65.Dinner

2K 295 13
                                    

"Yayaya! Sudah cukup. Kau mau membuat berapa banyak kimbab?" teriak Chanyeol disela kesibukannya mengaduk racikan kimci. Sesekali ia melihat lo dan kembali fokus ke kimci yang ia racik dengan bumbu favoritnya.

"Nheeee aku akan berhenti setelah yang satu ini." balas lo tanpa menoleh dan sibuk menggulung kimbab.

"Pecahkan telur-telur itu saja." perintah Chanyeol.

"Telur mana?"

"Itu, aku belum mengeluarkannya. Ambil 5 butir telur yang ada di kulkas. Kau harus bisa membuat geranmari."

Lo menyerngit sambil berfikir apa itu geranmari.

"Aaaaa, geranmari. Telur gulung." ucap lo bermonolog.

Lo langsung ngambil telur dan memecahkannya sesuai perintah Chanyeol.

"Pakai ini, nanti disaring setelah itu." ujar Chanyeol sambil memberi lo alat untuk mengocok telur.

"Kenapa harus disaring?"

"Kalau tidak disaring, teksturnya tidak akan lembut seperti yang biasa kau makan." jawab Chanyeol.

Lo mengangguk dan mulai mengocok telur.

"Oppa, sudah selesai. Mau berapa menu lagi yang akan kau buat?" tanya lo setelah berhasil membuat geranmari. Sekarang lo hanya tinggal memotongnya.

"Sudah, aku hanya tinggal menyusun ini." jawab Chanyeol yang sibuk memindahkan panci berisi sup tahu ke meja makan.

"Cepat potong itu dan bawa kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepat potong itu dan bawa kemari."

Lo langsung memotong geranmari buatan lo tadi dan meletakkannya di atas meja seperti yang telah Chanyeol lakukan. Lo tersenyum melihat telur mata sapi yang dihiasi gambar smile oleh Chanyeol.

Telur mata sapinya jelek, tapi Chanyeol menutupinya dengan menambahkan simbol smile menggunakan saus.

"Ayo makan." ajak Chanyeol yang langsung menarik kursi untuk didudukinya.

"Bolehkah aku mandi sebentar?" tanya lo ragu. Lo merasa risih mau makan, tapi masih kotor akibat selesai memasak.

"Tentu saja. Aku akan menunggumu." balas Chanyeol mengangguk.


Selesai mandi, lo buru-buru menghampiri Chanyeol ke dapur.  Langkah lo terhenti saat suasana dapur yang tadinya berantakan kini tersusun rapi. Tapi yang lebih membuat lo tercengang adalah, kondisi meja yang tadinya cuma ada makanan - sekarang sudah ada lilin dan seikat bunga.

Chanyeol menoleh, ia tersenyum manis dan langsung mendekati lo yang berdiri terpaku. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Chanyeol mengambil posisi di belakang lo dan mendorong lo pelan untuk duduk di kursi. Ia menarik kursinya dan menekan pelan bahu lo untuk mengisyaratkan supaya lo duduk.

Lo nelen ludah gugup. Ini pertama kalinya lo diginiin.

"Jangan tegang seperti itu." ucap Chanyeol membuat lo tersadar dari lamunan.

Lo berdeham.

"Kita sering makan bersama. Tapi tidak pernah yang ala-ala lagu Suho hyung itu." ucap Chanyeol.

Lo menyerngit menatap Chanyeol sambil berfikir.

Lagu Suho hyung?

"Mmm, maksud.. Oppa, Dinner?" tanya lo ragu.

Chanyeol langsung terkekeh dan mengangguk setuju. Lo jadi ikut tertawa melihat Chanyeol. Ingin mengatakan dinner saja ia pakai perumpamaan Suho.

"Jalmokgeusseumnida." ucap Chanyeol yang langsung mulai melahap kimbab.

"Tidak terlalu buruk." komentarnya sambil mengunyah.

"Jinjjaya?" tanya lo dengan mata yang berbinar.

"Eung, cobalah."

Lo mencoba memakan kimbab yang lo buat tadi. Dan lo kaget karna rasanya tidak beda jauh dengan kimbab yang biasa lo beli.

"Otteyeo?"

"Masisseoyeo." jawab lo dengan raut wajah yang cukup menggambarkan kesenangan lo.

"Mulai sekarang kau tidak harus membeli kimbab di toko itu lagi. Buat saja sendiri. Lagi pula tidak memakan waktu lama untuk membuatnya." tutur Chanyeol.

"Arasseo. Mulai sekarang aku akan membuat kimbab sendiri. Ah ya, aku juga akan membuat geranmari sendiri." balas lo sambil tersenyum senang.

Chanyeol ikut tersenyum.
"Jangan lupa, kau harus belajar memasak." ucap Chanyeol mengingatkan.

Lo tiba-tiba merasa sesak dan langsung meminum air untuk membebaskan sesak di rahang lo.

"Nheee oppa nhe.. Aku akan belajar memasak nanti. Dan jangan salahkan aku jika kemampuan memasakku lebih hebat darimu." balas lo sewot. Chanyeol terkekeh dan kembali fokus ke makanannya.

Lo dan Chanyeol melanjutkan makan makan malam yang terbilang cukup awal itu dengan tenang. Tidak ada yang membuka suara sampai Chanyeol yang memulainya.

"Rinrinie, besok aku tidak bisa menemuimu lagi." ucap Chanyeol. Ia berhenti mengunyah makanannya dan hanya fokus menatap lo.

"Gwaenchana oppa." jawab lo enteng seolah mengerti dengan jadwal Chanyeol yang padat.

Chanyeol terkekeh mendengar jawaban lo. Padahal ia menunggu pertanyaan kenapa dari lo.

Chanyeol berdesis.
"Kau tidak bertanya kenapa?"

Lo menggeleng ragu.
"Kurasa aku sudah tau kenapa oppa mengatakan itu."

"Wae?"

"Itu pasti karna jadwalmu yang padat kan? Gwaenchana oppa. Aku datang kesini juga hanya ingin melihatmu. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi beban bagimu sampai kau harus meluangkan waktu untuk terus-terusan menemuiku. Aku jadi tidak enak. Pasti banyak hal yang seharusnya ingin kau lakukan. Tapi gara-gara aku kau jadi harus membuang-buang waktu mu."
Lo tersenyum menatap Chanyeol. Tapi menatap Chanyeol malah memperburuk keadaan. Lo jadi pengen nangis. Mata lo sudah berkaca-kaca.

"Kau pasti meluangkan waktu tidurmu untukku kan. Aku tau. Besok aku akan kembali ke Indonesia. Oppa tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Aku tidak ingin mengganggumu."

"Ya! Kenapa kau berbicara seperti itu? Cih, omong kosong dari mana itu."
Chanyeol menggenggam tangan lo kuat.

Dada lo semakin sesak. Kenapa jadi se-melow ini?

"Oppa bianhe.. Jeongmal mianheyeo.." ucap lo pelan sambil terus menahan sesak di dada lo.

"Kenapa kau meminta maaf?" protes Chanyeol.

"Maaf telah menjadi bebanmu."

Chanyeol mengulum senyumnya. Tangannya yang panjang meraih wajah lo dan menghapus air mata lo.

"Sudah, aku ini ingin dinner romantis. Jangan menghancurkan acara dinnerku dengan menangis seperti ini." ucap Chanyeol. Tangannya masih menangkup kedua pipi lo.

"Ayo senyum." perintah Chanyeol.

Lo langsung tersenyum. Chanyeol ikut tersenyum sebelum menarik tangannya.
.
.
.

Keep Vomment yeoreobun 💙

Pasti diantara kalian ada yang mikir,
"Ini autornya kesambet apa ya? Tumben................

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang