" Klek." Vallen melepaskan kacamatanya saat melihat siapa yang barusaja melangkah masuk kedalam ruangan. Senyum tersungging dibibirnya melihat Mira tersenyum pucat disana.
" Aku senang mendengar kabar kau sudah sadar dan mulai membaik." Ujarnya lembut.
" Terimakasih." Pria itu meletakkan koran ditangannya lalu mempersilahkan Mira duduk disisinya.
" Dimana Alice dan anak anak?." Tanya Mira mencoba memecahkan udara kaku disana.
Vallen memperhatikan wajah Ibu dari 3 anak itu lekat, kelopak matanya terlihat sembab dan bengkak.
" Kau baik baik saja kan?." Pertanyaan Vallen kali ini seolah benar benar menyentuh hatinya. Hanya dengan melihat, ia bisa mengetahui bahwa Mira tengah terluka. Bagaimana bisa ia menjauhi sahabat seperti ini.
" Aku baik baik saja, aku hanya ingin menjengukmu saja, oia ada salam dari erick. Dia terlalu sibuk jadi... " Mira menyembunyikan kesedihan di matanya.
Vallen menatapnya lekat.
" Mira jangan berbohong, ada apa?." Tanyanya memegang lengan Mira lembut. Sorot matanya benar benar menenangkan hingga Mira tak bisa menahan perasaan sedihnya lagi.
" A..ku ingin bercerai dari Erick Val."
DEG
" Kenapa? Apa karna...
" Tidak, ini bukan lagi tentang dirimu Val, jangan salah sangka. Aku hanya tidak bisa selalu bertengkar dengannya. Dia selalu saja menyakiti perasaanku seperti biasanya. Dia tidak menghargaiku sama sekali. Aku berpikir aku..." Mira tak sanggup melanjutkan ceritanya. Lagi lagi tangisannya pecah.
" Mira tenanglah. Jangan gegabah, Erick sedang emosi. Dia sangat mencintaimu, kalian sudah melalui banyak masalah selama ini. Jangan menyerah. Setelah aku keluar dari rumah sakit aku akan mencoba bicara dengannya." Tukas Vallen menghapus air mata diwajah Mira
" Mengapa Erick tidak bisa seperti dirimu Vallen."
" Ssshh tenanglah."
" Dia tidak pernah mengerti perasaanku semakin lama aku merasa ia semakin mirip dengan Stevan ayahnya. Aku takut val..." Mira menggenggam erat lengan Vallen lalu beranjak kesisinya
" Tenanglah." Ujar pria yang masuk usia berkepala 4 itu memeluk Mira menenangkan.Mira terisak... ia sangat sedih...
Dan bersamaan dengan itu...
" Daddy." Sebuah suara membuat Vallen melepas pelukannya pada Mira seketika. Melihat kearah pintu dan tampak Alfa berdiri mematung disana, tidak sendirian...
Alice juga tampak memerah.
Sekali lagi, ia menahan hati.Mira bergegas menghapus air matanya, berusaha tersenyum lalu berdiri melangkah kearah cucunya itu.
" Sayang, apa kabar nak?." Tanyanya hendak memegang wajah Alfa. Tapi...
" Jangan menyentuhku!."
Deg
" Alfa... ini tidak seperti yang kau pikirkan nak."
" Lalu apa yang bisa aku pikirkan Nenda? ( Nenek muda ). Apalagi yang bisa aku pikirkan jika melihat adegan tadi yang bahkan daddy tidak pernah selembut itu pada mommy? Apalagi yang bisa aku pikirkan. Sekarang sebaiknya nenda pulang saja, aku tidak suka Nenda disini kecuali ada grandpa disini, apa kau tidak mengerti ini menyakiti semuanya!." Tunjuk Alfa berang. Wajah tampan pemuda yang akan segera berusia 17 tahun itu terlihat merah menahan emosinya.
" Alfa jangan ucapanmu!." Tekan Vallen pucat
" Aku datang kesini karna mommy menelfon dan mengatakan kau sudah baik baik saja dad. Tapi sepertinya aku lebih mengharapkan jasadmu dari pada melihat adegan menjijikkan tadi." Tekan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath and Heart ( Mr. Elegant )
Roman d'amourKarna 1000 halamanpun tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku mencintaimu Normalnya, didalam sebuah cinta, pasti ada hati dan napas yang menjadi satu. Tapi dalam Breath and Heart ada 4 kisah yang menyatu jadi satu. Merekalah napas dan hati seluru...