63.Cooking

2.1K 296 7
                                    

Setelah memastikan semua barangnya tersusun rapi, Chanyeol langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sambil menunggu lo datang, Chanyeol ingin memejamkan matanya sebentar. Matanya lelah setelah menangis, apalagi ia tidak membawa obat mata yang biasa ia gunakan ketika ia kurang tidur.

"Rin ah, jika kau ingin pergi ke suatu tempat, hubungi aku saja ya. Jangan sungkan." pesan Hari saat lo hendak keluar dari mobil.

"Nhe Hari, kau baik sekali padaku. Aku jadi tidak enak menolak ajakan makanmu." balas lo dengan nada sedih.

"Gwaenchana, kita bisa makan besok atau kapan pun kau siap. Sebenarnya aku lupa jika aku juga ada janji. Aku harus mengantar adikku ke rumah sakit." jelas Hari sambil tersenyum.

"Adikmu kenapa?"

"Ah tidak apa-apa, dia hanya demam." jawab Hari masih sambil tersenyum.

"Benarkah? Sampaikan salamku untuk adikmu ya? Semoga adikmu cepat sembuh." ucap lo yang setelahnya langsung keluar dari mobil Hari.

"Hati-hati!" seru lo.

Hari langsung menutup kaca mobilnya dan berlalu meninggalkan lo.

Dengan perasaan yang masih sama, masih berdebar-debar seperti biasanya. Lo masuk ke dalam. Lo sibuk menebak-nebak apa yang sedang Chanyeol lakukan sekarang.

Perlahan lo membuka pintu dan memasuki kamar lo. Chanyeol tertidur dengan keadaan terlungkup. Terdengar sayup suara napasnya yang berat dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lo jadi iba liatnya karna Chanyeol benar-benar terlihat seperti orang yang lelah.

'Apa oppa ini tidak keluar kamar dari sejak gue bangunin ya?'
Batin lo sambil memandangi Chanyeol dan mengingat kaos yang ia kenakan tadi saat terakhir kalo lo tinggalin.

Kaosnya sama, abu-abu. Hoodie yang ia gantung yang berbeda. Tadinya Chanyeol memakai long coat blazer berwarna coklat. Sekarang ia menggantung hoodie hitamnya.

Lo duduk di kursi kamar yang ada di dekat pintu sambil mainin hp. Mau membangunkan Chanyeol juga tidak tega. Melihat Chanyeol tertidur pulas seperti itu saja sudah membuat jantung lo berdetak tidak karuan. Apalagi melihat Chanyeol tersenyum bahkan tertawa.

Chanyeol tersentak saat mendengar suara hp lo yang tiba-tiba bunyi. Lo rasanya pengen banting hp aja saat itu. Lo jadi mengganggu tidurnya Chanyeol.

"Eoh wasseoyeo?" tanya Chanyeol dengan suara beratnya.

"Nhe oppa, tidur lagi saja tidak apa-apa." jawab lo cepat.

Chanyeol menggeleng dan langsung bangkit untuk duduk dan mengumpulkan nyawanya.

"Tidak, aku ingin melakukan sesuatu."

Lo mengerutkan dahi lo menatap Chanyeol.
"Apa itu?"

Chanyeol tersenyum jahil ke arah lo. Membuat jantung lo makin mau copot.
Sialan.

"Ya! Kenapa wajahmu pucat begitu? Kau takut?" tanya Chanyeol lagi sambil berdiri dan hendak berjalan mendekati lo.

Lo jadi ikutan berdiri juga karna Chanyeol, sumpah demi apapun serem banget.

Chanyeol berjalan perlahan sambil terus tersenyum ke arah lo. Lo makin lama makin mundur. Sampe mentok di dinding samping pintu.

Chanyeol menekan tangannya di dinding yang ada di belakang lo. Laki-laki itu lalu menatap mata lo dalam. Perlahan ia mendekatkan wajahnya sambil memiringkannya.

"Temani aku masak." bisiknya tepat di telinga lo.

RASANYA MAU PINGSAN AJA.

Chanyeol terkekeh mendengar lo menghela napas lega.

NYASAR ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang