Demi apa gue udah ngetik setengah tapi gak ke save! *cobaan bulan ramadhan berat banget 😩
.
.
.
Daritadi lo didapur sama Chanyeol, lo cuma mondar mandir gak jelas ngikutin Chanyeol. Sesekali doang lo bantunya. Bantu nyuci sayur, kupas bawang, ngambil garem, ngambil gula, ngambil sendok, ngambil pisau, ngambil hati Chanyeol, tapi ga berhasil. Orang Chanyeol masaknya serius banget. Udah berasa kaya di masterchef aja lo. Chanyeol juga gak minta pendapat lo tentang rasa masakannya. Dia nyicipi sendiri tanpa niatan untuk meminta lo mencicipi makanannya.Tapi lo masih bingung menu ayam apa yang dimasak Chanyeol. Opor ayam, bukan. Ayam kecap, sangat tidak mungkin. Ayam penyet, lo sehat?
Ayam rendang? Sop ayam? Soto ayam? Kari ayam? Gak ada satu menu ayam pun yang mirip sama ayam yang dimasak Chanyeol.Karna merasa gak ada lagi yang bisa lo kerjakan, lo memutuskan untuk duduk di meja makan. Chanyeol masih sibuk ngaduk-ngaduk panci masakannya. Entah kapan itu matang. Padahal udah hampir sejam itu dimasak.
Lo udah laper duluan gara-gara nyium baunya. Sumpah demi apapun, baunya lebih enak dari masakan bunda lo, yang memang sangat jarang masak."chachang!! Igeo.. Samgyetang!" ucap Chanyeol sambil meletakkan mangkuk di depan lo.
Lo tercengang melihat ayamnya masih utuh gitu. Pantes aja dari tadi gak ada sesi motong ayam.
"yaa, apa kau pernah memakannya? Tidak kan? Ini.. Spesial untukmu." kata Chanyeol sambil tersenyum dan melipat tangannya diatas meja. Dia duduk di depan lo.
Lo menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Chanyeol tadi.
"gumawo oppa.."Dan tanpa keraguan lagi, lo langsung mencicipi masakan Chanyeol.
Sama seperti aromanya yang menggoda, rasanya juga menggoda untuk dihabiskan. Yang masak juga sangat menggoda untuk di... Hmmm. Ah sudahlah.
"otteyeo? Massiseo??"
Tanya Chanyeol antusias."nae oppa! Ini bahkan lebih enak dari masakan koki!" jawab lo dengan mata yang berbinar.
"aaah, kau sangat berlebihan." kata Chanyeol malu-malu.
"keurom, apa kau mau membaginya denganku?" bisik Chanyeol yang membuat lo terkekeh dan mendorong mangkuk Samgyetang ke tengah.
"tentu saja aku harus makan ini bersama oppa!"
Jam sudah menunjukkan pukul 3 malam. Chanyeol sudah masuk ke kamarnya dan lo kembali ke atas. Tempat tidur lo udah penuh. Jadilah lo tidur di bawah bareng Anjun dan Fitri. Tidak lupa lo mengunci pintu dan menyimpan kuncinya di suatu tempat yang tidak terjangkau oleh temen-temen lo. Lo tau besok lo pasti bangunnya lebih lama daripada mereka. Bahaya kalo mereka keluar kamar dan nyariin Chanyeol.
Untung mereka udah tidur.
Batin lo."riiiiiin!!"
"astoge ni anak!"
"woi bangun kampret!"
"kuncinya mana woiii!!"
Lo mendengar semua teriakan temen-temen lo dan merasakan beberapa goncangan dahsyat yang menimpa tubuh lo. Cuma mau gimana lagi? Mata lo belum mampu terbuka.
Sampai akhirnya mereka dia dan berubah menjadi teriakan-teriakan yang sangat mengganggu.
"gila pagi pagi nonton horror." ucap lo dengan suara yang parau, lo ngelirik jam. Udah jam 9.
Lo buru-buru bangun dan kekamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi.
Setelahnya lo membuka kunci kamar lo yang membuat semua temen-temen lo ngeliatin lo."jadi lo,"
"iya, sengaja gue kunci supaya kalian gak mengganggu Chanyeol oppa." ucap lo ketus.
"terus aja bersikap seolah-olah Chanyeol itu suami lo." umbar Lala sedih.
"hah? Apaan sih? Bias kita kan beda-beda!" ucap lo sebelum menutup pintu dari luar.
Lo berlari menuruni tangga menuju ke kamar tamu.
Tok tok tok
"oppaaa.."Tak ada jawaban. Bahkan sampai panggilan ketiga juga tak ada jawaban. Feeling lo mengatakan bahwa Chanyeol masih tidur.
Benar aja, Chanyeol masih molor ditempat tidurnya. Tapi ia terbangun mendengar lo ngetok pintu.
"oeh, Kau sudah bangun?" tanya Chanyeol dengan suara parau.
"nae, aku ada di kolam renang jika oppa mencariku.." ucap lo pamit.
Temen-temen lo udah pada turun. Biasanya bangun tidur kalian akan berenang atau jogging. Tergantung suasana hati.
"hp lo bunyi tadi rin, cek deh, siapa tau nyokap lo." kata Anjun.
Lo mengangguk dan segera berlari kembali ke kamar. Langkah lo terhenti saat melihat Chanyeol berjalan menaiki tangga. Lo membiarkan Chanyeol sampai ia masuk kedalam kamar lo. Setelahnya, lo langsung nyusulin Chanyeol.
Pintu kamar lo gak tertutup rapat. Lo bisa liat Chanyeol celingukan mencari sesuatu. Hp.
Chanyeol mengangkat sebuah panggilan di hp lo dengan malas. Bahkan dia sempat berdecak kesal.
"eoh
"nae..
"iyee
"yeee
"aaaah, ye ye ye ye
"keure, kokjjonghajima.
"aah, okey.
"eoh, arasseo.."Chanyeol menutup telponnya.
Lo memberanikan diri untuk masuk kedalam. Ya, setelah menguping pembicaraan Chanyeol dengan seseorang yang lo perkirakan sejenis dengannya."eoh oppa, kau disini." ucap lo yang membuat Chanyeol menoleh dan tersenyum sekilas.
"bbianhe, aku meminjam ponselmu tanpa izin.." kata Chanyeol sambil memainkan hp lo.
"aku harus menghubungi seseorang." sambungnya sebelum ia tersenyum menatap lo. Chanyeol meletakkan hp nya dan berdiri berjalan kekamar mandi.
Lo mengecek hp lo dan menekan menu log. Ada 3 panggilan tak terjawab yang ketiganya dari nomor asing. Nomor yang sama dengan nomor orang yang berbicara dengan Chanyeol barusan.
Lo langsung kepikiran jika itu adalah nomor orang yang mengenal Chanyeol dan akan menjemputnya.
Siangnya, semua temen lo sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Ya, sudah jelas bahwa mereka akan pulang dengan perasaan terpaksa. Terpaksa dan tidak ingin meninggalkan Chanyeol. Dan mereka juga mengatakan akan kembali kesini sepulang sekolah besok.
Keberadaan Chanyeol yang telah diketahui oleh orang rumah membuat lo sedikit lebih tenang. Lo gak harus sembunyi-sembunyi lagi sekarang.
"oppa, apa kau ingin jalan-jalan?" tanya lo yang membuat Chanyeol langsung melihat lo.
"siapa yang tidak ingin diajak jalan-jalan?" tanya Chanyeol tanpa menjawab pertanyaan lo. Tapi cukup membuat lo tersenyum dan menganggap itu adalah jawaban iya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYASAR ✖ PARK CHANYEOL
Fanfiction[ON GOING] "hah? Pokemon? Nyari pokemon sampe segitunya?!" "Chanyeol? Gausah mimpi!" "jangan bilang Chanyeol tiba-tiba keluar dari poster" -May 31, 2017-