Dia...

1.7K 207 38
                                    

Bisa minta tolong baca Dor dan Soul 3 Alone. 😊

" Ini semua kesalahanku. Ini semua gara gara aku. Aku terlalu mencintainya dan gara gara aku semuanya jadi seperti ini. Ini semua gara gara diriku." Mira tak hentinya mengucapkan kata kata itu. Dia benar benar terluka selama 3 hari ini. Menangis tanpa henti dan terus meratap. Sementara Alice, dia hanya menatap Mira tanpa mengatakan sepatah katapun. Tak ada raut kesedihan di wajahnya. Mungkin karna ingatannya belum kembali. Dia tidak mengerti siapa itu Vallen.

" Mom." Sapanya lembut memegang pundak Mira

" Ini semua gara gara ibu sayang, semua kata kata ibu tentangnya tidak benar. Ibu hanya wanita yang sangat mencintainya. Dia tidak pernah berbuat jahat padamu. Tolong maafkan aku, tolong maafkan aku Vallen." Tangis Mira memegang tangan putrinya erat. Ia kembali terisak dan Alicepun memeluknya

" Tak apa mom, Alicr bisa mengerti." Ujarnya sedih mengusap punggung Mira

" Maafkan ibu nak."

" Alice mau pulang mom, ini bukan rumah Alice. Alice harus menjaga anak anak Alice di rumah." Ujar Alice menatap Mira yang hanya bisa mengangguk lalu kembali memeluknya

" Maafkan ibu nak, maafkan ibu." Tangisnya sedih

***

Malam sudah larut saat Alice mendaratkan mobilnya di kediaman Abigail. Ia menarik napas panjang sebelum keluar dari mobilnya dan meminta supir untuk memarkirkan mobil.

" Alice." Senyum Aby dengan wajah suram menyirami tanaman di halaman

" Kau menyiram tanaman di malam hari?" Alice mengangkat sebelah alisnya

" Kebiasaan daddy menyiram tanaman tanaman ini di malam hari. Sekarang daddy sudah tidak ada jadi aku..." Aby kembali menyeka air matanya. Alice mendekati lalu memeluknya

" Tenanglah Aby semuanya akan baik baik saja." Ujarnya menepuk pundak Aby. Aby mengangguk pelan

Seandainya kau ingat semuanya Alice, maka kau akan menjadi yang benar benar terluka.

" Aku akan ke kamar dulu." Alice tersenyum kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya yang sudah hening. Beberapa waktu, dia hanya terdiam. Hingga...

" Mom?" Alfa tampak mendatanginya dengan rambut acak dan gelas air di tangannya. Dia tersenyum pucat dengan mata yang masih membengkak.

" Sayangku, kemarilah nak. Peluk ibu." Alice mendekati Alfa dan hendak merangkulnya. Namun...

" Tidak mom." Alfa menolaknya

" Aku sudah dewasa sekarang. Besok aku akan melanjutkan studyku dan aku akan menjadi mahasiswa. Aku akan membuat daddy bangga di sana." Ujarnya sedih. Mendengar itu, Mira membelai wajah putranya hangat.

Kematian Vallen membawa banyak perubahan yang baik.

" Di mana Alika nak?" Tanya Alice

" Dia tidur di kamar kak Aby dan Kak Saira. Aku tidak bisa merawatnya. Aku tidak mengerti." Jawab Alfa pucat. Alice tersenyum cantik lalu memegang tangan kekar putra pertamanya itu

" Tidurlah, kau pasti sangat lelah. Dan jangan menangis lagi. Ibu janji semuanya akan baik baik saja." Ujar Alice penuh maksud
Sayangnya, Alfa hanya mengangguk lalu melangkah ke arah tangga menuju kamarnya.
Alice menarik napas panjang
Ia menatap seluruh rumah itu kemudian tersenyum lebar dengan sorot mata sulit diartikan

***

" Klek." Alice menyalakan lampu kamar setelah menutup pintunya.
Ibu muda itu mencepol rambutnya asal lalu melepas mantelnya dan menatap sekeliling kamarnya. Begitu banyak foto foto Vallen terpajang di sana. Dan itu hanya membuatnya mengangkat sebelah alisnya lalu kembali acuh dan hendak melepas kancing kemejanya. Sebelum....

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang