Akibat terlalu lama bergadang sambil nyanyi sama Chanyeol, lo jadi bangun kesiangan. Itu juga mbak Yuna yang bangunin. Kalo gak bisa tamat riwayat lo. Ini kan hari senin.
Setelah selesai semua dengan buru-buru lo langsung ninggalin Chanyeol yang masih tertidur di tempat tidur lo.
"mbak, ntar Chanyeol nya dikasi makan ya." pesan lo ke mbak Yuna sebelum masuk ke mobil.
Nyaris aja lo telat. Pak satpam udah berdiri di depan pintu gerbang soalnya. Dan murid-murid juga udah jalan ke lapangan.
"kok telat?" tanya Anjun saat lo baru aja nyampe di barisan.
"iya gue semalem bergadang." jawab lo masih ngosngosan karna lari-lari.
"begadang sama Chanyeol?" tanya Anjun lagi.
Lo ngangguk.
"jangan bilang lo.." ucap Mumut sambil menggerak gerakkan jarinya membentuk tanda petik.
"apa?" sambar lo sinis.
Mumut ketawa sambil nutup mulutnya. Lalu ia berbisik ke Lala.
Lala membulatkan matanya dan natap lo dengan wajah tak percaya. Lalu Lala geleng-geleng masih dengan mulut yang menganga.
"lo ngomong apa gil ke dia?" tanya lo ke Mumut.
"ya ngomong kalo lo..."
"woi, diem! Diliatin tuh sama buk bk." kata Fitri mengingatkan.
Akhirnya kalian terdiam sampai upacara selesai.
"lo tidur jam berapa semalem?" tanya Anjun.
"jam 3."
"lah tumben?"
"iya jadi semalem itu.." sebelum lo ngelanjutin, ke empat temen lo udah berhamburan kearah meja lo dan Anjun. Mereka udah serius banget mau dengerin lo cerita.
"jadi semalem gue begadang karna Chanyeol nyanyi sambil main gitar. Ya karna gue manusia normal, gue sudah pasti gak sadar kalo itu udah kelewat malem. Sampe Chanyeol oppa nyuru gue tidur karna mata gue udah merah katanya. Dan waktu gue liat jam, udah jam 3 aja."
"jadi lo gak..." kata Lala terputus, ia menggerakkan jarinya membentuk tanda petik.
"gak apa? Gausah ngeres ya La!" ketus lo ke Lala.
"wah.. the real holly shit is you!" kata Lala sambil nyentil jidadnya Mumut.
.
Sepulang sekolah, lo udah buru-buru aja mau pulang. Pak Dodo juga udah standby didepan gerbang.
"riiiiiiiin!!!!"
"ntar sore kita kerumah lo ya!!!!"
Teriak temen-temen lo sebelum lo masuk ke mobil. Lo hanya menghela nafas lelah sambil membayangkan kejadian sore hari nanti dirumah lo."pak ngebut ya, aku pengen cepet-cepet sampe rumah!" ucap lo yang langsung di angguki oleh pak Dodo, supir lo.
Saat sampai dirumah, lo melihihat Bisma sepupu lo lagi bengong sambil megangin gitarnya.
"woi!" seru lo yang membuat Bisma kaget.
"anjirrr, eh maap gue ngumpat didepan lo! Lo jahat ya dek." kata Bisma sambil natap lo.
Lo memicingkan mata natap Bisma, menunggunya melanjutkan ucapannya.
"lo gak ngasi tau gue kalo Chanyeol dirumah lo." sambung Bisma dengan gigi yang dirapatkan.
"lah, emang mas peduli?" tanya lo sambil melipat tangan ke dada.
"ya kalo udah nyata siapa yang gak peduli coba? Ih awas ya lo!" kata Bisma geram. Setelahnya ia langsung berdiri dan berlalu ninggalin lo. Lo nungguin Bisma pulang sampe mobilnya gak keliatan lagi.
Lo narik napas lega dan langsung berjalan dengan riang menuju kamar lo. Tempat yang selalu ingin lo tempati beberapa hari ini. Ya, tepatnya setelah Chanyeol ada dikamar lo.
Sambil jalan pun lo senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Chanyeol yang akan lo liat nanti. Wajah yang tak pernah jelek dimata lo. Wajah yang selalu bisa buat lo bahagia walau hanya menatapnya dari layar hp. Wajah yang selalu lo impikan berada disisi lo. Dan mimpi itu akhirnya terwujud berkat game pokemon yang selalu lo kata-kata in.
"pokemon.. Haha.." lo jadi ketawa sendiri membayangkan pokemon dan Chanyeol.
Lo menarik napas sedalam-dalamnya oh sebanyak-banyaknya saat berada di depan pintu kamar. Lo jadi grogi sekarang. Tangan lo udah dingin. Sesekali lo jinjit-jinjit sambil memegangi knop pintu.
Senyum lo masih mengembang bahkan saat lo membuka pintu dan tidak melihat Chanyeol.
"pasti dia sembunyi." ucap lo bermonolog.
Lo langsung masuk dan celingukan memcari keberadaan Chanyeol. Melihat pintu kamar mandi lo kebuka, membuat jantung lo berdetak lebih kencang dari biasanya.
Dengan ragu lo berjalan mendekati kamar mandi. Entah kenapa firasat lo mengatakan Chanyeol tidak ada disitu. Dan bener aja, lo udah mau nangis karna Chanyeol benar-benar tidak ada dikamar mandi.
Lo langsung lari ke balkon dan tidak juga menemukan Chanyeol disana.
Segera lo berlari menuruni tangga dan berniat mencari Chanyeol didapur atau kamar tamu. Tapi hari ini sepertinya bukan keberuntungan lo. Lo tersandung dan jatuh berguling menghabiskan beberapa anak tangga.
"aauhh.." lo meringis pelan bahkan tanpa suara. Kaki lo benar-benar sakit dan membuat lo susah untuk mengeluarkan suara.
Namun karena teringat Chanyeol, seketika sakit dikaki lo hilang. Lo langsung berdiri dan memcoba berjalan lagi. Padahal lo jalan aja susah karena sedikit pincang.
"oppaaaa eodigasseo??" teriak lo sambil nahan air mata lo yang udah mau jatuh aja, Akibat rasa takut lo bahwa Chanyeol udah gak ada ditambah sakit dikaki lo.
"oppaaa.." lo udah nangis sekarang. Lo udah gak sanggup lagi jalan sehingga lo harus pasrah terduduk di tengah jalan.
"oppaaa..." teriak lo lagi dengan air mata yang udah bercucuran.
Lo meringis memegangi kaki lo yang terkilir. Bahkan lo menemukan darah dan menyadari ada bagian dari kaki lo yang terluka.
"oppaaa.." tapi lo gak bisa berhenti manggil Chanyeol yang dari tadi gak ada jawaban.
Lo mendengar suara langkah kaki yang berlari mendekati lo. Membuat senyum lo mengembang dan lo buru-buru menghapus air mata lo.
Tapi senyum lo luntur saat melihat mbak Yuna yang berlari mendekati lo, bukan Chanyeol.
"astagfirullah non," mbak Yuna langsung panik dan memanggil Pak Dodo agar mengangkat lo kekamar.
Mbak Yuna segera memanggil dokter sedangkan lo diangkat Pak Dodo kekamar.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYASAR ✖ PARK CHANYEOL
Fanfiction[ON GOING] "hah? Pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya?!" "Chanyeol? Gausah mimpi!" "jangan bilang Chanyeol tiba-tiba keluar dari poster" -May 31, 2017-