51.Saranghae

4.4K 544 109
                                    

Menyadari bahwa Chanyeol besok akan pulang, lo kembali merasa ingin menangis.

Setelah membuka jamper yang lo kenakan, lo langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sekuat tenaga lo nahan supaya lo gak nangis di kamar mandi. Karna sudah bisa dipastikan Chanyeol akan tau saat lo keluar nanti.

"Rinrinnie? Apa kau masih lama? Haruskah aku ke kamar mandi yang ada dibawah?"
Teriak Chanyeol dari luar kamar mandi. Ia sudah ingin buang air kecil dari tadi.

"Bentar." balas lo sedikit teriak.

Setelah lo keluar, Chanyeol buru-buru masuk dan mengunci kamar mandinya.

Lo langsung naik ketempat tidur dan mencoba memejamkan mata. Pokoknya lo harus tidur agar tidak terlalu berlarut dalam kesedihan.

Tak lama, lo merasakan seseorang yang juga menaiki tempat tidur. Tentu saja itu Chanyeol.

"Rinrinnie? Apa kau sudah tidur?" tanya Chanyeol sambil meraih ponselnya yang ada di nakas.

Lo diam tanpa menjawab pertanyaannya.

"Baiklah, aku akan menganggapmu sudah tidur." sambung Chanyeol yang diiringi helaan napas lelahnya.

Chanyeol mengubah posisi duduknya menjadi berbaring.  Matanya masih menatap langit-langit kamar lo. Dalam fikiran sibuk mengatakan bahwa ia tidak ingin pulang.

Chanyeol yang penasaran, sesakali menepuk punggunggu lo yang membelakanginya pelan. Tapi tetap saja lo tidak berkutik. Walaupun mata lo terbuka lebar.

Karena tidak mendapatkan respon, Chanyeol memiringkan posisinya menghadap lo. Dengan tulus ia mengusap punggung lo perlahan.

"Rinrinie, ayolah ikut denganku..."

"Aku tidak sanggup jika harus kembali tanpamu."

"Aku juga tidak sanggup melihatmu tidak tersenyum."

"Tapi, aku sadar aku tidak punya hak apapun atasmu."

"Aku yakin, ibumu punya alasan kenapa ia tidak membiarkanmu pergi."

"Ia butuh teman, Rinrinnie. Temani dia, dan berjanjilan untuk selalu tersenyum didepannya seperti kau tersenyum didepanku."

"Aaah kurasa aku sudah gila," Chanyeol terkekeh pelan.

"Tapi aku benar-benar menyayangimu."
Ucap Chanyeol yang sudah menitikkan air matanya. Ia terkekeh pelan lagi. Lalu mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

"Heol, mengapa aku jadi se melow ini." ucapnya lagi dengan suara yang sudah parau.

Lo juga udah nangis dari tadi. Dari sejak Chanyeol mengusap punggung lo. Sekuat tenaga lo nahan supaya gak sesenggukan.

"Oppa..." lirih lo sambil membalikkan badan lo agar dapat melihat wajah Chanyeol. Lo udah gak sanggup lagi. Lo langsung membenamkan wajah lo didada Chanyeol dan menarik erat kaos yang ia kenakan.

"Rinrinie, kau menangis? Apa aku menyakitimu?" tanya Chanyeol sedikit panik melihat lo yang tiba-tiba memeluknya dengan keadaan sesenggukan.

Tangan Chanyeol dengan lembut mengusap kepala lo. Ia berusaha menenangkan lo walaupun untuk menenangkan dirinya sendiri ia kesulitan.

"Sstt.. Sudahlah. Sudah jangan menangis lagi." ucap Chanyeol pelan.

Tetap saja, rasa sedih lo juga gak akan hilang.

"Lihat aku," ucap Chanyeol sambil menjauhkan lo dari pelukannya.

Lo mengusap air mata lo dan mulai menatap Chanyeol.

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang