Jakarta, 23:03 wib
Chanyeol duduk diam memandangi gambar dirinya yang ada di dinding didepannya. Wajahnya datar. Fikirannya juga sangat kacau.
Ia menunduk sambil menyunggingkan senyumnya. Air matanya jatuh satu dua tetes. Dadanya kembali sesak. Ia ingin sekali turun kebawah dan menemani lo. Bahkan ia ingin meluk lo terus terusan.
Sebelumnya, lo sendiri yang nganter Chanyeol ke kamar. Dengan alasan demi keamanan dirinya. Karna lo takut ada orang yang iseng ngefoto Chanyeol dan membuat heboh dunia sosial media. Bahkan Chanyeol bisa saja mendapat teguran dari pihak agensi.
Chanyeol nurut aja. Karna itu juga untuk kebaikan lo dan dirinya.
Lo masuk sambil membawa makanan untuk Chanyeol. Sejak kalian sampai tadi sore, Chanyeol sama sekali belum makan. Kalo lo ya gausah ditanya. Mau makan aja gak ketelen.
Chanyeol langsung bangkit saat mendengar suara pintu terbuka. Lo tersenyum melihat wajah Chanyeol. Untuk saat ini, tidak ada yang lebih membahagiakan selain mengetahui bahwa Chanyeol ada bersama lo.
"Oppa makanlah, kau belum makan sejak tadi." ucap lo sambil meletakkan nampan di meja belajar lo.
Chanyeol dengan sigap langsung berjalan kearah lo dan menarik satu kursi sebelum meminta lo untuk duduk. Setelahnya, ia menarik kursi satunya lagi untuk ia duduki sendiri.
Chanyeol sibuk memerhatikan lo yang matanya udah bengkak banget. Sesekali lo melamun gak sadar diri.
Bahkan Chanyeol berasa kenyang aja ngeliat lo begitu.
"Rinrinnie."
"Eoh nae?" jawab lo sambil menatap Chanyeol.
Chanyeol menghela napas jengah menatap lo. Ia menarik nampan berisi nasi itu kedepannya. Chanyeol mulai menyendokkan nasinya.
"Ayo, makanlah." ucap Chanyeol sambil mengarahkan sendok berisi nasi kedepan mulut lo.
Lo terkekeh sambil mendorong pelan tangan Chanyeol.
"Aku membawakannya untukmu, kenapa kau malah menyuruhku makan.." ucap lo tanpa menatap Chanyeol.
"Aku tidak akan makan kalau kau juga tidak makan, Rinrinnie." tekan Chanyeol yang membuat lo langsung menatapnya tak percaya.
"Ayo buka mulutmu." seru Chanyeol lagi yang entah kenapa lo langsung luluh dan langsung buka mulut.
Chanyeol tersenyum senang menatap lo. Ia lalu memasukkan sesendok nasi ke mulutnya sendiri.
"Kapan oppa akan kembali?" tanya lo tanpa liat Chanyeol lagi. Bagaimana pun, pertanyaan itu yang dari tadi ada di kepala lo.
Chanyeol terdiam menatap lo. Bahkan ia sama sekali tidak memikirkan kapan ia kembali. Dan mendapat pertanyaan seperti itu membuatnya bingung dan terdiam.
Lo yang masih ngeblank juga gak peka. Bukannya malah mencairkan suasana. Lo malah mengambil alih sendok yang Chanyeol pegang dan malah mau menyuapi Chanyeol. Dan Chanyeol nurut aja gitu langsung buka mulut.
"Oppa aku tidak sanggup menyuapimu.." lirih lo yang langsung terisak.
Dari tadi lo susah payah nanah supaya gak nangis, tapi lo tetap gak bisa. Ditinggal pergi sama ayah itu rasanya gak enak banget. Sumpah. Apalagi lo dan ayah lo itu deket.
Orang yang hubungan sama ayahnya gak dekat aja sakitnya itu banget. Apalagi kalo menyaksikan sendiri gimana ayah lo menghembuskan napas terakhirnya.
Chanyeol yang panik karna lo tiba-tiba nangis lagi langsung meringsut buat meluk lo. Erat Chanyeol menahan badan lo dan membiarkan lo membenamkan wajah lo didadanya.
"Sssttt... Sudahlah, ada aku disini." ucapnya dengan mulutnya yang masih terisi makanan.
Chanyeol terus mengusap kepala lo. Tangan satunya tak lepas mendekap lo.
Lo makin nangis nyebayangin gimana kalo nanti Chanyeol gak ada lagi disamping lo.
"Aku akan tidak akan kembali jika kau terus seperti ini.." ucapnya lagi.
Lo sekuat tenaga menahan untuk tidak mengeluarkan air mata lagi. Sekuat tenaga lo mencoba menahan tangisan lo. Tapi semakin ditahan, isakan lo semakin menjadi. Membuat Chanyeol berhenti mengusap kepala lo dan membiarkan kedua tangannya mendekap lo.
Chanyeol yang sedari tadi menahan untuk tetap terlihat kuat pun gagal. Ia menangis, air matanya mengalir. Tidak jatuh satu dua tetes lagi. Ia benar-benar menangis.
Tak lama, Chanyeol tidak lagi mendengar suara tangisan lo. Ia juga tidak merasakan isakan lo. Buru-buru Chanyeol menghapus air matanya dan melepas pelukannya.
"Oppa.." lirih lo menatap mata Chanyeol yang sembab.
"Uljima.."
Chanyeol tersenyum dan menggeleng.
"Aku tidak mengis bodoh!" ucap Chanyeol sambil menyentil jidad lo."Aaaiisshh." eluh lo sambil mengusap-usap bekas sentilan Chanyeol yang lumayan sakitnya.
"Ayo kita kembali bersama." ucap Chanyeol setelahnya.
Lo kaget dan langsung menatap Chanyeol dengan tatapan penuh tanya. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu dengan mudahnya.
"Wae? Kau tidak mau pulang bersama ku?"
Tanya Chanyeol."Tapi ini rumahku, oppa."
"Eoh nae, maksudku.. Apa kau tidak ingin kembali ke korea bersamaku?"
Chanyeol menatap lo dengan tatapan penuh harap.
"Tentu saja aku mau." jawab lo enteng. Ya siapa juga yang nolak kalo diajak barengan sama Chanyeol!?
"Tapi... Aku tidak bisa kembali secepatnya."
"Kalau begitu aku tetap akan disisi menemanimu." sambung Chanyeol sambil melipat kedua tangannya.
Lo terkekeh pelan menatap Chanyeol.
"Keundae oppa, kau tetap harus kembali besok. Kau harus ingat siapa dirimu.." ucap lo mencoba mengingatkan Chanyeol.
"Besok? Kenapa cepat sekali?!" pekik Chanyeol melebarkan matanya.
"Aku ingin sedikit lebih lama disini. Masih ada sesuatu yang ingin kuselesaikan." jelas Chanyeol.
"Apa? Oppa ingin menyelesaikan apa?" tanya lo heran.
"Somay! Hehe." Chanyeol tersenyum lebar menampakkan sederet gigi rapinya. Dan membuat lo terkekeh pelan.
"Jadi oppa pengen makan somay ya..."
Chanyeol tersenyum menutup mulutnya. Ia membuang wajahnya kesamping sambil menahan tawa. Ia malu.
"Jujur aku tidak bisa melupakan rasa somay yang lezat itu.." sambungnya pelan.
Lo terkekeh melihat tingkah Chanyeol yang manis-manis mengahanyutkan itu.
"Nah, lebih baik seperti ini." ucap Chanyeol yang membuat lo terdiam menatap Chanyeol.
"Aku ingin melihatmu tersenyum setiap hari." ucapnya lagi.
"Ayo berjanjilah untuk tidak menangis lagi." sambungnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Lo masih terdiam menatap Chanyeol.
"Wae? Kau tidak mau berjanji padaku?" tanya Chanyeol lagi.
"Bukan begitu..." lirih lo yang tiba-tiba udah nangis lagi. Iya lo nangis terharu kenapa ada orang sebaik Chanyeol didunia ini.
"Kau benar-benar tidak ingin berjanji padaku ternyata." ucap Chanyeol menurunkan tangannya. Ia tersenyum sekilas. Hatinya pedih. Dan lagi, ia menarik lo kedalam pelukannya.
.
.
.Jeongmal mianhe yeoreobun :(
SUMPAH GUE BAKAL NGELANJUTIN CERITA INI SAMPE ABIS KOK :)
SO DONT WORRY ❤
Please jangan bosan untuk vomment dan nungguin ceritaku yha :(
KAMU SEDANG MEMBACA
NYASAR ✖ PARK CHANYEOL
Fanfiction[ON GOING] "hah? Pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya?!" "Chanyeol? Gausah mimpi!" "jangan bilang Chanyeol tiba-tiba keluar dari poster" -May 31, 2017-