25.Vivapollo

3.9K 542 29
                                    

Sejak hari dimana lo ngeliat postingan Chanyeol dihapus. Lo memutuskan untuk menganggap semua yang terjadi hanyalah mimpi. Mimpi indah lebih tepatnya.

Banyak sekali penyesalan yang lo rasain. Mulai dari nyesal tidak pernah mengambil foto Chanyeol, nyesal tidak memasang cctv dikamar lo, dan nyesal gak minta tanda tangannya sekalian.

Dan itu semua cukup untuk lo jadikan pelajaran dalam hidup lo. Kecewa? Sangat.

Walaupun begitu, lo tetap mencinta Chanyeol lebih dari sebelum lo ketemu Chanyeol secara langsung. Ditambah lagi Chanyeol sempat menulis surat untuk lo yang sekarang udah lo bingkai. Lo selalu tersenyum saat melihat surat itu. Apalagi membaca bagian "jangan pernah berhenti mencintaiku."
Rasanya ada harapan disana, walaupun sedikit. Ibarat lautan, harapan lo hanya setetes doang.

Tapi bukan berarti harapan yang setetes itu gak perlu diperjuangkan bukan? Buktinya, sekarang lo kuliah di Korea.

Harus disebut apa semua keberuntungan ini?

Hari ini, sudah seminggu lo menginjakkan kaki di korea. Dan sekarang lo lagi siap-siap untuk nemenin bokap lo untuk ketemu kliennya. Awalnya sih lo nolak, karna unfaedah banget menurut lo. Tapi mengingat besok bokap lo resmi ninggalin lo sendirian, lo ngikut aja.

Dan betapa kaget dan tercengangnya lo saat turun dari taxi dan melihat sebuah restoran didepan lo. Restoran yang selama ini sangat ingin lo kunjungi. Ya apa lagi jika bukan vivapollo.

Lo bahkan sempat memeluk bokap lo sambil memekik geram karna terlalu senang. Sebenernya udah pengen teriak aja, cuma takut calon mertua lo denger. Kan malu.

"papa kenapa bawa aku kesini?" tanya lo sambil ngegandeng tangan bokap lo. Lo udah girang sendiri. Berasa mau dijodohin. Apalagi lo datang sama bokap lo. Kan udah kaya mau pertemuan perjodohan gitu.

"mau ketemu klien. Gak enak kalo sendirian." jawab bokap lo enteng. Namun cukup untuk menyadarkan lo dari hayalan tentang perjodohan itu.

"waaah, baik banget ya kliennya." ucap lo bermonolog.
Sungguh sebuah keberuntungan bagi lo. Diajak bokap ketemu klien yang buat janji di vivapollo ini.

Setelahnya lo langsung masuk dengan perasaan yang sulit digambarkan.

Tangan lo dingin, kuping lo panas, dan jantung lo, gausah ditanya. Udah pasti hampir copot. Dalam bayangan lo, tiba-tiba Chanyeol muncul dari dapur dan nyamperin lo.

"kamu gapapa?" tanya bokap lo yang melihat lo senyum-senyum.

Lo bahkan gak sadar kalo bokap lo lagi nanya. Lo sibuk memerhatikan bentuk dan isi vivapollo ini. Banyak sekali foto Chanyeol yang ditempel didindingnya. Dan sesuai dengan foto-foto yang biasa lo liat dari hp, banyak sekali pesan-pesan dari exo l untuk Chanyeol yang sengaja ditempel didindingnya.

"apa Chanyeol baca semuanya ya?" ucap lo bermonolog lagi. Bokap lo menarik napas dan tersenyum menatap lo.

Tak lama kemudian, seorang pria yang lo taksir lebih tua dari bokap lo, dengan tampang khas orang korea datang menghampiri lo dan bokap lo.

"anyeonghaseyeo.." sapanya yang dengan sedikit membungkuk. Lo yang ngerti langsung ngebalas salam orang itu. Dan bokap lo jadi ikut ikutan.

"lama tidak bertemu tuan Rusdi." ucap bapak itu dengan bahasa korea.

Bokap lo hanya tertawa kecil dan mengengguk sebelum mempersilakan bapak itu duduk. Bokap lo gak bisa bahasa korea.

"jadi, bagaimana kabar anda?" tanya bapak itu dengan bahasa korea lagi.

Lo yang terlalu peka langsung nyambung.
"aah, maaf pak. Tapi ayahku tidak bisa berbahasa korea."

Bapak itu tersenyum natap lo.
"ah, tapi kenapa bahasamu seperti orang sini?" tanya bapak itu.

"itu karna saya kursus dan berniat untuk, ah.. Tidak ada." jawab lo. Lo hampir aja curhat kalo lo berniat untuk jadi istri Chanyeol.

Bapak itu mengangguk sambil tertawa kecil.

"jadi ini anakmu yang kau ceritakan itu mr. Rusdi?" tanya bapak itu dengan menggunakan bahasa inggris. Yang membuat lo terbelak.

"yaa, dialah yang sering kuceritakan." jawab bokap lo sambil tersenyum ingin tertawa.

Lo hanya menatap bokap lo dengan pandangan tak percaya.

Pelayan datang membawakan dua piring pasta dan sepiring pizza. Tapi gak ada satu piring pun yang diletakkan didepan lo. Lo jadi sedih sendiri. Mungkin belum.

"bisakah kau memberikan kami sedikit privasi?" tanya bapak korea itu sambil natap lo ramah. Lo ngangguk aja. Tapi lo belum berdiri. Karna lo sendiri aja bingung harus pindah kemana. Padahal restorannya lagi sepi. Hanya dua meja yang terisi. Itu juga meja lo sama satu meja di ujung sana.

Entah kenapa lo jadi pengen nangis sekarang. Bisa-bisanya ada orang yang ngusir lo, walaupun secara halus. Tapi bokap lo sendiri gak ngebela lo dan hanya diam. Diam berarti setuju bukan? Artinya bokap lo juga ngusir lo.
Miris.

Dengan berat hati, lo bangkit dan mencoba menahan sakit hati lo. Lo jadi kesel sendiri sama bapak itu. Lo pindah ke meja yang cukup jauh jaraknya dari meja bokap lo. Ya sekiranya lo gak bisa dengar percakapan mereka dari sini.

Dan lo jadi bingung sendiri, kenapa pelayannya gak datang juga? Dan tidak ada tanda-tanda akan datangnya pelayan juga.

Gabut. Lo ngambil hp lo dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Lo mulai memotret semua yang ada dengan kamera hp lo.  Sampai lo terkekeh karna ada seorang pria yang tidak sengaja terfoto oleh lo.

"lumayan sih, kalo gue bilang ini Chanyeol juga mereka percaya. Orang mukanya gak keliatan juga." ucap lo terkekeh geli sambil melihat hasil foto lo tadi.

Saat lo berniat mengambil foto pria itu lagi, dia sudah tidak ada. Tapi ada pria lain yang menggantikan posisi pria tadi. Bajunya beda soalnya. Yang lo anggap Chanyeol tadi bajunya warna krim, yang sekarang lo liat bajunya warna abu-abu. Dan itu sudah pasti bukan Chanyeol.

Dan napas lo seakan berhenti saat seorang pria yang sangat lo hafal postur tubuhnya, warna rambutnya, bentuk alisnya, matanya, dan bibirnya. Dan lo hafal betul itu adalah sosok Ooh Sehun.
.
.
.

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang