Show Time

2.2K 196 38
                                    

Izika menggigit bibirnya menahan sakit, rasanya seperti tulang tulangnya dipatahkan disaat bersamaan, rusuknya gemerutuk dan seluruh tubuhnya terasa begitu tersiksa. Dia berada diambang kematian

" Bertahanlah Izika." Bisik sebuah suara memegang tangannya hangat.
" Alfa?" Izika menangis.

Takdir seorang wanita adalah memang menjadi seorang ibu. Tapi tak ia sangka melahirkan akan sesakit ini. Dan ini semua ia perjuangkan demi...

Pria yang saat ini berdiri disisinya.

Jantungnya terasa hampir meledak rasanya, seakan akan ia terhimpit diantara kematian. Hingga...

Suara tangisan itu terdengar, memenuhi ruangan. Dan rasa sakit itupun terbayar

" Kalaupun aku harus mati, aku rela~ inikah rasanya... menjadi seorang ibu?" Batinnya memejamkan mata.

***

" Tuan ini sebuah keajaiban, mereka berdua berhasil selamat."

Tangannya begitu mungil, dengan mata yang masih terpejam dia mencoba menggenggam jari Alfa yang tersenyum tak berkedip menatapnya.

" Putriku?" Tanyanya seolah tak percaya.

" Bukan, itu anak yatim. Ayahnya sudah meninggal." Izika memalingkan wajahnya yang masih berkeringat. Alfa tersenyum kembali memperhatikan putrinya.
Membuat Izika kembali menatapnya kesal

Ini cowok dari dulu sama sekali gak berubah ya
Baru tadi aku meregang nyawa demi melahirkan putrinya. Dan sekarang dia bersikap acuh. Alfaaaaaaaa kapan kamu pekanya.
Apa dia benar benar...
Tidak mengingatku?

Batinnya menjerit

Hingga...

" Aku masih belum mengerti tentang hubungan kita Izika. Tapi kalau ini memang putriku, terimakasih." Ucap Alfa membuat Izika seketika menatapnya dengan mata berkaca kaca.

" Cobalah untuk mengingatku sekali saja." Pintanya menangis

" Aku benar benar tidak bisa. Aku bahkan tidak memiliki perasaan apapun padamu." Jawaban Alfa membuat Izika semakin sedih saja. Ia memeluk bayinya sambil terisak

" Alfa jangan keterlaluan, dia baru melahirkan anakmu. Mempertaruhkan nyawanya untuk dirimu. Dan ini ucapan terimakasihmu?" Trevian yang juga berada diruangan itu memerah menatap Alfa

" Aku juga tidak mengenalmu. Jadi tolong, maafkan aku." Alfa menarik tangannya dari bayi mungil itu lalu melangkah ke arah pintu. Tapi, baru saja ia memegang gagangnya...

" Krek." Pintu itu terbuka

" Jeffan?" Vannesa mengernyit menatap wajah Alfa berada didepannya. Alfa tak ingin menjawab, dia memalingkan wajah dan hendak beranjak sebelum

" Alfa!! Aku mencintaimu!!" Teriak Izika

" Dan akan selalu menunggumu!"

Pemuda itu terdiam sejenak, tak ingin menoleh tapi suara tangisan bayinya seolah mampu menembus ulu hatinya.

" Alfa?" Vannesa mengernyit

Kenapa Izika meneriakkan Jeffan dengan nama kakak?

Mendengar itu, Sean yang tampak baru memasuki ruangan tersenyum mengerti. Ia memegang pundak Alfa, menatap sorot mata pemuda itu yang menajam menatap ke arahnya.

" Seorang anak gadis, identitas yang terbongkar dan huuuu motiv yang tersembunyi. Kau tertangkap pangeran kecil Abigail, jika aku memberikan seorang putra di keluarga ini... maka, putraku akan menendang seluruh keluargamu keluar nanti... terus saja membuat drama seolah kalian mampu mengalahkanku." Bisiknya membuat Alfa tersenyum.

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang