56. Oppa Watta

2.5K 342 30
                                    

Chanyeol tersenyum sebelum menglock ponselnya dan memasukkannya kedalam kantong celananya.

Ia buru-buru meninggalkan ruang latihan yang sudah sepi itu. Tapi masih ada Kai disana.

Chanyeol berjalan mendekati Kai dan membangunkannya. Iya, Kai ketiduran karna lelah latihan.

"Kau tidak mau pulang?" tanya Chanyeol saat Kai tersadar.

"Apa hanya tinggal kita?" tanya Kai panik.

Chanyeol mengangguk dan langsung berbalik meninggalkan Kai.

"Jangan tidur lagi!" teriak Chanyeol saat di ambang pintu keluar.

Kai buru-buru bangkit dan berlari mengejar Chanyeol.
Ia tidak ingin harus menumpang dengan mobil anak NCT lagi karna ditinggal membernya yang lain. Cukup sekali pengalaman seperti itu terjadi. Parahnya saat itu mobil anak NCT malah penuh dan membuatnya terpaksa berdesakan. Kai juga tidak ingin mempersulit keadaan dengan harus naik taksi.

Walaupun begitu, tetap saja Kai malas membawa mobilnya sendiri. Maka tak jarang jika kita melihat Kai bersama Chanyeol atau Suho.

"Hyung, jangan coba-coba meninggalkanku lagi!" seru Kai masih sambil berlari kecil mengejar Chanyeol yang langkahnya besar.

Chanyeol terkekeh geli mengingat kejadian dimana Kai terpaksa menumpang mobil member NCT.

Saat sampai di dorm, Chanyeol langsung menyuruh Kai turun. Dan Kai langsung mengiyakan tanpa bertanya apapun. Tapi jika posisi Kai diganti Sehun, ia pasti akan bertanya sedetail mungkin kenapa ia diminta turun lebih dulu.

Setelah Kai turun, Chanyeol langsung melajukan mobilnya meninggalkan Kai yang hanya menatapnya pergi lalu masuk ke dorm.

Dijalan, Chanyeol tidak bisa mahan senyumnya. Bahkan ia kesal pada dirinya sendiri kenapa ia tidak bisa berhenti tersenyum.

"Geumanhaja Chanyeol ah!" serunya gemas.

Chanyeol mengambil hpnya dan menelpon nomor cafe yang sering ia telpon. Memesan dua cup jumbo americano dan sekotak ayam goreng.

Chanyeol segera memakai maskernya saat ia sampai di parkiran mobil hotel. Ia keluar dan berjalan santai menuju lobby. Tidak ramai orang disini.

Jantungnya berdetak sangat kencang saat ia berada di depan pintu sebuah kamar. Chanyeol menarik napas sebelum menekan pin yang sempat ia tanyakan tadi.

Perlahan ia masuk dan melepas sepatunya. Dan hatinya semakin tak karuan saat ia melihat lo yang tengah membenamkan wajah lo di kedua lutut lo.

Chanyeol berjalan perlahan mendekati lo yang masih belum sadar ada orang yang masuk kamar lo. Suaranya tidak terdengar karna lo nangis.

"Uljima." ucap Chanyeol yang membuat lo melompat kaget.

Chanyeol terkekeh.

Lo makin nangis kejer saat melihat wajah Chanyeol yang muncul tiba-tiba.

"Ya Yak- oppa disini. Kenapa kau malah tambah menangis?" tanya Chanyeol sambil mendudukkan dirinya disamping lo.

Ia mengusap pelan kepala lo dan membuat lo perlahan mengangkat kepala.

Chanyeol tersenyum menampakkan lesung pipinya. Ia melebarkan kedua tangannya didepan lo.

"Kau merindukanku kan." ucap Chanyeol dengan wajah sombong nya.

Lo menggeleng.

"Sini kupeluk!" ucap Chanyeol lagi sambil menarik lo kedalam pelukannya.

"Sudah kubilang kan jangan menangis lagi. Kenapa kau mudah sekali menangis? Kau fikir dengan menangis seperti itu aku akan datang? Tidak perlu menangis juga aku tetap akan menemuimu." omel Chanyeol panjang lebar sambil mengusap-usap kepala lo.

"Mengapa oppa bohong kepadaku?" tanya lo masih sesenggukan.

Chanyeol terkekeh sejenak. Lalu mengendurkan pelukannya.
Lo yang peka langsung melepas pelukan Chanyeol.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin membuat kejutan. Dan kau!" hardik Chanyeol menatap lo tajam. "Kenapa kau tiba-tiba datang ke Seoul?" sambungnya masih menatap lo dengan tatapan mengintimidasi.

"Itu karna... Aku.. Merindukanmu." jawab lo pelan sambil menunduk.

"Oppa tidak pernah menghubungiku selama sebulan terakhir. Wae?"

Lo memberanikan diri untuk menatap Chanyeol.

Chanyeol menarik napas dalam dan menghembuskannya.

"Mianhe, aku benar-benar sibuk. Jujur saja aku lupa. Waktu itu kufikir tidak ada yang mencariku. Kau bahkan juga tidak mau menghubungiku." jawab Chanyeol yang sudah mempoutkan bibirnya.

"Oppayaaa, mana mungkin aku menghubungimu duluan. Aku tidak ingin mengganggumu." balas lo. Lebih tepatnya lo gak mau menghubungi Chanyeol duluan karna pada akhirnya lo bisa aja jadi nyepam dia. Dan Chanyeol pasti akan kesal dan bisa saja ia memblokir nomor lo.

Chanyeol berdesis sebelum ia berdecak.
"Ya, apa kau benar-benar datang kesini untuk menemuiku?" tanya Chanyeol dengan suara yang sedikit dipelankan.

Membuat lo mengerutkan dahi dan mengangguk ragu.

"Atau kau datang karna ingin melihat konser NCT?" tanya Chanyeol lagi.

Lo menghela napas lelah sambil menatap Chanyeol kesal. Pasalnya konser NCT masih dua minggu lagi.

"Oppa," lo berdesis membuat Chanyeol memusatkan perhatiannya ke lo dan menunggu kalimat berikutnya.
"Apa mungkin konser NCT dipercepat?" tanya lo dengan suara yang agak dikecilkan.

Chanyeol mendelik dan menarik wajahnya menjauh.
"Mana mungkin! Mereka sudah menetapkan tanggalnya, dan itu tidak mungkin diganggu gugat lagi!" balas Chanyeol kesal.

"Dan itu masih dua minggu lagi." sambungnya tanpa melihat lo.

"Dan.. Tidak mungkin aku menetap disini sampai dua minggu." ucap lo sambil tersenyum selebar mungkin.

"Mungkin saja." sahut Chanyeol masih dengan wajah kesalnya menatap kedepan. Tidak lupa ia melipat kedua tangannya.

"Aigeu.."

Ting nong

"Eoh, sudah sampai."
Chanyeol langsung bengkit untuk membuka pintu. Jujur saja ia sudah sangat lapar sekarang.
.
.
.

Yeoreobun, saranghae :(

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang