Diam

1.7K 192 39
                                    

" Mom?" Alfa memegang tangan dingin wanita yang telah melahirkannya itu dingin sebelum memasuki ruang operasi. Sejak tadi, wajah cantik Alice terlihat sangat sedih. Dia terus terdiam dengan air mata meleleh di wajahnya.

" Are you okay?" Tanya si pirang lagi dengan mata ambernya yang menyimpan kecemasan

" Tidak apa apa nak?" Jawab Alice menyeka air matanya lalu tersenyum getir. Tidak mungkin dia mau membebani anak sulungnya itu dengan masalah baru ini. Dia akan menjalani operasi besar dan Alice tahu betul sifat Alfa. Dia akan kabur dari ruang operasi jika mendengar kabar tentang Vallen ayahnya. Dibelainya lembut lengan Alfa yang dipenuhi lebam.

" Gw gak percaya, gak mungkin gak ada apa apa? Gw tunda saja operasinya kalau memang ada masalah lagi yang membuatmu sedih." Alfa berusaha duduk

" Tidak Alfa, tidak ada masalah apapun. Aku hanya sedih mengingat... aku... " Alice mencoba mencari alasan. Hingga...

" Sampai kapan kau akan sebodoh ini Alfa? Alice sejak semalam memikirkanmu. Dia cemas dengan operasi ini. Kau tahu dia sangat cengeng." Ujar Aby tampak melangkah ke hadapan Alfa dengan senyum manis di wajahnya. Tapi Alfa tak mendengarkan. Dia menatap Alice kemudian mengernyit

" Mom katakan padaku ada apa?" Tanyanya

Aby memegang jari jari Alice lalu tersenyum menatap wajah cantik kakaknya yang juga menatapnya seakan memberi isyarat semuanya akan baik baik saja.

" Aby benar Alfa. Aku takut operasi ini akan gagal." Ujarnya dusta. Mendengar itu, Alfa mengulas senyum

" Alfa Abigail tidak selemah itu. Tolong jangan menghinaku! Kau akan melihat aku akan baik baik saja setelah ini." Ucapnya menghapus air mata Alice yang kemudian mencium keningnya lembut.

Seorang ibu akan menyimpan lukanya sendiri.
Seorang ibu akan selalu di sisi anak anaknya saat mereka sakit
Tapi rasa sakit mereka, tak akan ada yang tahu..

Alice melepas Alfa ke ruang operasi dengan Alika bersamanya. Berusaha tersenyum walaupun hatinya sedang terluka.
Setelah itu.. dia terduduk lemas menangis di ruang tunggu

" Alice." Aby memegang pundaknya hangat.

Alice menggeleng menghempas tangan adiknya itu

" Aku tidak apa apa By, aku baik baik saja." Ujarnya terisak

" Alice kemarilah!" Aby menarik Alice ke dalam pelukannya. Hingga akhirnya Alice menangis di dadanya sesak.

" Dia melupakanku bi, dia lupa padaku! Selama ini dia tidak mencintaiku. Dia hanya mencintai mommy. Dia tidak tulus mencintaiku, karna itu dia hanya mengingat momy dan dirimu. Dia melupakanku." Ujarnya dengan suara gemetar

Abypun meneteskan air mata. Dia tidak tahu harus menjawab seperti apa. Karna kejadian sebelumnya memang sulit dijabarkan. Entah apa yang harus dia lakukan untuk menenangkan Alice. Yang pasti hatinya sangat terluka

Flashback

" Vallen mengalami masalah di memorinya. Dia mengalami pencucian otak. Tapi pencucian otak ini tidak sepenuhnya selesai. Karna itu dia masih bisa menyimpan sedikit memorie yang menurut alam bawah sadarnya terpenting dalam hidupnya untuk di pertahankan." Ujar Dr. Andre saat Alice membawa Vallen ke rumah sakit mereka tadi. Aby yang berada di sisinya menarik napas panjang

" Tapi daddy akan mengingat lagi semuanya kan paman? Maksudku dia akan mengingat Alice dan keluarganya kan?" Tanya Aby

Dr. Andre menarik napas panjang. Pria yang hampir sepenuhnya rambutnya beruban itu berdiri menunjuk gambar otak di monitornya yang masih menyala

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang