Lo lagi uring-uringan sama Chanyeol di tempat tidur. Setelah acara tadi Chanyeol di izinkan untuk pulang sebentar. Dan di sinilah kalian sekarang.
"Oppa, apa kau lelah?" tanya lo sambil menatap Chanyeol yang memejamkan matanya.
Chanyeol menggeleng.
"Bohong jika aku menjawab tidak. Apa wajahku terlihat lelah?" tanya Chanyeol balik sambil mengubah posisi terlentangnya menjadi terlungkup.Lo menggeleng tidak yakin. Karna sepertinya make up yang Chanyeol gunakan tidak menutupi semuanya.
"Aah, dasar tidak profesional." ketus Chanyeol sambil menidurkan kepalanya.
"Siapa yang tidak profesional?"
"Make up artisnya. Noona yang biasa mengurus kami sedang cuti karena ia melahirkan anak pertamanya. Dan diganti dengan MUA baru yang umurnya sama denganmu." jelas Chanyeol.
"Benarkah? Apa dia cantik?" tanya lo yang langsung heboh pas denger Chanyeol bilang seumuran. Karna jika begitu, lo punya kesempatan juga untuk menjadi make up artisnya Exo.
"Tentu, cantik itu perlu. Cantik dan memiliki skill yang bagus." jawab Chanyeol, ia masih memejamkan matanya.
"Apa aku bisa menjadi make up artisnya exo juga?" tanya lo dengan suara yang cukup pelan.
Chanyeol langsung membuka matanya dan menatap lo sinis.
"Untuk apa? Kau tidak cukup hanya melihatku? Kau ingin dekat-dekat dengan Sehun juga? Atau jangan-jangan kau.."
"Apa? Kenapa oppa jadi sewot seperti itu." cicit lo sambil mempoutkan bibir lo.
Chanyeol terkekeh.
"Berani taruhan tidak? Aku bilang dalam hitungan 10 detik ponselku akan berbunyi." ucap Chanyeol percaya diri."Tidak. Aku tidak percaya."
Chanyeol tersenyum lagi.
"Lihat saja. Ayo hitung. Kau hitung aku tidak mau." suruhnya.Lo menatapnya curiga dan mulai menghitung. Bagaimana bisa Chanyeol menerka hal yang kemungkinan terjadinya sangat kecil.
Tapi hp nya benar-benar berdering saat hitungan kesembilan. Lo langsung terbelak kaget menatap Chanyeol yang sekarang terkekeh sambil meraih hpnya.
"Oppa, ottokae???"
"Magic!" jawabnya lalu menggeser gagang berwarna hijau di ponselnya.
"Nhe hyung, eodi? Eoh.. Yeee.. Arasseo. Okey."
Chanyeol menutup telponnya.
Lalu ia bangkit dan berjalan ke kamar mandi."Telpon temanmu sana, kau harus menemuinya sebelum kau pulang!" teriak Chanyeol.
Lo yang dari tadi masih bingung langsung tersentak dan mengingat apa yg Chanyeol katakan barusan.
"Ah iya, Hari." ucap lo.
Lo bukan ga ada niat ketemu Hari, temen lo. Tapi takut-takut Hari ngajak ketemuan tapi Chanyeol gak ngizinin lo kemana mana. Dan sekarang lo udah senyum-senyum senang sambil menunggu Hari mengangkat telponnya.
"Bagaimana?" tanya Chanyeol setelah keluar dari kamar mandi.
"Dia tidak jawab. Apa dia sibuk?" jawab lo lalu bermonolog sambil terus menelpon.
"Tinggalkan pesan suara saja. Nanti ia pasti anak menghubungimu." ujar Chanyeol lalu kembali lagi ke kamar mandi sambil membawa baju yang ia ambil dari gantungan.
Ah iya benar, pesan suara. Lo sampai lupa kalo layanan pesan suara sering digunakan di Korea.
"Oppa sudah mau pergi?" tanya lo ketika Chanyeol keluar dengan sudah memakai kaos dan celana training.
Chanyeol mengangguk.
"Aku harus syuting. Aku selesai besok pukul lima. Jadi biar aku saja yang memesan tiket pesawatmu nanti." ujar Chanyeol.Chanyeol memakai topi dan maskernya. Lalu duduk untuk memakai kaos kaki dan sepatu.
"Jangan lupa hubungi mama, nanti dia khawatir." tambahnya.Lo mengangguk dan tersenyum lebar menatap Chanyeol. Chanyeol berdiri lalu menurunkan maskernya.
"Aku pergi dulu." pamitnya lalu mendekati lo. Mengecup pipi lo singkat lalu mengusap kepala lo.
"Berhati-hatilah jika kau akan keluar nanti. Jangan lupa bilang pada ibu." ujarnya lagi sebelum menutup rapat pintu kamarnya meninggalkan lo yang masih senyum ngeliatin pintu.
"Aaaaaarrrggghhh gila gue lama-lama."
2 jam setelahnya, ponsel lo berdering dan menampilkan nama Jung Hari disana. Buru-buru lo mengangkatnya dan mengucapkan salam kepada Hari dengan perasaan cukup bahagia.
"Arin-ah... Kau dimana sekarang? Aku baru saja mendengar pesanmu dan aku kaget. Kaget sekaligus ingin segera menemuimu! Kenapa kau tidak bilang padaku huh? Kan aku bisa menjemputmu dibandara!"
Semprot Hari dari seberang sana membuat lo sedikit menjauhkan hp lo dari telinga."Hehehe, tenanglah... Aku dirumah bibiku. Apa kita bisa bertemu sekarang?" tanya lo pelan.
"Tentu saja! Ayo katakan aku harus menjemputmu dimana?"
"Tidak tidak, aku bisa kesana naik taxi. Kau hanya perlu mengirim lokasimu. Oke? Aku ganti baju sekarang." tegas lo lalu langsung memutuskan sambungan telponnya.
Setelah berganti baju, lo buru-buru turun dan mencari keberadaan ibunya Chanyeol. Dan kebetulan sekali ia sedang duduk bersama seseorang yang terlihat sedikit lebih tua darinya di teras belakang rumah.
"Rinrinie, waeyo? Kau mau kemana sudah rapi begini?" tanya nyonya Park begitu melihat lo.
"Ah.. Keuge.. Eomonim, bisakan kau mengizinkanku keluar sebentar?" tanya lo takut-takut.
Nyonya Park tersenyum ramah.
"Kau mau kemana?""Aku mau bertemu temanku. Perempuan kok. Temanku saat kuliah disini dulu." jawab lo cepat. Nyonya Park tampak berfikir sebelum akhirnya ia mengangguk.
"Baiklah. Pastikan kau harus pulang sebelum larut malam ya." pesannya.
"Baik eommonim, kumawoongggg aku pergi dulu." balas lo riang dan tanpa sadar lo nyalamin mamanya Chanyeol sebelum berlari kedepan.
.
.
.
Keep vomment Yeorobun 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
NYASAR ✖ PARK CHANYEOL
Fanfiction[ON GOING] "hah? Pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya?!" "Chanyeol? Gausah mimpi!" "jangan bilang Chanyeol tiba-tiba keluar dari poster" -May 31, 2017-