47.Pilu

4.2K 542 32
                                    

Chanyeol baru saja mendapat pesan dari kakaknya. Ia tersenyum dan segera bangkit dari tidur-tidurannya. Ia menyambar jaket dan topinya yang ia sangkutkan di sangkutan baju.

Mobilnya berhenti disebuah restoran yang sedang tutup. Ia keluar dan celingukan memastikan tidak ada kamera paparazi yang sedang sedang mengintainya. Ia tersenyum memamerkan lesung pipinya pada sebuah kamera cctv yang terletak didepan toko yang bersebelahan dengan restorannya. Vivapollo.

Hari ini memang bukan jadwal tutup restoran ini. Tapi untuk hari ini mama Park memutuskan untuk membuka restoran malam nanti. Itu juga ia lakukan demi keluarganya.

Ya, suami dan kedua anaknya kebetulan sekali punya waktu luang yang sama.

Suaminya kebetulan libur sampai besok. Anak perempuan juga sedang tidak ada siaran. Dan anak laki-laki kesayangannya juga baru saja mengabarinya tadi malam.

Chanyeol tersenyum lebar melihat seluruh anggota keluarganya. Terlebih lagi ayahnya. Terakhir kali ia berjumpa dengan ayahnya saat mengantar lo ke apartemennya. Apartemen itu milik ayah Chanyeol.

Chanyeol langsung memeluk ibunya, orang yang sangat ia rindukan diantara ketiganya.

"Bagaimana kabar D.o?" tanya Kak Yoora yang langsung mendapat tatapan tajam dari Chanyeol.

"Kenapa nuna malah bertanya kabar D.o hmm? Aku baik-baik saja nuna." ucap Chanyeol sebal.

Kak Yoora terkekeh geli melihat adiknya.
"Lalu bagaimana kabar gadis yang kau bawa itu?" tanya ayah Chanyeol sambil tersenyum kearah Chanyeol.

"Omooo, seorang gadis? Apa eomma melewatkan sesuatu?" tanya eommanya antusias.

"Gadis? Apa ia lebih cantik dariku?" tanya kak Yoora yang tak kalah antusias.

Chanyeol tersenyum geli. Ia salah tingkah ditatap oleh kedua orangtuanya dan kakaknya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menggelitik diperutnya.

"Kenapa reaksimu seperti itu?" tanya kak Yoora heran. Pasalnya, ia tidak pernah melihat Chanyeol seperti itu kecuali saat melihat siaran langsung Dara 2ne1.

Chanyeol terkekeh, ia tidak sanggup menjawabnya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Chanyeol ah." ucap ayah Chanyeol yang membuat Chanyeol kicep sendiri.

Chanyeol mulai menggosok-gosok tengkungnya. Ia bingung harus menjawab apa. Bahkan ia lupa pertanyaan apa yang ayahnya tanyakan.

"Dia sangat lucu." jawab Chanyeol sambil tersenyum malu-malu.

"Bukankah hanya Toben yang kau anggap lucu?" tanya kak Yoora yang membuat Chanyeol menatapnya jengah.

"Nunaaaaa, Toben itu bukan seorang gadis!" ucap Chanyeol frustasi.

"Chanyeol ah, kau berhutang pada eomma membawanya kesini." ucap ibunya Chanyeol sebelum ia kedapur untuk mengambil makanan yang sudah disiapkannya.

Keluarga kecil itu menghabiskan waktu makan siang mereka sembari berbagi cerita masing-masing. Sampai semuanya terdiam saat ayah Chanyeol mendapat telepon dari seseorang. Mereka kembali berbincang setelah ayah Chanyeol menjauh untuk mengangkat telpon. Tapi mereka kembali terdiam saat tuan Park kembali dengan ekspresi wajah yang tidak bisa digambarkan.

Antara kaget, shok, dan sedih. Pasalnya ia baru mendapat berita bahwa salah satu temannya meninggal dunia. Bahkan untuk mengatakan pada keluarganya sendiri saja ia sulit.

"Apa yang terjadi?" tanya nyonya Park.

"Temanku meninggal dunia." jawab tuan Park seadanya.

Semuanya menunduk. Tuan Park lalu segera menelpon seseorang untuk memesan dua tiket express.
.
.
.

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang