68.FIN

2K 309 19
                                    

Kalo gue typo, maafin aja ya. Nanti revisi kok :)

Mamanya Chanyeol benar-benar mengantar lo sampai ke bandara. Ia bahkan mengikuti lo masuk untuk menemani lo menunggu pesawat take off.

Mama Park terus menggandeng tangan lo sampai ke tempat duduk. Yang membuat lo penasaran, dia membawa paper bag gucci di tangan sebelahnya.

Sampai kalian duduk dan mama Park meletakkan paper bag nya di pangkuannya. Mama Park mengeluarkan kotak gucci dari dalam paper bag itu. Lo masih melihat dengan seksama saat kemudian mama Park membuka kotak itu.

"Lihat, cantik tidak?" tanya mama Park menatap lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat, cantik tidak?" tanya mama Park menatap lo. Lo mengangguk dan tersenyum.

"Iya, cantik sekali." jawab lo.

Mama Park tersenyum dan beralih untuk mengeluarkan sepatu itu.

"Chanyeol yang memilihnya. Ia ingin memberikan ini untukmu." kata mama Park yang membuat lo kaget.

"Benarkah?" tanya lo tidak percaya.

Mama Park mengangguk.
"Ia ingin sekali memakai sneekers yang sama dengan kekasihnya." lanjutnya.

Tapi lo bukan kekasihnya-

"Jika Chanyeol menjemputmu kembali nanti, pakai ini. Aku akan mengingatkannya juga untuk memakai sepatu yang sama." jelas mama Park.

Lo terdiam untuk mencerna kalimat mama Park barusan. Chanyeol menjemputmu kembali? Kapan itu akan terjadi?

Mama Park melingkarkan tangannya merangkul lo. Sesekali ia mengusap bahu lo lembut.

"Anakku adalah pria yang setia. Ia sayang dan sangat perduli dengan kami, ibu dan kakaknya. Aku yakin ia kan seperti itu juga kepada pendamping hidupnya kelak. Chanyeol adalah orang yang tidak mudah jatuh cinta. Ia akan bertahan di tempat yang sama sampai ia merasa tidak ada lagi yang perlu ia perjuangkan."

Mama Park menggenggam keduan lengan lo agar menatapnya.

"Rinrinie, jika kau bisa bertangan di tempatmu yang sekarang, bertahanlah hingga akhir. Bertahan hingga kau benar-benar mendapatkan tempat itu. Bertahan hingga kau yakin bahwa kau tidak perlu pindah kemana pun."

Mama Park tersenyum dan menarik nafas.
"Rinrinie,"
Mama Park mengusap pelan pipi lo.
"Umurmu masih begitu muda. Kau masih punya waktu untuk mempersiapkan dirimu. Aku mengatakan ini karna aku percaya padamu. Aku percaya kau tidak akan melukai hati putraku."

Mata lo udah berkaca-kaca menyimak ucapan mamanya Chanyeol. Mama Park beralih menggenggam tangan lo yang gemetar.

"Bertahanlah, maka aku akan selalu berada di belakangmu." ucapnya. Lo yang tadinya menunduk, langsung mengangkat kepala untuk menatap mamanya Chanyeol.

Mama Park tersenyum. Matanya juga sudah berkaca-kaca. Tapi ia sanggup menahannya agar air matanya tidak keluar.

"Jangan menangis," ucapnya mengusap pipi lo.

"Aku percaya padamu, Rinrinie." tutur mama Park lagi.

Lo langsung memeluk mamanya Chanyeol sambil menahan isakan lo. Mama Park terus mengusap kapala lo agar lo merasa tenang.

"Jalan yang akan kau lalui selanjutnya akan lebih sulit dari semua ini, sayang. Aku yakin kau adalah gadis yang kuat."

Lo tersenyum sambil mengusap air mata lo. Mendengar pemberitahuan bahwa pesawat lo akan take off membuat lo kembali ingin menangis. Tapi malu di depan mamanya Chanyeol.

Mama Park menutup kotak sepatunya dan memasukkannya kedalam paper bag.
"Berikan kotak yang satunya untuk ibumu." tuturnya sambil tersenyum.

"Ah ya, aku sampai lupa. Cepat masukkan nomor teleponmu, aku harus memastikan kau sampai di rumah dengan selamat." kata mama Park sambil mengeluarkan ponsel dari saku blazernya.

Setelah memasukkan nomor lo dan mengembalikan hp mamanya Chanyeol, kalian berpelukan sekali lagi. Mama Park juga mencium kedua pipi lo.

"Aku pulang dulu eomonim.." pamit lo dan langsung berjalan menjauh dari mama Park.

Di sisi lain, seorang pria tengah jungkir balik membaca pesan dari ibunya.

Chanyeol yang awalnya duduk untuk beristirahat kini tengah berguling-guling di lantai. Entah kenapa ia merasa seperti ada yang menyiram hatinya dengan air garam. Pedih, ia tidak bisa mengungkapkannya. Ia hanya mempu menahannya dengan berguling dan meringkuk. Ia tidak tau mengapa perasaannya begitu berat.

"Kau sudah gila ya!?" pekik Kyungsoo yang sedari tadi duduk di sebelah Chanyeol. Ucapannya membuat member yang lain melihat ke arah Chanyeol.

"Hyung, apa kau baik-baik saja?" tanya Sehun panik buru-buru mendekati Chanyeol.

"Hyung kau kenapa?" Sehun makin panik karna Chanyeol menutup matanya.

"Hyung, kenapa kau diam saja?" pekik Sehun kini menatap D.o yang sama sekali tidak terlihat perduli.

"Dia tiba-tiba seperti itu saat membaca pesannya." jawab D.o datar. Sehun mengerutkan keningnya menatap Chanyeol dan D.o bergantian. Lalu ia langsung menarik hp Chanyeol yang ada di genggamannya.

"Aku sudah mengantarnya pulang." ucap Sehun membaca pesan yang ada di hp Chanyeol. Pesan dari ibunya.

"Siapa yang pulang?" tanya Sehun bingung.

Suho yang dari tadi menyimak dari jauh kini berjalan mendekati Chanyeol.
"Chanyeol ah, ayo bangun. Jangan seperti ini." ucap Suho membantu Chanyeol.

"Hyung! Siapa yang pulang? Kak Yoora? Ayahmu?" Sehun terus menebak-nebak sambil berfikir keras.

Chanyeol terkekeh pelan saat Suho berhasil membujuknya. Ia menyeka air matanya yang sudah terlanjur tumpah sedikit. Lalu ia merampas hpnya yang ada di tangan Sehun.

"Seolma..." ucap Sehun dengan mata yang berbinar.

"Hyung jangan bilang itu Rinrinie?!" pekik Sehun sambil memegangi kepalanya yang tidak sakit.

Chanyeol mengangguk dan sesekali menarik napas agar ingusnya tidak keluar.

"Rinrinie!?" kita Chen, Baekhyun dan Kai ikut kaget mendengar nama Rinrinie.

"Dia sudah pulang? Aishhhh padahal aku belum mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Aku bahkan ingin memberinya hadiah lagi." eluh Sehun kesal. Ia kesal kepada Chanyeol yang tidak memberi tahunya, ia juga kesal kepada dirinya kenapa ia tidak mau bertanya.

Chanyeol mengetuk kepala Sehun dengan ponselnya.
"Yak! Kenapa kau berlebihan seperti itu?" tanya Chanyeol kesal.

"Kenapa? Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri hyung." jawab Sehun sambil mengusap kepalanya yang sakit akibat ketukan Chanyeol.

"Sehun ah, kau ini." tegur Suho saat menangkap aura kecemburuan dari diri Chanyeol.

Fin.


NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang