54.Korea

2.8K 402 73
                                    

"Ma, ke Seoul ya?" ucap lo membuat mama lo yang lagi nyetir langsung ngerem mendadak.

"Mama ih, kagetnya kebangetan. Untung ga nabrak." omel lo jadi kesel sendiri.

"Ya kamu tiba-tiba minta izin ke Korea." balas mama.

"Hehe.. Boleh ya? Berkas buat mama meeting besok udah aku siapin kok." ucap lo lagi dengan senyum yang merekah. Membuat mama langsung menoleh dan menatap lo tak percaya.

"Cepet banget?" tanya mama sambil kembali fokus nyetir.

"Hehe, aku mau siap-siap besok." jawab lo apa adanya.

Mama menghela napas dan tersenyum paksa.
"Udah mesen tiket?" tanya mama pada akhirnya.

Lo langsung sumringah karna dengan begitu mama pasti ngizinin.
"Ha ini mau mesen ma!" jawab lo langsung ngambil hp dan membuka aplikasi pemesanan tiket dan hotel.
.
.
.

Malamnya, lo uring-uringan lagi di tempat tidur. Lo galau sendiri. Mau ngabarin Chanyeol, tapi ini udah sebulan sejak terakhir kali kalian chattingan. Dan tentu saja hal ini juga yang buat lo khawatir dan berniat langsung ke Korea.

Walaupun ada niat lain yang membuat lo masih yakin tak yakin.

Lo membuka roomchat lo dengan seseorang yang beberapa hari ini lo hubungi.
Namanya Jung Hari. Temen sekelas lo waktu kuliah di Korea. Lo awalnya juga gak kenal banget sama yang namanya Jung Hari itu. Sebulan setelah lo pindah, ia tiba-tiba menghubungi lo dan menanyakan kenapa lo pindah secepat itu. Padahal ia sendiri belum sempat kenalan sama lo secara pribadi.

Mendengar kabar lo bakal ke Korea juga buat Hari jadi heboh sendiri. Ia sibuk membujuk lo agar mau menginap di rumahnya. Tapi lo menolak dengan alasan tidak enak dengan keluarganya.

Jung Hari juga bersikeras mau jemput lo di bandara nanti.
Membuat lo jadi tidak enak untuk menolak kebaikannya.

Setelah mengabari Hari tentang jam berapa lo take off dan landing besok, lo langsung berusaha memejamkan mata.

Besok paginya, mama tetap membangunkan lo seperti biasanya.

"Ma, aku berangkat jam 10. Mama mampir bentar ke JMbaran ya? Pesenin somay, dipisah semua." racau lo masih dengan mata tertutup.

"Bangun, mama ga tanggung kalo kamu tidur lagi terus ketinggalan pesawat." ucap mama sebelum berlalu ninggalin kamar lo.

Dan dengan bahagia, lo bangun.

Jam 9, lo sibuk mondar-mandir didepan rumah nungguin supir lo. Mbak Yuna sampe gereget sendiri ngeliatin lo.

"Non, duduk dulu deh.. Puyeng liatnya." komen mbak Yuna pada akhirnya.

Lo menghela napas dan mengikuti saran mbak Yuna.

"Nanti begitu nyampe hotel, somaynya langsung dimasukin ke kulkas. Bumbunya non panasin dulu, ntar kalo udah dingin baru nyusul masuk kulkas lagi. Atau kalo mau langsung dimakan, pokoknya panasin dulu. Takutnya basi non." pesan mbak Yuna panjang.

"Iya mbak, tapi pasti aku ketemu Chanyeol besoknya deh. Atau bisa aja aku ga ketemu?" balas dengan wajah yang ditekuk. Lo udah terbayang aja gimana kalo lo ga bisa jumpa sama Chanyeol.

"Engggg non, sampe in salam mbak ya buat Chanyeol." ucap mbak Yuna ragu.

Lo langsung noleh dan menarik napas dalam.
"Doa in aja aku bisa ketemu Chanyeol mbak." balas lo kembali menunduk.

"Nah itu bapak non."

Lo langsung ngangkat kepala dan senyum sumringah melihat mobil lo memasuki halaman.

"Mbak aku berangkat ya!  Salam buat bik Yuri" seru lo langsung ngacir mau masuk ke mobil.

Setelah beberapa jam, akhirnya pesawat pun landing. Lo langsung mengabari Hari kalau lo sudah sampai. Setelahnya lo langsung nyimpen hp dan berjalan ke cafee yang paling dekat pintu masuk.

Lo mesen kopi dan duduk di meja yang paling dekat dengan pintu masuk. Sambil nunggu Jung Hari datang, iseng lo buka instagram dan bikin snap dengan location in Incheon International Airport dan menulis caption Long time no see.

"Airin?" pekik seseorang yang langsung buat lo mengangkat kepala.

"Jung Hari?" tanya lo ragu sambil nunjuk Jung Hari.

Jung Hari langsung ngangguk dan berjalan cepat kearah lo.

"Urimmanida Rin-ah." pekik Jung Hari gemas.
"Aku baru sadar kau secantik ini." sambungnya yang membuat lo melotot lalu tertawa garing.

"Kajja." ajaknya langsung merangkul lo.

"Kau sudah booking hotel dimana? Ah ya, sebaiknya kita makan dulu. Bagaimana? Ada restoran baru yang buka sekitar sebulan lalu. Dan itu sangat populer di sns. Apa kau melihatnya?" oceh Hari panjang lebar.

Lo menggeleng sebagai jawaban tidak. Bukan tidak pernah, tapi bukan satu yang lo liat. Banyak. Jadi lo juga tidak tau makanan apa yang dimaksud Hari.

"Kalau begitu, aku benar-benar harus membawamu kesana." sambung Hari.

"Apa makanan itu mengandung daging babi?" tanya lo ragu. Dari tadi lo udah takut banget mau dibawa ketempat makan yang menggunakan daging babi.

"Tentu saja! Wae? Kau tidak suka daging babi?" tanya Hari.

"Eoh, aku tidak boleh memakannya. Sebaiknya kita makan di tempat yang punya label halal saja bagaimana?" usul lo.

Hari tampak berfikir.
"Kkeol, aku tau tempat seperti itu. Aku bahkan pernah makan disalah satu tempat seperti itu. Tapi karna harganya lumayan mahal, aku tidak mengunjunginya lagi. Hehe." balas Hari setuju sambil tertawa garing.

Taxi yang kalian naiki berhenti di salah satu restoran yang memang memasang logo halal. Setelah Hari membayar taxinya, kalian langsung masuk dan mencari tempat duduk ternyaman. Lo juga melihat 1, 2 orang yang memakai jelbab berada dalam restoran itu.

Setelah memesan, kalian ngobrol lagi. Hari juga termasuk anak yang banyak bicara. Ada saja yang ia tanyakan dan ia bahas. Tak jarang lo juga tertawa karna humor yang ia lontarkan.

Sampai hp yang lo letakkan di atas meja menyala dan memunjukkan pop up,















real__pcy reply to your story
.
.
.

Okay Yeoreobun, so... Ayo tebak, cerita ini bakal tamat di

chapter 100 / kurang dari 100 / lebih dari 100

Suara terbanyak akan dikabulin deh :(

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang