29.Rumah Ceye

4K 560 29
                                    

Pagi-pagi, lo udah bangun tidur dengan perasaan yang gak bisa dijelaskan. Bawaannya pengen senyum terus. Karna dalam bayangan lo, hari ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan daripada hari-hari sebelumnya.

Lo langsung mandi dan membuat sarapan sederhana untuk lo makan sendiri. Setelahnya lo langsung memakai mantel lo dan berjalan keluar kamar.

Sebuah ketidak beruntungan, lo ketemu Minji. Dia udah siap dengan kostum olahraganya.

"Oh Rin ah, kenapa kau berpakaian seperti itu pagi ini? Kau mau kemana?" tanya Minji sambil memerhatikan setelan lo.

Lo menarik napas dan tersenyum.

"Aku harus bertemu seseorang." jawab lo seadanya.

"Bertemu seseorang? Siapa?" tanya Minji penasaran.

Selama ini lo emang gak punya tujuan atau siapa pun yang perlu lo temui. Karna disini juga lo gak punya saudara. Bahkan temen lo cuma Minji.

Lo kicep Minji nanya bergitu. Karna lo mau nyari alamat rumah Chanyeol hari ini.

"Rin ah?" panggil Minji yang membuat lo tersadar.

"Ah ya, a aku, aku akan menemui ayahku." jawab lo.

"Dimana? Boleh kulihat alamatnya?" tanya Minji, ada raut khawatir diwajahnya.

"Ah ya, Kenapa kau harus melihatnya?" tanya lo yang udah mulai gugup.

Minji natap lo dengan tatapan curiga. Ia mengerutkan dahinya.

"Ya! Kenapa aku harus melihatnya? Kau fikir ini daerahmu? Bagaimana jika kau tersesat? Aku tidak tau bagaimana harus mencarimu nanti!" ungkap Minji panjang.

Lo ketawa garing.

"Minji ah, aku hanya menemui ayahku.." ucap lo pelan.

"kalau begitu, tunggu. Aku akan mengantarmu."
Minji buru-buru masuk ke apartemennya.

Jika Minji ikut, semuanya gak akan terjadi sesuai ekspetasi lo.

"Minji ah, tidak apa-apa. Ayahku sudah datang!!" teriak lo dari depan pintu apartemen Minji.

Lo langsung lari dan mencari taxi.

"Pak, apa anda tau alamat ini?" tanya lo kepada supir taksi.

Supir taksi itu mengangguk. Lo terbelak tak percaya.

"Bisa antar aku kesana secepatnya?" pinta lo kegirangan.

"Tentu nona." jawab supir taksi itu sambil tersenyum.

Sepanjang jalan, lo gak berhenti tersenyum. Rasanya bahagia banget bisa dengan semudah itu nemuin alamat rumah Chanyeol. Urusan ada enggaknya Chanyeol dirumahnya, lo putusin untuk mengabaikannya. Karna yang paling penting sekarang, lo harus benar-benar sampai pada alamat rumah itu.

20 menit terasa begitu lama. Sudah beberapa lagu yang lo dengar dari earphone lo. Bahkan lo pikir udah sejam lewat, tapi gak nyampek juga.

"Pak, apa alamatnya sejauh ini?" tanya lo kepada pak supir. Lo udah gak sabar banget pengen cepet sampai.

Supir taksi itu tersenyum.
"kita sudah sampai nona." ucapnya yang membuat lo melotot ke supir taksi.

"ini rumahnya," ucap supir taksi itu sambil menunjuk rumah yang ada di sampingnya.

Lo buru-buru bayar taksinya dan ngucapin terimakasih yang sangat banyak. Lo benar-benar gak nyangka bisa menginjakkan kaki dialamat ini.

Perlahan, lo masuk ke pagar yang tidak dikunci itu. Rumahnya terlihat sepi. Tapi lo bisa liat sebuah mobil yang terparkir di garasi mobil. Mobil yang lo ketahui adalah mobilnya Chanyeol.

Lo tersenyum sumringah dan berjalan perlahan mendekati pintu masuk. Sesekali lo merapikan rambut lo yang sama sekali gak berantakan. Jantung lo juga udah gak karuan. Dan lo juga gak bisa berhenti senyum.

Sekarang lo udah berdiri tepat didepan pintu utama. Dengan tangan yang sedikit gemetar, lo menekan bel rumahnya.

Lama lo nunggu sambil jinjit-jinjit gugup. Tak ada tanda-tanda akan ada orang yang bakal bukain pintu. Dan lo putuskan untuk menekan lagi tombolnya.

Sudah lebih dari 3 kali, tapi masih sama saja. Bahkan tak ada tanda-tanda ada orang didalam rumah.

Akhirnya lo putuskan untuk duduk di sebuah bangku yang ada didepan rumahnya Chanyeol.

Mungkin Chanyeol masih tidur atau ia sedang disuatu tempat.

Lagi-lagi lo nyetel lagu untuk menghilangkan rasa bosan lo. Ya sebenernya lo gak bosan sih. Karna bagi lo, nungguin Chanyeol itu bukanlah hal yang membosankan. Cuma biar gak garing aja gitu.

30 menit udah lo duduk disitu. Karna udah pegel, lo berdiri dan mencoba untuk memencet bel lagi. 

Masih sama.

Sekali lagi, nungguin Chanyeol itu bukanlah hal yang membosankan.

Lo tersenyum dan menekan belnya lagi.

Lo kaget dengar suara orang yang mulai membuka kunci pintu. Lo buru-buru merapikan mantel yang lo pakek, padahal masih rapi.

Lo gugup pake banget. Lo bahkan gak berani ngangkat wajah lo. Jadi lo nunduk aja sampe pintunya kebuka.

Lo bisa liat kaki orang yang memakai selop berbulu. Kakinya juga berbulu. Dan lo yakin banget itu Chanyeol.

Lama gak ada respon apa-apa. Lo memberanikan diri untuk ngangkat wajah lo.

Chanyeol terpaku natap lo.

Lo kaget Chanyeol tiba-tiba meluk lo.

Lama Chanyeol meluk lo. Sampe lo sadar kalo Chanyeol lagi sesenggukan.

"Oppa.. Kau baik-baik saja?" tanya lo ragu sambil mengusap bahu Chanyeol.

Sebernya lo udah pegel. Karna lo harus jinjit lama banget. Chanyeol kan tinggi banget.

Chanyeol mengangguk mendengar pertanyaan lo. Tapi dia belum melepas pelukannya.

Lo bisa mati berdiri kalo lama-lama dipeluk Chanyeol.

Chanyeol mengusap pelan air matanya. Matanya jadi tambah bengkak karna dia menangis. Apalagi Chanyeol baru bangun tidur.

Chanyeol melepas perlahan pelukannya. Akhirnya lo bisa bernapas lega. Lo tersenyum lebar kearah Chanyeol.

"Senyummu masih sama." ucap Chanyeol pelan sambil membalas senyuman lo.

"Ya?" lo yakin lo salah dengar dengan ucapan Chanyeol tadi.

Chanyeol terkekeh.
"Tidak ada, ayo masuk." ucap Chanyeol yang langsung menarik tangan lo untuk memasuki rumahnya.

"Aku tau kau pasti akan datang." kata Chanyeol sambil menutup kembali pintu rumahnya.

"Dirumahku jarang ada orang, sama seperti rumahmu. Semua orang sibuk, termasuk aku." jelas Chanyeol sambik tersenyum lebar kearah lo.

Lo ngikutin Chanyeol jalan kedapur.

"Duduklah."
Chanyeol nyuruh lo duduk dimeja makan.

Ia mengambil dua minumuan kaleng dari lemari esnya.

"Minumlah, kau pasti haus kan. Aku tidak benar-benar mendengar belnya tadi. Maaf ya, kufikir itu mimpi." jelas Chanyeol pagi disertai cengirannya.

Lo tersenyum dan mengangguk.

Chanyeol berdeham sebelum menatap lo,
"Sebenarnya...."

Lo menatap Chanyeol menunggu kelanjutan kalimatnya.
.
.
.

Tuh, yang minta ada Chanyeolnya. Udah gue kasih 😟
😟
😟

Gue, Chanyeol, Sehun, Suho, mau ngucapin terimakasih karna udah mau baca ff ini 😄😆

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang