Apa Kau Yakin?

1.2K 144 33
                                    

Dia diam menatap gelap langit malam itu, segelas alkohol kembali meluncur membasahi tenggorokannya. Lalu segalanya seakan hening
Di ruangan itu, dia tidak sendirian. Ada 2 orang wanita cantik yang menggerayanginya tanpa rasa, duduk di atas pahanya dan mencoba bergelayut manja. Namun sekali lagi, jiwanya terasa sepi.

Apa kau yakin kau akan menghancurkanku?
Demi anakmu yang pernah ada di sini, katakan kalau kau memang ingin menghancurkanku! Katakan Sean!

" Shitt!!" Sean berdiri membanting gelas di tangannya, membuat 2 wanita itu berdiri kaget dengan wajah takut

" Are you okay honey?" Tanya salah satunya mencoba menggapai lengan Sean. Namun...

" Awwww!!!"

" Jangan pernah berani memanggilku sayang, kau mengerti!!" Bentaknya mencekal kasal lengan wanita itu lalu melemparnya ke sova.

" Dasar homoo!!!!!" Teriak wanita itu kesal

Sean melangkah diantara orang orang yang tampak gila karna mabuk, menari dengan suara bising yang senyap. Bola matanya memerah, tanpa sadar ia menyeka air matanya. Bahkan sebotol anggur tak mampu membuatnya lupa pada rasa sakit yang entah kenapa mencubit hatinya.
Seandainya Vallen bukanlah orang yang menyakiti keluarganya, apakah kehidupannya akan lebih baik? Apa dia akan bisa merasakan apa itu bahagia?
Sosok kekar itu melangkah pasi ke luar dari club yang seolah semakin menyiksa batinnya.

Berkali kali hatinya seakan menjerit saat menatap ke dalam mata Vannesa

Apa salah gadis ini?
Dia ibu dari anak yang aku paksakan dengan cara licik
Mungkin seandainya dia bukan putri Vallen, apa bisa aku bersamanya?

Sean meremas rambutnya lalu duduk di sisi jalan usai ke luar dari pintu Club. Wajahnya memerah mencoba menahan tangis.

Sebelum...

" Kau di sini?"

Ulu hatinya serasa bergetar mendengar suara itu. Seakan, itu suara yang datang dari dalam jiwanya. Sean menatap sosok yang ada di depannya lekat, wujud dari angan yang sejak tadi berputar putar di otaknya

Vannesa tampak tersenyum pucat

" Aku mencarimu ke mana mana, ayo pulang ke rumah. Kenapa kau di sini? Aku keluargamu sekarang kan? Ayo!" Ajak Vannesa mengulurkan tangan putihnya dengan pandangan teduh.
Sean terdiam sesaat

" Ayo!" Senyumnya tenang

Seanpun berdiri, dan entah kenapa ia mencoba menyambut uluran tangan Vannesa sebelum....

Bayangan itu lenyap, Sean hanya menggapai angin. Ya, dia hanya berhalusinasi. Kenapa? Kenapa dia bisa membayangkan wajah istri yang paling dia benci?

Tak habis rasa bingung menyelimuti pikirnya. Tiba tiba, seseorang menarik kerah belakangnya cepat. Dan....

Bug

Sebuah hantaman kuat membuat pemuda itu terhuyung dengan hidung mancung berdarah. Ia bahkan merasa seakan akan tulang hidungnya remuk. Tak hanya itu, sosok itu kembali menariknya bangun lalu meninju rahangnya dan menendang perutnya keras.

" Di mana Alice??" Teriaknya tegas, dan bisa ditebak itu siapa.
Vallen selalu bisa menemukannya.
Apa di kepala pria tua ini ada alat pelacak khusus atau insting pembunuh yang selalu bisa menemukan mangsanya?

Sean terhuyung menatap mertuanya, matanya kabut

" JAWAB!" Vallen meraih kerah Sean, memaksa pemuda itu menatap wajahnya yang terlihat menakutkan, ya tampan tapi menakutkan.

" Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan." Senyum Sean sinis

Dan...

Bug

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang