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYASAR ✖ PARK CHANYEOL
Fanfiction[ON GOING] "hah? Pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya?!" "Chanyeol? Gausah mimpi!" "jangan bilang Chanyeol tiba-tiba keluar dari poster" -May 31, 2017-