Cinta yang mana?

2.4K 246 83
                                    

" Aku tidak apa apa." Jeffan tersenyum manis menghapus air mata Akira saat itu

" Kenapa kau melakukan semua ini Jeff, jika kau mau kau bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan diri." Akira memeluk sosok didepannya lekat.

Jeffan tersenyum mengusap punggungnya

" Tetaplah bahagia bersama Exsa, hanya itu permintaanku."

***





Izika berlari dengan kaki telanjang mengikuti tubuh Alfa yang penuh dengan darah.
Saat kecelakaan itu terjadi, ia tengah lewat mencari kendaraan untuk pulang, dan beruntung ia bertemu dengan Vannesa yang tampak berhenti di lampu merah.
Vannesa mengajaknya pulang bersamanya.

Hingga...

" Heeeiii kau menerobos lampu meraaaahhh!!." Teriak Vannesa saat seorang pemuda nekat dengan kecepatan tinggi tiba tiba meluncur cepat dari belakang. Dan....

" Bruakkk." Kecelakaan itu terjadi, tepat didepan matanya.

Sosok yang tak lain adalah kakak kandungnya menggelinjang, meregang nyawa.

" Kak Alfaaaaaa." Teriaknya histeris









Rumah sakit

" Jeff tolong, Tolong jangan lagi lagi begini. Jangan mati aku mohon... jangan jangaaan.. jangan pergiii..." Izika menangis sesak.

Aku takut...
Aku takut melihatnya begini...
Aku takut...
Aku benar benar takut...

" Nona tolong tunggulah di luar. Kami harus menangani pasien." Pinta Dokter.

" Gak, selamatkan dia dok!! Selamatkan diaa... selamatkan suamiku... aku mohon jangan biarkan dia mati." Izika memerah.

Vannesa memeluknya hangat. Mereka berduapun menangis.

Ruangan itu tertutup, dan lampu operasipun menyala diatasnya. Menyisakan kesedihan yang pekat dihati Vannesa dan Izika yang terduduk lemah di kursi tunggu.

" Kak Alfa gak mungkin gak pake helmnya, dia memang nakal tapi kak Alfa gak pernah melanggar peraturan seperti tadi." Vannesa sesenggukan.

" Mom dan daddy pasti sangat sedih. Ines gak mau kehilangan kak Alfa." Sekali lagi gadis itu terguncang.

Izikapun menangis memeluknya. Entah apa yang harus ia katakan untuk menguatkan, ia sendiripun merasa sangat tertekan.

Izika menatap darah Alfa yang mulai mengering di tangannya. Baru ia sadari, sejak tadi ia memeluk Alfa erat, menahan kepalanya yang terus berdarah disepanjang jalan. Padahal, Izika phobia dengan darah. Dan ia sama sekali tidak merasa takut tadi?

Ada kesedihan yang lebih besar di hatinya. Rasa takut yang lebih besar.




Beralih ke Vallen...





" Kak tadi apa apaan? Itu tidak sopan namanya. Tuan Aleandra itu sangat baik." Tekan Alice mengernyit, Vallen tak mendengarkan. Ia sibuk melepas kemejanya lalu mengantinya dengan kaos casual.

" Kak Vallen." Tekan wanita itu menghadang langkah Vallen. Membuat Vallen menatapnya.

" Baik? Caranya menatapmu, caranya menyentuhmu, dia memiliki maksud lain Alice, aku tidak ingin kau membukakan pintu untuk pria itu jika aku tidak ada disini. Kau mengerti?" Tekan Vallen meruncing

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang