15.Anyeong!

4.6K 555 13
                                    

"oppa yakin?" tanya lo menatap Chanyeol yang sudah meletakkan bantal dan guling di lantai. Lalu Chanyeol langsung tidur dan menarik selimutnya.

"yaa, aku baik-baik saja. Sudah ya aku mau tidur." ucap Chanyeol yang langsung menutup matanya. Mungkin dia ngantuk berat.

Lo menghela napas lelah. Memerhatikan semua orang yang berada di kamar lo. Kamar lo udah penuh banget rasanya. Dan mereka semua pada tidur. Gak, Chanyeol doang yang tidur, kelima temen lo pingsan. Dua di atas tempat tidur, satu di sofa, dua dilantai ditambah Chanyeol.

Sekarang udah jam 7, dan belum ada satu orang pun yang sadar dari pingsannya. Lo dari tadi cuma mondar-mandir sambil sesekali berhenti untuk mandangin wajah Chanyeol. Wajah cute yang most, yang selalu mengisi hati lo.

Dari tadi mondar-mandir, lo baru ngeliat freshcare sekarang. Lo langsung mengambilnya menciumkannya ke temen lo satu persatu. Tapi tak ada respon. Mereka gak sadar juga. Ya lo nyiuminnya sebentar.

Tapi ini terlalu gila buat lo. Menyadarkan 5 anak manusia yang pingsan, sendirian tanpa bantuan siapa pun.

Tak kehabisan akal, lo mengoleskan freshcare ke atas bibir temen lo masing-masing. Setelahnya lo buru-buru nyimpen freshcare nya ke tempat yang tidak bisa di jangkau oleh temen-temen lo nanti.

Lo duduk di depan meja belajar lo dan terkekeh mengamati semua orang yang ada dikamar lo.

Perang dunia bakal dimulai ini.
Batin lo sambil menggosok-gosok kedua telapak tangan lo.

Satu, orang paling pertama sadar adalah Anjun. Ya dia yang paling peka dan paling waras. Wajarlah~

Dia langsung duduk dan menggosok-gosok bagian atas bibirnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tapi komuknya cukup buat lo terkekeh pelan.

Kedua, Fitri. Dia gak langsung duduk. Cuma dia langsung celingukan mengamati semua yang dapat ia jangkau. Termasuk Chanyeol. Fitri langsung berdiri saat menyadari keberadaan Chanyeol yang tidak jauh darinya. Komuknya syok banget. Lo tau dia lagi nahan napas sekarang.

"rin.." lirih Fitri sambil terus natap Chanyeol tak percaya.

Lo berdecak sebelum berjalan mendekati Fitri dan Anjun.

"gue bilang juga apa kan?" ucap lo sebel. Anjun yang belom sadar akan kebenaran masih sibuk dengan panas diatas bibirnya.

"aaaaaaaaaaaaa!!!"

"hp gue!"

"ih buruan woi!"

"kamera woi kamera cepetan!!"

"gilaaaa"

"Chanyeol!"

"woi bangun woi!!"

Seketika dunia kiamat saat teriakan Mumut dan Lala memecah ketegangan malam yang menciptakan suasana semakin tegang dan horror. Ya, mereka be like eonni kunti. Bahkan mereka sudah tidak merasakan panas di atas bibir mereka.

"woi! Bisa diem gak sih, sini in hp lo!" lo langsung merebut hp Mumut dan Lala secara paksa. Padahal mereka sedang merekam dan sibuk mengambil foto Chanyeol yang sedang tidur. Gak, Chanyeol mulai mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih bengkak karna efek tidur.

Sialan ni anak.
Batin lo menatap Mumut dan Lala dengan ganas seakan ingin menghabisi kepala mereka sekarang juga.

Lala dan Mumut langsung terduduk dengan mulut menganga menatap Chanyeol.

Lo buru-buru berlari kearah Nanda yang diam-diam juga sudah sadar dan sudah mengarahkan hp nya sejak tadi.

"eh!" teriak Nanda saat lo merampas hpnya.

Lo langsung mengecek hp mereka dan menghapus semua foto dan video yang sempat mereka ambil.

Mengadari Chanyeol yang sudah terduduk di tempatnya. Lo buru-buru menghampirinya.

"oppa bibibbianhae.." ucap lo tergagap. Lo takut banget Chanyeol merasa terganggu.

Terganggu sudah pasti ya. Masa iya ada orang teriak-teriak kita masih selo aja?

Chanyeol tersenyum dan mengusap bahu lo sekilas.

"gwaenchana.. Aku sudah cukup tidur kok!" Ucap Chanyeol masig sambil tersenyum. Hal itu tentu saja membuat hati lo adem.

Tapi, saat ini temen-temen lo adalah orang yang paling lo benci.

Lo mengalihkan pandangan lo dari Chanyeol dan menatap temen-temen lo satu persatu. Mereka ngeliatin lo dan Chanyeol.

"kalian mau sampe kapan begitu terus?" tanya lo kesal. Bahkan temen-temen lo masih tidak merespon apapun. Mereka udah 11 12  sama patung liberti.

"apa mereka baik-baik saja?" tanya Chanyeol khawatir.

"nae oppa, mereka hanya terlalu syok melihat oppa disini." jelas lo canggung.

Lalu Chanyeol melambai-lambaikan tangannya ke temen-temen lo.

"aaaaaaaaaaa"

"aaaaaaaa!!"

"ini gue gak mimpi kan??"

"ih ih ih" gigit jari.

Lo berdiri membelakangi Chanyeol.

"rin coba geser sikit deh."

"gak! Pertama, gue mau bilang please dont be heboh. Dua, shoot up your mouth sampe gue kasi waktu untuk bertanya. Tiga, duduk yang tenang coba." ucap lo.

Fitri spontan langsung duduk, karna cuma dia yang berdiri.

Lo menarik napas dalam-dalam.

"oke. Tadi di bawah gue udah bilang kan? Ada Chanyeol dikamar gue. Sekarang terbukti kan? Dan please jangan berfikir bahwa dia adalah jelmaan jin atau setan. Ini Chanyeol beneran. Dia nyasar karna ngejer pokemon." belum abis lo ngomong, Anjun langsung motong omongan lo.

"pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya??" Anjun histeris sendiri.

"Gue rasa levelnya udah tinggi, makanya dia bela-bela in ngejer pokemon itu sampe keluar hotel. Pokemonnya dapet, dia pun tersesat. Lalu dia bertemu dengan seorang princess yang dengan senang hati menolongnya dan akan menjadi calon istrinya. Dan mereka pun-"

"kok lo jadi mendongeng?" sergah Mumut kesal, dia sungguh tidak ingin mendengar kelanjutannya.

"udah masuk sesi pertanyaan?" tanya Anjun dengan wajah sedatar mungkin.

"hehe, yang mau bertanya silahkan."

Lala buru-buru angkat tangan. "boleh minta peluk gak?"

Spontan lo langsung melototin Lala.

"gak! Dan satu lagi, no take a pic tanpa seizin Chanyeol oppa langsung! Lo bisa cek nih hp gue," ucap lo langsung mengambil hp lo dan menyerahkannya ke Lala dan Mumut.

"kapan kejadiannya?" tanya Fitri.

"dua hari yang lalu. Sepulang sekolah gue ke indomaret depan, dan gue jalan kaki. Tiba-tiba nemu Chanyeol dibawah pohon sawit."

"emang di komplek ini ada pohon sawit?" tanya Nanda dengan polosnya.

"woi mak lampir! Gue serius nanyanya! Lo lagi, ngapain juga lo nanya ada pohon sawit apa enggak." balas Fitri sewot.

"eheheheh, gue ketemu dia dijalan. Trus oppa ini minta bantuan gue. Kebetulan juga kan gue ngerti bahasa dia. Sekali lagi gue berterima kasih kepada kedua orangtua gue yang ngizinin gue les bahasa korea."

"daebakk.." ucap Mumut sambil menepuk tangannya.

"gue juga bisa bahasa korea." ucap Nanda tak mau kalah.

"oppa anyeong.." ucap Nanda sambil melambaikan tangannya kearah Chanyeol. Chanyeol pun dengan senang hati tersenyum dan membalas lambaian tangannya.

Sedetik kemudian, temen-temen lo teriak histeris. Semuanya pada anyeongin Chanyeol. Chanyeol yang baik hati dan juga ramah tidak segan-segan membalas lambaian tangan mereka.
.
.
.

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang