Aku adalah Kalian

1.7K 199 32
                                    

Perasaan ini tak bisa digambarkan dengan apapun
Entah dengan luka...
Entah dengan meregang nyawa.
Rasa sakit...
Rasa yang menempati setiap air mata
Rasa tak berarah dan tak bertuan

" Aku tidak bisa menerima ini." Aby menyeka air matanya.

" Ini tidak benar. Daddy masih suamimu! Mommy? Dia tidak boleh melakukan ini Alice! Cukup aku yang berada di situasi yang salah. Jika Alfa mendengar semua ini, entah apa yang akan terjadi." Aby memejamkan mata kemudian menarik napas panjang. Ini sudah 2 hari sejak kejadian waktu itu.

" Dia bahkan tidak mengingat Alfa, bagaimana aku harus bersikap? Kenyataannya dia mungkin masih mencintai mommy. Dia hanya mengingatnya." Alice menunduk kecewa.
Mereka berada di ruangan itu, Alice, Aby, Trevian, Evan dan Vannesa.

" Kak, kalau kau seperti ini, tidak akan ada yang sanggup membantumu. Cobalah bersikap seperti kak Alice yang aku kenal. Ini tidak boleh terjadi. Kak Aby benar, kau harus berjuang." Trevian memutar kursi rodanya ke hadapan Alice lalu menyeka air mata kakaknya itu pelan.

" Setauku, Daddy paling menyayangimu karna kau putrinya satu satunya. Kau sama sepertinya, optimis, kuat dan tidak mudah putus asa. Karna itu, kau bisa bersama kak Vallen." Imbuh Trevian

" Tidak Trev, itu karna aku mengira selama ini kak Vallen mencintaiku. Tapi dia mencintai mommy. Mereka saling mencintai sejak kecil, aku siapa? Aku tidak bisa memaksakan hatiku." Alice memeluk adiknya itu lalu menangis sedih.

Melihat itu...

" Kau mau ke mana?" Aby mencekal pangkal lengan Evan yang tiba tiba berdiri hendak beranjak.

" Lepas!" Tekan Evan dengan rahang tegas. Tapi, Aby mencekal lengannya kuat

" Kau mau ke mana?" Tanyanya lagi tak kalah tegas.

" Aku akan menemui mommy, aku akan membuat kak Vallen ingat dengan Alice. Kalau perlu aku akan memukul kepalanya atau kembali menyeretnya ke dokter. Akan aku lakukan apapun agar dia ingat!" Jawab Evan

" Kau pikir siapa yang kau bicarakan ini? Dia ayahku!" Balas Aby memerah. Evan membuang muka. Bola matanya berkaca kaca. Ia kemudian terduduk lagi, mengacak rambutnya frustasi

" Ada apa dengan keluarga ini? Selalu saja masalah masalah dan masalah!" Keluhnya menatap Alice yang juga menatapnya.

" Keluarga yang dibentuk dengan banyak masalah maka akan selamanya menghadapi masalah lainnya Evan. Kita harus menyelesaikan ini dengan kepala dingin." Ujar Aby.

" Bagaimana jika dia dan mommy menikah? Aby, tidak semua hal bisa diselesaikan dengan baik baik! Kak Vallen kehilangan memorienya gara gara si brengsek Sean itu! Dan Ines, kau bukan demi dirimu, maka aku pastikan dia sudah aku potong potong!" Tekan Evan ke arah Vannesa yang hanya bisa menundukkan wajahnya.

" Kau juga, kenapa kau harus menikahi pria seperti itu hah? Apa tidak ada orang lain yang bisa kau cintai selain dia?" Imbuh Evan. Dia benar benar marah sepertinya.

" Van, jaga bicaramu. Vannesa masih terlalu muda. Jangan membentaknya!" Bela Aby

" Kau juga! Kalian sama saja!" Tunjuk Evan. Hingga...

" Sudah cukup! Aku tidak ingin mendengar pertengkaran kalian. Bisakah kalian diam dan tidak saling menyalahkan?" Teriak Alice menatap ke dua adiknya itu sedih. Aby memalingkan wajahnya begitupula Evan.

Beberapa saat, suasa hening. Sebelum...

Prank

Terdengar suara sesuatu jatuh di ruang sebelah.

" Alfa?" Alice langsung bangun dari duduknya. Benar, ruangan itu ruangan putranya, Alfa.

" Alfa!" Aby langsung berlari ke sana.

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang