Aby

3.1K 324 42
                                    

Pagi itu, suasana dirumah Vallen tampak kacau. Pasalnya entah angin apa yang membawa sosok Aby pulang dari amerika tanpa memberi kabar apapun terlebih dulu.
Lebih lebih lagi, sesampainya dirumah, putra sulung Vallen yang biasanya dikenal sangat disiplin, rapi, ramah dan sopan itu langsung mencari sosok adiknya dan menyeretnya turun kelantai bawah.
Entah musibah apalagi yang telah Alfa ciptakan, yang jelas.. jika sampai Aby turun tangan, apalagi turun pesawat,  itu artinya anak ini telah membuat suatu kekacauan yang cukup besar.



" Brak." Alfapun tersungkur dengan rambut acak dan pelipis memar setelah mendapat satu kali tinjuan dari kakaknya.

" Gabriel Alvando ada apa ini? Mengapa kau pulang tanpa mengabari dan memperlakukan adikmu seperti ini?". Tanya Vallen masih dengan baju tidurnya.
Aby tampak memerah dengan napas berat menahan emosi. Bola matanya berkaca kaca

" Daddy, dia harus dibawa kerumah sakit jiwa. Dia ini gila! Dia sakit jiwa! Gara gara dia hari ini aku hampir membunuh orang!." Tekan Aby meradang, napasnya masih berhembus berat. Terlihat jelas ia benar benar kecewa pada Alfa yang hanya mendengus kesal lalu menjawab :

" Berlebihan."

" Apa katamu!! Ayo jawab lagi... kau bilang apa barusan!!". Teriak Aby meraih kemeja Alfa.

" Hei hei hentikaaannn!!!". Teriak Vallen akhirnya.

Dan dengan begitu.. pegangan di tangan Aby melemah. Ia kemudian terduduk lemas disisi Alfa. Mengacak rambutnya frustasi

" Katakan ada apa sebenarnya? Apalagi yang sudah Alfa perbuat?." Vallen mengusap rambutnya jengah

Alfa memutar bola matanya kesal

Beberapa saat kemudian, Alice yang mendengar keributan tampak tergesa gesa turun dari tangga. Wajahnya terlihat kaget dengan kedatangan Aby, apalagi dia hanya pulang seorang diri dan terlihat sama sama berantakannya dengan putra kesayangannya Alfa.

" Ada apa ini? Apa lagi yang disalahkan dan dipermasalahkan dengan adikmu hah?". Alice berkacak pinggang

" Tanyakan pada anak kesayanganmu ini. Dia sangat pandai dalam hal membuat ulah, si trouble maker ini hampir membuatku membunuh seseorang." Dengus Aby sembari menjitak kepala Alfa yang lagi lagi mendengus kearahnya

" Heiii jangan sentuh anakkku!!". Alice hendak menghampiri Aby.

" Memangnya kenapa kalau aku menyentuhnya? Aku bahkan ini mencekik lehernya dan menggantungnya ditiang bendera." Tekan Aby kesal.

" Coba saja kalau berani!!". Alice berlari hendak membalas Aby. Tapi...

Deg.

Emosinya seketika menyusut saat merasakan tangan Vallen menahan pinggangnya dari belakang. Tiba tiba saja dia merona.

" Biarkan Aby menjelaskan masalahnya, tenanglah." Bisiknya membuat Alice meleleh dan langsung mengangguk penuh khidmad.

" Anything for you sayang." Manjanya

" Cih, alay." Justru Alfa yang hampir muntah melihat sikap ibunya yang berlebihan.

" Gabriel coba jelaskan ada apa? Apa yang adikmu lakukan sampai membuatmu marah seperti ini? Dan dimana istrimu nak?". Vallen menatap Aby sendu.

Pemuda itu menarik napas panjang lalu mulai mengangkat suara.

" Kemarin lusa, Alfa menelfonku dad, dia bilang salah seorang pemegang perusahaan cabang di Sydney telah berlaku curang. Dia juga mengirim data data padaku yang entah dibuat dimana. Intinya karna ulah anak ini aku terpaksa memecatnya dengan tidak hormat, mencabut semua saham dan dana yang selama ini kita suntikkan. Alfa bilang semua data itu kau yang mengirimnya, aku mencoba menghubungimu tapi seharian telfonmu tidak bisa dihubungi. Tepat setelah aku mencabut semua haknya dan membuatnya jatuh dalam kebangkrutan aku baru tahu bahwa semua yang anak ini katakan adalah dusta. Orang itu bersih dan sekarang dia terkena serangan jantung dirumah sakit. Keadaannya kritis, aku hampir membunuh seseorang karna ulah anak ini." Tekan Aby menatap Alfa tajam. Vallen memijit pelipisnya mendengar cerita putra sulungnya

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang